Selamat jalan Toriyama-sensei, karyamu akan selalu dikenang
Rest in Peace Akira Toriyama.Â
Akira Toriyama adalah sosok dibalik anime dan manga populer "Dragon Ball", sebuah kisah petualangan mengenai Son Goku yang mengumpulkan 7 bola naga yang bisa mewujudkan berbagai keinginan.
Namun sayangnya, keinginan para pecinta anime dan manga untuk terus bersama Akira Toriyama tidak bisa diwujudkan oleh 7 bola naga tersebut, karena pada 1 Maret 2024 ini beliau telah meninggal dunia.
Dragon Ball Bukan Satu-satunya.
Sebagai seorang mangaka, Akira Toriyama masuk kedalam kategori mangaka yang cukup produktif, sebelum dikenal karena "Dragon Ball", pria asal Kiyosu, Prefektur Aichi  ini juga sudah mencipatkan beberapa judul manga seperti "Wonder Island" (1978), "Today Highlight Island" (1979), "Tomato, Girl Detective" (1979), "Dr Slump" (1980), "Dragon Ball" (1984), "Sand Land" (2000), "Jaco the Galactic Patrolman" (2013) dan masih banyak lainnya.
Toriyama mulai dikenal sebagai mangaka saat  "Dr.  Slump" mulai populer di dunia, manga komedi yang menceritakan mengenai kekonyolan ilmuwan jenius dan robot berwujud anak perempuan bernama Arale.
Di sekitar tahun 2000an, anime Dr. Slump juga sempat ditayangkan di beberapa stasiun televisi swasta Indonesia, dengan salah satu soundtrack ikonik yaitu "kepala besar".
"Jaco the Galactic Patrolman" merupakan manga terakhir yang beliau rilis, yang kemudian memiliki kaitan dan berada dalam satu cerita dengan manga "Dragon Ball Super".
Selain sukses menjadi mangaka, Akira Toriyama juga merupakan sosok yang berada di balik terciptanya karakter dari game game populer macam "Dragon Quest", "Chrono Trigger", "Blue Dragon" dan lainnya.
Mengubah Sejarah Manga dan Anime.
Di masa 70an hingga 80an, Akira Toriyama masih bukan siapa-siapa, style manga di masa tersebut sangat berbeda jauh dengan masa sekarang, inspirasi dari manga di era 70an adalah karakter animasi barat macam Mickey Mouse dan Beety Boop, yang kemudian dikembangkan oleh Osamu Tezuka menjadi style manga yang populer di masa tersebut seperti "Atom Boy" atau "Astro Boy" (1952).
Tumbuh dan besar di masa 70an, tentu membuat Toriyama menjadikan seorang Osamu Tezuka sebagai idolanya, karena itu karya awal manganya juga memiliki style yang tidak begitu jauh berbeda dengan karya Osamu Tezuka.
Dari berbagai karya yang telah Toriyama ciptakan, kemudian tercetuslah ide untuk menciptakan karakter bocah laki-laki berekor seperti kera dan tak kenal takut dalam melakukan petualangan, maka terciptalah "Son Goku" yang merupakan karakter utama dari "Dragon Ball".
Melawan pakem manga di masa itu, yang kebanyakan berkiblat pada gaya cerita ala eropa, Toriyama justru mengambil referensi dari kisah mitologi Tiongkok mengenai perjalanan mencari kitab suci ke barat.Â
Karya tersebut lantas menjadi populer karena konsep yang unik serta konsep tembakan energi macam "Kamehameha" yang bahkan bisa menghancurkan bulan.
"Dragon Ball" yang kemudian berkembang menjadi "Dragon Ball Z" kemudian jadi makin populer, konsep "power up" atau peningkatan kekuatan jadi banyak disukai, padahal secara gambar apa yang dilakukan saat berubah menjadi saiya sangatlah sederhana, mengubah gaya dan warna rambut dari yang dulunya berwarna hitam menjadi berwarna pirang, dan warna pirang dalam manga menjadi lebih sederhana karena tidak perlu diwarnai.
Nama "Dragon Ball Z" sejatinya juga hal yang tidak disengaja, karena awalnya Toriyama akan memberikan judul "Dragon Ball 2" namun karena beberapa timnya salah membaca, maka tertulis menjadi "Dragon Ball Z", kesalahan ini kemudian diteruskan saja karena malah menjadi  nama keberuntungan dari manga tersebut.
Skala Kekuatan.
"What doesn't kill you makes you stronger".
Konsep "zenkai" juga merupakan bagian menarik yang masih juga dipakai dalam beberapa cerita di manga dan anime saat ini, "zenkai" adalah salah satu kemampuan bangsa saiya di mana saat mereka berada di kondisi hampir mati lantas kemudian pulih kembali, maka mereka akan mendapatkan peningkatan kekuatan luar biasa.
Angka yang digunakan untuk mengukur kekuatan juga jadi hal yang diterapkan dalam berbagai manga dan anime saat ini, alat "Scouter" yang menempel pada sebelah mata dan akan menunjukan angka kekuatan dari lawan yang dihadapi adalah salah satu benda yang cukup populer di masa tersebut.
Rivalitas yang Berkembang.
Ada juga konsep rivalitas antara beberapa karakter yang juga banyak dijadikan referensi, seperti rivalitas antara Son Goku dan Piccolo, dua karakter yang dulunya merupakan musuh bebuyutan ini, kemudian menjadi partner saat harus menghadapi musuh lain yang lebih kuat, bahkan Piccolo kemudian malah menjadi mentor untuk Son Gohan yaitu anak dari Son Goku.
Konsep cerita yang kemudian direferensikan dalam cerita Boruto oleh Masashi Kisimoto yang menjadikan Sasuke Uchiha sebagai guru dari Boruto Uzumaki yang merupakan putra dari rivalnya sendiri yaitu Naruto Uzumaki.
Dalam cerita "Dragon Ball Z" dan berlanjut ke "Dragon Ball Super" rivalitas antara Goku dengan Piccolo sudah tidak begitu berkembang, karena Goku menemukan rival baru yaitu sesama bangsa saiya, sosok keras kepala yang selalu tak mau kalah dari Son Goku yaitu Bezita.
Cerita dari "Dragon Ball Super" jadi berfokus pada tingkatan kekuatan yang dicapai pada Goku dan Bezita, saat Goku berhasil menguasai Ultra Insticnt, kemudian Bezita menguasai Ultra Ego, keduanya akan terus bersaing menjadi yang terkuat.
Melanjutkan Dragon Ball.
Dragon Ball masih terus berlanjut.
Menjelang akhir tahun 2023 lalu, telah diumumkan jika Dragon Ball akan memiliki salah satu series original terbaru yaitu "Dragon Ball Daima".
Series ini juga merupakan series yang diawasi langsung oleh Akira Toriyama sendiri, mengenai sinopsis dan bagaimana series tersebut masih belum bisa dikonfirmasi yang jelas series ini akan tayang di sekitar pertengahan tahun 2024 nanti.
Lantas untuk series Dragon Ball Super yang saat ini manganya masih berjalan, masih belum dikonfirmasi akan berlanjut atau tidak, karena untuk chapter 104 yang seharusnya akan rilis pada bulan april 2024 mendatang, dikonfirmasi tidak akan ada chapter baru, karena semua tim dan pihak yang terkait masih dalam masa berduka.
Namun jika memang akan dilanjutkan, sejatinya Akira Toriyama sudah mempersiapkan Toyotaro, mangaka muda yang selama ini bertanggung jawab dalam menggambar Dragon Ball Super, terhitung sejak tahun 2015 saat pertama kali rilis manga Dragon Ball Super, Toyotaro sudah sering bekerja sama dengan Akira Toriyama, tentunya dia sudah tahu mengenai garis besar dari cerita Dragon Ball Super yang menjadi legacy dari Akira Toriyama.
Semoga bermanfaat.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H