Pinjem duit dong!
Elu ada berapa ???
Yaudah sedannya elu deh..
Seorang kawan mendadak menghubungi saya dan meminjam uang pada saya, bliau beralasan jika uangnya terpakai untuk beli suatu barang yang tidak terduga.
Namun beliau tidak bisa mendefinisikan berapa uang yang dia butuhkan, bahkan malah balik bertanya ada berapa uang yang saya miliki.
Tidak Memiliki Pengetahuan Mengenai Finansial.
Pengetahuan mengenai finansial sangat penting di masa dewasa, namun tidak diajarkan di sekolah, berapa alokasi uang yang dibutuhkan untuk biaya hidup kita yang meliputi apa yang kita makan, kita minum dan untuk operasional seperti bensin dan lainnya, adalah biaya yang harusnya kita  ketahui.
Karena dengan mengetahui hal itu, maka kita akan mudah mengetahui berapa dana yang kurang  untuk kita bisa bertahan hidup hingga akhir bulan, kawan saya ini bahkan tidak jelas mendefinisikan berapa nominal uang yang beliau butuhkan untuk bisa bertahan hidup hingga akhir bulan.
Tidak Memiliki Dana Darurat.
Kebiasan memiliki tabungan adalah hal yang sudah diajarkan semenjak kita kecil, namun akan digunakan uang  yang sudah ditabung itu, tidak pernah diajarkan, kita hanya dijarkan untuk menabung dan menabung  saja.
Hal penting yang bisa kita lakukan dari menabung adalah mengumpulkan dana darurat, sebelum menuju ke investasi atau tabungan masa depan, lebih baik mementingkkan untuk mengumpulkan dana darurat, karena dana darurat ini adalah hal yang sangat penting jika terjadi suatu hal yang tidak diinginkan.
Idealnya memang dana darurat tidak dijadikan satu dengan uang tabungan, karena berbeda keperluan, namun jika memang sudah terlanjur menjadi satu dengan tabungan, maka ada jumlah nominal yang harus dicapai, yaitu mencapai 3 kali pengeluaran dalam sebulan.
Jumlah 3 kali pengeluaran dalam satu bulan inilah yang menjadi nilai tolak ukur untuk tabungan yang harus kita capai.
Tidak Memiliki Etika.
Selain mengenai finansial, kesalahan fatal lain yang dilakukan teman saya ini adalah jika beliau tidak memiliki etika saat mau meminjam uang, saya dan beliau ini terbilang  tidak begitu akrab, memang kami dulu satu kelas di SMA, namun seingat saya, saya jarang berkomunikasi dengan beliau, dan setelah lulus hanya satu atau dua kali saja kami berjumpa.
Permintaan beliau ini hanya disampaikan melalui pesan whats app, tanpa ada  salam, bahkan saya baru mengetahui itu nomornya setelah melihat nama dan foto profil di Whatss App tersebut.
Apakah saya akhirnya  meminjamkan uang pada beliau ?
Tidak, saya beralasan jika sepertinya saya bukan orang yang dia cari untuk meminjam uang, lebih baik cari pinjaman ke orang yang memang lebih dekat dengan beliau dan saya tidak merasa cukup dekat dengan beliau.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H