Masih Memiliki Celah.
Tak ada gading yang tak retak,
Begitu pula live action ini ada bagian yang dirasa kurang menghentak,
Kita kesampingkan mengenai pedang Wado Ichimonji Zoro yang bisa bengkok begitu saja saat adegan pertarungan, hal ini adalah kekurangan teknis yang sepertinya memang luput dari kru.
Bagian yang menurut penulis aneh justru adalah bagian menjelang pertarungan akhir antara Luffy dan Arlong, saat Nami yang dikecewakan oleh Arlong, kita malah melihat Nami yang berlarian tak jelas macam adegan dalam sinetron Indonesia, lantas tertunduk dan menangis.
Dalam versi manga, kejadiannya malah lebih masuk akal, karena setelah uang yang dia kumpulkan untuk membeli desannya dirampas, kemudian dia menemui Arlong, lantas dengan begitu angkuhnya Arlong bilang dia tidak mengingkari janjinya dan karena Nami sendiri yang mencurinya, maka itu juga tidak ada kaitannya dengan Arlong.
Nami yang kecewa kemudian pulang, namun saat itu para warga desa Bersiap bertempur untuk melawan Arlong, karena merasa kasihan dengan pengorbanan Nami yang sia-sia, Nami yang mencegah para warga desa ditinggalkan begitu saja, saat itulah dia merasa sangat marah menusuk tato bajak laut Arlong dengan pisau dan kemudian dihentikan oleh Luffy.
Sayangnya momen seemosional ini tidak mendapatkan adaptasi yang layak dalam series ini.
Perilaku Arlong yang penuh tipu daya dan keji, juga terasa kurang. Bagaimana Arlong membunuh ibu Nami dan Nojiko, tidak sebegitu emosional seperti dalam manga, juga bagaimana dia menipu Nami, padahal ini adalah alasan kenapa karakter Arlong dianggap ”selesai” setelah dikalahkan oleh Luffy, karena dia memang sudah mendapatkan balasan yang setimpal akan perbuatannya dan sudah tidak perlu muncul lagi, meskipun para manusia ikan memiliki arc sendiri tepat setelah time skip.