Untuk siapa kita menjaga lingkungan?
Tidak perlu panjang lebar membicarakan tentang keberlangsungan hidup satwa macam paus, penguin, penyu, dan hewan-hewan lainnya yang sekarang keberadaanya jadi semakin langka. Sebenarnya manusia harus menjaga lingkungan untuk keberlangsungan hidupnya sendiri.
Logika sederhana saja, saat kondisi iklim jadi berubah lalu cuaca juga jadi tak menentu karena lingkungan yang rusak, siapa yang merasa dirugikan ? tentu kita, manusia. Kita jadi  tidak merasa nyaman saat bepergian di tengah cuaca yang terik atau siklus hujan yang tak menentu membuat kegiatan yang akan kita lakukan terkendala.
Lahirnya Egoeko.
Apa tuh Egoeko ? gabungan Ego sama Eko ?
Yap, egoeko memang gabungan antara kata Ego & Eko, namun Ego dan Eko bukanlah gabungan nama dari foundernya, karena founder dari Egoeko ini adalah Ainun Fitria.
Ego diambil dari kata egois atas dasar keegoisan manusia yang harus menjaga lingkungan, lalu eko berasal dari kata ekosistem yang menunjukan lingkungan yang seharusnya kita jaga.
Mengusung Konsep  Bulk Store.
Jadi apa itu egoeko ?
Egoeko adalah sebuah bulk store, konsep toko yang menjual barang-barang ramah lingkungan  dan bisa membeli sesuai dengan berapa jumlah yang dibutuhkan.
Konsep bulk store ini memang terbilang baru di Indonesia, namun bulk store sudah cukup banyak bertebaran di luar negeri dan perlahan mulai bermunculan juga di beberapa kota besar yang ada di Indonesia.
Barang-barang yang bisa anda temukan di  bulk store antara lain adalah sabun herbal, sikat gigi bambu,sabun cuci buah lerak dan sejenisnya. Selain menjual barang-barang ramah lingkungan, bulk store ini juga memiliki cara unik untuk berbelanja yaitu tidak menyediakan wadah belanja, sehingga para pembeli harus membawa wadah belanjanya sendiri.
Melalui Perjalanan Panjang.
Sebelum menemukan keegoisannya akan lingkungan, Ainun sudah menempuh perjalanan yang cukup panjang, sepanjang jarak dari Semarang menuju Maluku, jadi setelah menyelesaikan kuliahnya di Semarang, Ainun kemudian mendapatkan pekerjan pertamanya di konservasi Hiu yang ada di Maluku Utara. Â
Disanalah Ainun berjumpa dengan banyak orang dengan tingkat keegoisan yang tinggi terhadap lingkungan. Pertemuannya dengan banyak orang egois ini kemudian termanifestasi dan memutuskan untuk menciptakan egoeko di akhir tahun 2019.
Semarang menjadi tempat pilihan Ainun untuk pulang dan membesarkan Egoeko. Karena di kota inilah Ainun tumbuh besar dan dia juga sudah melihat jika kota berjuluk kota lumpia tersebut sudah makin banyak orang yang sadar akan kondisi lingkungan.
Penutup.
Egoeko saat ini terbilang  masih sangat kecil, jika diibaratkan manusia mungkin saat ini egoeko masih hanya sesosok bayi yang baru lahir dan berusia kurang dari setahun, bisa dibayangkan betapa lemahnya egoeko ini dan masih mebutuhkan dukungan dari banyak pihak.
Bentuk dukungan yang bisa anda berikan adalah dengan  mulai menjaga lingkungan dan mampir ke website egoeko.com karena disana ada banyak informasi menarik mengenai lingkungan dan produk yang tersedia di egoeko.shop.
Yuk jadi egois.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H