Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Anak Magang dari Kacamata Perusahaan Startup

20 November 2021   16:23 Diperbarui: 20 November 2021   16:32 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perusahaan startup | source : pexels.com 

Terhitung Sudah ke-3 kalinya untuk bulan ini ada mahasiswa menolak untuk magang di perusahaan startup tempat saya bekerja, padahal proposal magang sudah kami setujui dan pihak kampus juga sudah mengizinkan

Persoalan ini  memiliki efek domino, karena para anak magang ini sudah dialokasikan untuk membantu kinerja perusahaan supaya lebih optimal dalam waktu dekat, namun  karena kami tak kunjung mendapatkan anak magang maka semuanya tidak berjalan sesuai dengan rencana.

Pada akhirnya siapa yang repot ?

Tentu saya, pekerjaan saya menjadi berlipat ganda karena tak kunjung mendapat bantuan dari anak magang.

 Menolak Magang di Perusahaan Start Up.

Para (calon) anak magang ini memang menolak untuk memberitahukan alasan kenapa mereka tidak jadi magang, namun saya memiliki dugaan kuat jika mereka menarik lamaran magang karena mengetahui status perusahaan kami yang masih startup.

Kejadian viral pada mengenai magang yang merasa dirugikan oleh perusahaan start up tempat dia bekerja hingga harus membayar denda, membuat para mahasiswa  ini memilih menolak magang di perusahaan startup.

Tentu sangat tidak bijak jika mengeneralisir jika semua startup melakukan hal yang sama pada karyawan yang masih magang, nyatanya tidak semua startup berlaku demikian.

Ilustrasi perusahaan startup | source : pexels.com 
Ilustrasi perusahaan startup | source : pexels.com 

Di tempat coworking space yang juga merupakan kantor perusahaan startup saya, beberapa startup memberikan perlakuan yang sangat baik pada karyawan magang dan saya juga menjamin untuk mereka yang magang di perusahaan akan mendapatkan perlakuan yang baik.

Peran Anak Magang di Startup.

Pastinya banyak mahasiswa yang lebih suka jika magang di perusahaan besar atau korporat yang sudah dikenal atau sekaligus BUMN, saya juga semasih kuliah memiliki pikiran demikian, tapi jika magang di sebuah korporat kemungkinan, tidak banyak peran dan peluang yang bisa kita ambil dan perlakukan untuk anak magang hanya sebatas perlakuan pada "pengunjung".

Magang di startup akan memberikan kesempatan belajar yang  lebih besar bagi para anak magang, mereka dituntut untuk punya peran besar dalam mengatasi suatu masalah dan bisa lebih banyak belajar karena merasakan terjun langsung ke dalam  pekerjaan yang berkaitan.

Anak magang bagi startup ibaratnya adalah "simbiosis mutualisme" bukan hanya kami yang mengambil keuntungan, namun kedua belah pihak mendapatkan keuntungan, perusahaan startup mendapat tambahan tenaga dan mahasiswa magang mendapatkan ilmu yang bermanfaat.

Ilustrasi hubungan startup dan anak magang | source : pexels.com 
Ilustrasi hubungan startup dan anak magang | source : pexels.com 

Jargon "ilmu yang bermanfaat" ini tentu tidak sama denga napa yang didapatkan dari webinar, karena ilmu yang didapat ini benar-benar ilmu yang telah mereka praktekan secara langsung.

Beralih pada keuntungan yang didapatkan oleh pihak startup, peran anak magang ini tentu sangat berarti, karena umumnya startup masih punya struktur organisasi yang relative kecil dan finansial  yang tidak begitu kuat.

Bagi perusahaan baru macam startup, fokus utama adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan customer, karena itu adanya tambahan dari mahasiswa magang, tentu akan sangat membantu bagi startup.

Denda untuk Karyawan Magang.

Poin yang cukup disoroti pada kasus magang di startup adalah adanya denda untuk mereka yang menyalahi kesepekatan awal dengan pergi sebelum program magang berakhir, mungkin ini terlihat tidak manusiawi dan kejam, kenapa sampai segitunya memberikan denda pada para karyawan magang yang notabenenya masih mahasiswa.

Perihal denda ini, saya punya sudut pandang yang berbeda, karena beberapa karyawan magang ini masih bertingkah laku seperti anak-anak dengan "hilang" begitu saja, di startup lain saya juga pernah menjumpai ada karyawan magang yang hanya berangkat selama satu minggu dari periode magang yang harusnya berlangsung 3 bulan, dan dia pergi entah kemana tanpa ada kejelasan kabar serta tugas yang  tidak dia kerjakan.

Ilustrasi | source : freepik.com 
Ilustrasi | source : freepik.com 

Adanya denda ini tentu sebagai semacam pengikat supaya para karyawan magang ini memenuhi kesepekatan dan ini tentu adalah bagian dari pelajaran untuk etika dalam bekerja yang selama ini tidak diajari dalam perkuliahan.

Penutup.

Semoga tulisan singkat dari say aini bisa menjadi semacam klarifikasi, meski saya memang tidak membenarkan tindakan kejam dari startup hingga membuat karyawan magang merasa dirugikan, ada beberapa hal perlu diluruskan dan tidak bisa menganggap jika semua startup berlaku demikian.  

Salam hangat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun