"Karena kami merupakan perusahaan startup. Maka kemungkinan saat Anda diterima, akan ada rangkap tugas yang harus kamu kerjakan, apa Anda siap?"
Saya dengan yakin menyanggupi hal tersebut, menurut saya jika memang ada rangkap jabatan dengan adanya banyak pekerjaan ini, malah bisa membuat saya bisa mengembangkan berbagai potensi yang saya miliki.
Singkat cerita, beberapa waktu kemudian saya diterima di perusahaan startup tersebut dan memang apa yang disampaikan dalam interview tersebut benar adanya, saya harus melakukan banyak tugas yang sebenarnya di luar jobdesk utama saya.
Hal ini sesuai dengan apa yang sebelumnya disampaikan di waktu interview, saya pun bisa memaklumi hal tersebut.Â
Terlebih bagi saya yang masih "fresh graduate", kesempatan untuk bisa mengembangkan diri adalah hal yang paling utama.
Saya sendiri tidak begitu kaget dengan rangkap tugas ini, karena sedari kuliah saya sudah aktif di banyak organisasi baik dalam kampus maupun luar kampus, dan pernah merasakan banyak role dalam berbagai bidang.
Rangkap Tugas  = Alasan Resign
Berbeda 180 derajat dengan pemikiran saya, beberapa kawan saya punya pemikiran jika mereka diberikan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jobdesknya, maka ini adalah alasan mereka untuk resign.
Jika ada sedikit pekerjaan saja yang di luar jobdesk utama mereka, maka kemudian mereka akan "sambat", berkeluh kesah di sosial media dan berujung pada menjelek-jelekan perusahaan dan atasan tempat mereka bekerja.
Padahal pekerjaan tersebut sebenarnya diberikan pada mereka karena keadaan yang memang sedang tidak memungkinkan, apakah mereka ini memang tidak bisa memahami keadaan sampai tidak terima jika diberikan pekerjaan di luar jobdesk utama mereka.
Terlihat Sedari Kuliah
Beberapa kawan yang seperti saya jelaskan di atas ini, sebenarnya sedari kuliah, tingkah laku mereka sudah menunjukan hal tersebut. Mereka cenderung hanya kuliah saja dan enggan untuk ikut kegiatan organisasi.
Mereka yang hanya kuliah saja di kampus, biasanya tidak memiliki simpati dan kepekaan yang tinggi pada kondisi lingkungannya, sehingga bayangan mereka tentang dunia kerja adalah sosok idealis di mana mereka bisa langsung mendapatkan gaji besar.
Berilah Pekerjaan Pada Mereka yang Sibuk
Memang tidak semua mahasiswa sebegitu enggannya dengan organisasi, ada beberapa kegiatan organisasi yang mereka ikuti, namun tetap saja mereka hanya setengah hati dalam menjalankan aktivitas tersebut.
Saat mereka sedang tidak sibuk akan tugas kuliah atau hal lainnya, namun diberikan pekerjaan yang berkaitan dengan organisasi, mereka akan malas-malasan untuk mengerjakannyaa atau bahkan enggan untuk melakukannya.
Berbeda dengan mereka yang sudah sibuk dengan banyak kegiatan atau sibuk, dengan terbiasanya banyak kegiatan yang harus mereka lakukan, maka mereka sudah biasa menentukan mana saja skala prioritas dan saat diberikan pekerjaan yang baru, mereka akan bisa menentukan mana yang harus lebih dahulu dikerjakan.
Inilah hal yang dimaksud dengan "berikanlah pekerjaan pada mereka yang sibuk" dan sudah masuk kedalam alam bawah sadar saya saat kuliah. Saat saya sudah sibuk dengan aktivitas lalu ada aktivitas tambahan lagi, maka saya akan beradaptasi dan menentukan prioritas mana tugas yang harus diselesaikan.
Penutup
Kenyataannya dunia kerja itu tidak hanya membutuhkan ilmu yang kita dapatkan dari bangku kuliah, ilmu dari organisasi dan kegiatan luar kampus juga berpengaruh di dunia kerja. Dan lagi setelah kuliah, kita tidak bisa langsung bekerja di perusahaan bergengsi dan lantas mendapatkan gaji besar, lalu dianggap sebagai seseorang yang sudah sukses.
Jalan menuju kesuksesan ini harus dimulai dari tangga yang rendah, diawali dengan bekerja di perusahaan kecil, lalu mengerjakan banyak pekerjaan.
Di balik hal itu, jadikan sebagai peluang untuk bisa makin berkembang dan mencapai kesuksesan yang kita impikan.
Semoga bermanfaat.
Baca Juga :
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI