Biar keren.
Biar keliatan kaya penulis profesional.
Itu mungkin yang menjadi tujuan  saya mulai menulis di Kompasiana di tahun 2016 silam.
Di sisi lain, saya juga sudah bosan tulisan keseharian saya yang sayaa tulis di blog personal, saya merasa jika tulisan ini tidak bisa disebut "professional", hanya seperti tulisan remaja yang tidak jelas arahnya.
Bagi anda yang ingin tahu seperti apa tulisan saya di masa lalu, anda bisa mengunjunginya diSINI.
Mencari Uang.
Setelah berhasil mendapatkan K-Rewards dari kompasiana, idealisme saya mulai berubah, saya lantas berkeinginan untuk bisa mendapatkan K-Rewards sebanyak-banyaknya.
Saya mulai coba memahami bagaimana cara untuk bisa mendapatkan banyak view dari setiap artikel, setiap hari saya selalu menyempatkan untuk mencari tahu hal apa yang sedang ramai diperbincangkan banyak orang melalui google trends dan trending yang ada di twitter.
Tapi hal ini cukup melelahkan bagi saya, saya merasa kehilangan "kesenangan" dalam menulis, topik-topik kurang saya sukai, saat coba saya buat menjadi tulisan cukup menguras energi yang saya miliki, dan saat saya menyelesaikan tulisan tersebut, saya masih merasa tidak puas.
Berbisnis di Kompasiana.
Mendapatkan K-Rewards sangat berarti bagi saya, karena di masa itu saya sedang jobless, tidak enak rasanya harus terus-terusan meminta uang pada orang tua, adanya K-Rewards sangat mencukupi kebutuhan dasar saat itu yaitu membeli kuota internet.
Adanya kuota internet, membuat saya bisa mencari ide dan menulis di Kompasiana, lalu hasil menulis dari Kompasiana saya gunakan untuk membeli kuota internet, jadi bisa dibilang yang saya lakukan adalah berbisnis dengan Kompasiana.
Berupaya Mendapatkan Jutaan Rupiah dari K-Rewards.
Fenomena tulisan Steven Chaniago yang membuatnya selalu menduduki peringkat pertama perolehan K-Rewards dengan nominal jutaan rupiah membuat saya panas.
Jika memang bocah ini bisa, maka saya sudah pasti bisa, apalagi tulisan Stevan ini "hanya" spoiler anime dan manga, mulailah saya mencoba menulis tulisan yang memiliki kemiripan dengan tulisannya.
Saya memang tidak menjiplak tulisan Steven dengan ikut-ikutan menulis spoiler, karena saya masih menjunjung kode etik penulis untuk anti melakukan plagiarisme, terlebih saya merasa tidak keren jika harus menjiplak tulisan bocah ini wkwk.
Saya hanya mengambil referensi yang sama, semisal mengenai One Piece, yang saya tulis adalah hal-hal yang menurut saya mengganggu dalam cerita One Piece, seperti "Bagaimana Akhir dari One Piece", tapi ternyata cara saya ini tidak berhasil, viewer artikel ini tidak bisa menyamai tulisan milik Steven.
Saking kagumnya saya dengan Bung Steven, saya pernah mereview beliau di tulisan "Mengulas Manga dan Anime, Mahasiswa Ini dapat Jutaan Rupiah dari Kompasiana".
Menulis untuk Rutinitas.
Saat ini, saya menganggap menulis di kompasiana adalah bagian dari rutinitas yang saya lakukan, karena saat ini saya sudah bukan lagi jobless dan sudah memiliki pekerjaan tetap, mendapatkan K-Rewards bukan lagi fokus utama saya dalam menulis.
Menulis di Kompasiana menjadi semacam media aktualisasi diri yang saya lakukan, saya hanya menulis untuk menyenangkan diri saya sembari melepaskan pemikiran yang saya rasakan, tulisan saya tidak begitu update tapi saya selalu mencoba menulis yang menjadi keresahan saya, tapi tentu saya akan konsisten untuk menulis review film dan hal-hal yang berkaitan mengenai superhero, karena ini merupakan hal yang sudah menjadi bagian dari diri saya.
Perihal K-Rewards, memang bukan yang utama, namun saat tidak bisa mendapatkan K-Rewards ada semacam perasaan "nggrundel", maka target saya selain menyenangkan diri melalui menulis adalah mendapatkan K-Rewards setiap bulan, tak masalah berapapun nominalnya, asal bisa mendapat K-Rewards saja cukup, lumayanlah bisa buat pesan go food, hehe. Â
Penutup.
Tulisan ini sebenarnya adalah bentuk tanggapan saya mengenai perseteruan antara Steven dengan Kompasianer "R", Saya juga berharap perseteruan ini segera usai dan para kompasianer kembali damai seperti sediakala.Â
Salam hangat.
