Putri memilih pilihan pertama, seharusnya memang dia bertanya terlebih dahulu, pada Stevan atau Thomas, waktu itu Stevan juga kurang memahami masalah tersebut, sehingga dia mempersilahkan Putri untuk bertanya langsung pada Thomas, namun karena Putri sering diomeli oleh Thomas, dia malas jika harus dapat omelan lagi, jadilah dia ambil inisiatif untuk mengambil keputusan sendiri.
Saya memilih pilihan yang berbeda dengan putri, yaitu banyak bertanya, saya selalu mengkonfirmasi pada atasan saya jika akan melakukan pembelian, tapi saya tak menganggap pilihan saya ini lebih baik daripada Putri, pada akhirnya saya sering disinggung oleh karyawan lain yang lebih senior karena banyak nanya.
"apa sih tanya-tanya terus"
"gitu aja nggak paham"
Konsekuensi lain yang saya dapatkan karena sering bertanya dan menunggu konfirmasi dari atasan, maka tindakan saya jadi lebih lambat dibandingkan karyawan yang lain. Hal ini juga tentunya berdampak pada performa perusahaan.
Jadi secara tidak langsung saya sama seperti Putri yang membuat perusahaan merugi.
Tindakan Setelah Berbuat Salah.
Semua orang bisa berbuat salah, apalagi seperti saya yang masih anak bawang, permasalahannya adalah apa yang terjadi setelah melakukan kesalahan tersebut, apakah kita akan menjadikannya sebuah pembelajaran sehingga tidak lagi membuat kesalahan, atau kita malah jadi menyalahkan orang lain karena kesalahan tersebut.
Sebagai contoh pada kejadian yang terjadi pada Putri, meskipun kesalahan sepenuhnya bukan pada Putri, bisa saja Putri bersikeras menyalahkan divisi lain, namun pada akhirnya ini menjadi evaluasi untuk Putri, untuk bisa bekerja lebih baik lagi.
Demikian dengan saya, di awal memang saya cukup lambat dalam memahami instruksi, namun saya terus berupaya untuk tidak salah dalam melakukan instruksi dan mengambil keputusan yang tepat.