Salah seorang kerabat saya, sebut saja Dewo (bukan nama sebenarnya) sudah sejak bulan januari lalu ingin resign dari sebuah perusahaan manufaktur yang ada di Brebes.
 Alasan utama Dewo resign adalah karena masalah gaji, menurutnya gaji yang dia dapatkan tidak sebanding dengan beban kerja yang diberikan padanya.
Dalam sehari Dewo bekerja lebih dari 8 jam kerja dan bisa lebih dari 12 jam kerja, jika ada pengiriman yang harus dia selesaikan. Meskipun harusnya dia hanya bekerja 5 hari dalam seminggu, di hari sabtu bisa saja dia berangkat.
Semua itu tidak dianggap lembur karena hanya operator yang memiliki jatah lembur, sedang untuk lulusan S1 dengan posisi Staff seperti Dewo tidak ada lembur, jika harus bekera melebihi jam kerja, maka itu dianggap loyalitas pada perusahaan.
Aset Penting Perusahaan.
Bagi perusahaan Dewo adalah aset penting, namun Dewo tidak merasa demikian, dia tidak merasa jika perusahaan peduli dengan dirinya, perusahaan hanya memberikan banyak pekerjaan untuk dirinya dan setelah berhasil menyelesaikan pekerjaan tersebut, dia akan diberikan tamabahan pekerjaan lain yang lebih sulit, hal tersebut terjadi berulang kali.
Sebagai seseorang  fresh graduated dan baru pertama kali bekerja, awal memang Dewo merasa tertantang, namun semakin lama, dia merasa bukan kerja melainkan dikerjain oleh perusahaan, sempat Dewo menuntut adanya kenaikan gaji, pihak manajemen lantas menjawab jika dia akan naik gaji setelah diangkat menjadi karyawan tetap. Â
Perusahaan tempat Dewo bekerja ini memiliki peraturan hanya karyawan yang sudah bekerja lebih dari tiga bulan saja dan dianggap kompeten yang bisa diangakat menjadi karyawan tetap. Waktu itu Dewo memang baru bekerja dua bulan, jadi dia masih bisa menerima, mengingat kinerjanya yang bagus dengan beban kerjanya yang banyak, maka peluangnya menjadi karyawan tetap pasti cukup besar, tak apalah bertahan satu bulan lagi, nanti juga gajinya akan naik dan sepadan dengan pekerjaannya.
Namun setelah menjadi karyawan tetap tidak ada perubahan pada gaji Dewo, gajinya masih sama sementara beban kerjanya sudah makin berat, kembali Dewo menuntut kepada pihak manajemen, kin manajemen mengatakan jika kenaikan gaji Dewo masih dalam proses. Berselang 2 bulan setelah jadi karyawan tetap, nyatanya tidak ada kenaikan gaji untuk Dewo.
Tidak Sesuai dengan Jurusan.
Selain kenaikan gaji yang tak kunjung didapatkan, alasan lain yang sebenarnya membuat Dewo ingin resign adalah karena bidang pekerjaanya tidak sesuai dengan latar belakang pendidikannya sewaktu kuliah.
Dewo sebelumnya berkuliah di jurusan Teknik Mesin, namun sekarang dia bekerja di bidang ekspor dan seharusnya lebih berkaitan dengan jurusan bisnis seperti akutansi dan lainnya.
Karena memang Dewo menyukai belajar hal baru maka bidang pekerjaan barunya ini malah membuatnya tertantang dan dia bisa melakukan pekerjaan diluar disiplin ilmunya tersebut dengan baik, namun tidak bisa dipungkiri jika dia masih ingin bekerja sesuai dengan disiplin ilmu yang pernah dia pelajari semasa kuliah.
Masih ada sebuah impian dalam diri Dewo untuk menjadi seorang engineer lengkap dengan helm dan peralatan safety  mengawasi hal mechanical yang ada dalam sebuah pabrik.
Resign yang Sulit.
Alasan gaji yang tidak sesuai tentu rasanya tidak patut jika mengajukan resign, maka Dewo memilih untuk resign dengan alasan akan melanjutkan kuliahnya, hal ini sudah dia tanyakan kepada orang orang yang menurutnya lebih berperngalaman darinya dan memberikan saran jika alasan melanjutkan kuliah akan jadi lebih logis dan patut untuk resign.
Meski sebenarnya rencana melanjutkan kuliah ini juga tidak ada dalam waktu dekat, tapi setidaknya Dewo memang punya niatan tersebut, meski belum tahu kapan. Jadi Dewo sebenarnya tidak berbohong.Â
Alasan resign ini memang bisa diterima, namun tidak langsung disetujui. Dewo baru dibolehkan reisign di bulan maret, dua bulan setelah pengajuan resignya. Manajeman harus mempersiapkan orang untuk menggantikan dirinya dan Dewo masih memiliki banyak tugas penting yang berkaitan dengan perusahaan.
Penutup.
Dewo mungkin lebih beruntung dalam mencari kerja, karena tak lama setelah lulus dia bisa langsung diterima bekerja, namun pekerjaan yang dia dapatkan ternyata memberikan beban kerja yang berat dengan jam kerja yang tidak manusiawi.
Semoga cerita dari Dewo ini bisa jadi pelajaran untuk kita.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H