Yunan awalnya tidak ingin menciptakan "Indonesia Mini" di Kopi Petani, awalnya dia hanya ingin memperkenalkan kopi dari kampung halamnnya tersebut, namun melihat banyaknya permintaaan pasar mengenai varian kopi lainnya, Yunan melakukan perubahan untuk bisnisnya tersebut.
Bisnis kopi miliki Yunan yang awalnya hanya bernama Kopi Tempur, bertransformasi menjadi Kopi Petani. Nama ini dirasa lebih sesuai, karena bukan hanya Kopi dari Tempur saja yang dijual oleh Yunan, beragam varian kopi dari berbagai tempat di Indonesia juga tersedia di Kopi Petani.
"Dinamakan Kopi Petani, karena kopi yang  kami ambil ini memang berasal langsung dari petani".
Alasan lain tersebut diungkap oleh Yunan, saat ada yang bertanya mengenai alasan di balik nama Kopi Petani.
Menetap di Semarang.
Sebelum memiliki toko di Semarang, bisnis kopi milik pria tinggi ini menjadi pekerjaan sampingan, pekerjaan utama Yunan adalah sebagai karyawan di sebuah pabrik baja di Jakarta. Namun setelah berjalannya waktu, bisnis kopi ini makin menjanjikan dan Yunan memutuskan  keluar dari pekerjaan utamanya, lalu menjadikan bisnis kopinya sebagai pekerjaan utamanya.
Setelah keputusan menjadi entrepreneur sudah bulat, Yunan hijrah dari Jakarta menuju Semarang, dia tinggalkan segala kenyamanan dan fasilitas dari perusahaannya dan berangkat menuju dunia usaha yang penuh dengan ketidakpastian.
Kenapa memilih Semarang ?
Semarang adalah ibukota provinsi jawa tengah dengan pasar yang potensial, memang dibanding jakarta sebagai kota metropolitan nomor wahid di Indonesia, tentu Jakarta lebih unggul daripada Semarang. Namun mempertimbangkan harga sewa tempat, kebutuhan hidup dan lainnya, Semarang menjadi pilihan yang lebih logis untuk Yunan.
Terlebih untuk wilayah Tembalang, wilayah tersebut adalah wilayah dominan mahasiswa, karena itu kebutuhan hidup disana menyesuaikan dengan kantong mahasiswa, setali tiga uang, Yunan bisa mengeluarkan biaya hidup yang murah dan bisa pula mendapatkan banyak pelanggan mahasiswa.
Cerdas juga ya, ternyata.