Dia bukan hanya mencuri, dia mencuri dengan gaya.
Pria kulit hitam itu bernama Assane Diop, tapi dia bisa menjadi siapa saja. Dia punya banyak nama dan banyak profesi terkadang dia bisa jadi pengantar pizza, pengedar narkoba, petugas kebersihan, hingga seorang milyuner.
Balas Dendam untuk Sang Ayah
Ayah Assane, Babakar Diop bunuh diri saat menjalani hukuman di penjara. Daripada harus mengakui kejahatan yang tidak dia lakukan, Babakar lebih memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Babakar dijebloskan ke penjara setelah dituduh mencuri kalung berlian milik tuannya, Hubert Pellegrini.
Sebenarnya Pellegrini hanya menjebak Babakar. Pria kaya raya ini ingin mendapatkan uang asuransi atas kalung permatanya tersebut, sehingga dia perlu seseorang untuk dia jadikan "tumbal" dari rencana tersebut.
Sebelum meninggal, Babakar memberikan buku yang mengisahkan pencuri hebat, Arsene Lupin karya Mauric Lebranc, kepada putranya Assane. Buku ini tak sekedar jadi penghibur Assane yang telah kehilangan ayahnya, namun juga jadi semacam kitab suci untuk Assane, di mana dia sangat ingin menjadi seorang seperti Arsene Lupin.
Hingga saat dewasa, Assane benar menjadi seorang yang menyerupai Lupin, seorang pencuri karismatik yang mampu mengelabui banyak orang.
Kesempatan untuk Balas Dendam
Suatu ketika, kalung permata yang membuat ayahnya dipenjara muncul kembali setelah 25 tahun berlalu. Kalung yang membuat Babakar bunuh diri ini akan dilelang. Inillah saat yang tepat Assane untuk menuntut balas akan kematian ayahnya.
Apakah Assane mencuri kalung tersebut?
Tidak, Tujuan Assane bukan ingin mencuri kalung itu, meskipun memang dia mencurinya. Tujuan utama Assane adalah mengungkap kebenaran terhadap apa yang terjadi pada ayahnya dan menjebloskan Allegrini ke penjara. Maka dimulailah kisah seorang pencuri hebat dengan segala muslihat dan keterampilan yang dia miliki.
Kisah Lupin dibalut Rasisme.
Cerita yang mengambil referensi Lupin sebenarnya bukan hal yang baru, sudah ada beberapa film yang mengambil referensi dari kisah tersebut.Â
Sebut saja kisah Danny Ocean yang diperankan George Clooney dalam trilogi Ocean's. Lalu kisah dalam film Now You See Me yang mengisahkan kecerdikan para pesulap. Adapula seri anime (animasi Jepang) Lupin III (bukan nama Kompasianer yang suka membahas Jepang itu, ya hehe), yang sudah diadaptasi menjadi animasi 3D dan live action.
Berbeda dengan Lupin lainnya kisah dari seri original Netflix terasa berbeda, karena memadukan isu rasisme, seorang pria kulit hitam yang dianggap orang rendahan ternyata memiliki kemampuan luar biasa untuk bisa mengelabui banyak orang.
Menariknya, banyak orang juga tidak terlalu memedulikan keberadaan orang-orang kulit hitam ini, bahkan tak sedikit yang beranggapan jika mereka memiliki wajah yang serupa, yang justru jadi keuntungan Assane dalam melakukan penyamaran.
Hal menarik lainnya, adalah kisah dalam serial ini yang berlatar belakang di Prancis dan menggunakan bahasa Prancis. Serial ini bisa dikatakan mengikuti serial "Money Heist" yang menggunakan bahasa dan berlatar belakang Spanyol. Yaa.. setidaknya kita bisa mendengarkan bahasa asing lain yang ada di Eropa selain bahasa Inggris.
Pencuri Baik Hati
Assane yang diperankan oleh Omar Sy, adalah seorang pencuri dan penipu, dan dia tidak melakukan tindakan kriminal lainnya. Dia tidak pernah menyakiti korbannya bahkan sampai membunuhnya, mengingat motivasinya adalah balas dendam. Assane masih mempertahankan prinsipnya yang hanya mau menjadi "pencuri baik hati".
Hal ini mungkin juga sesuai dengan genre serial original Netlix ini yaitu crime, comedy-drama. Unsur kejahatan di sini lebih ditekankan pada berbagai upaya Assane dalam mengelabui korban-korbannya, yang bisa membuat kita tersenyum.
Serial ini adalah mengenai konflik antara Allgrini dan Assane. Namun meski Allegrini adalah korban, mereka tak mau berurusan dengan polisi, karena jika polisi ikut campur, bisa saja kejahatan Allegrini akan terbongkar. Keadaan ini yang malah merugikan polisi, di mana mereka menjadi pihak yang "dibodohi" oleh Assane dan Pellegrini. Â
Rating.
9/10
Sebenarnya belum fair jika memberikan rating pada serial yang sudah rilis di Netflix sejak (8/1) lalu, karena seri ini baru tersedia part 1, yang hanya terdiri dari episode 1 sampai ke episode 5, masih ada 5 episode lagi yang nantinya akan rilis di part 2 yang belum diketahui kapan akan rilis.
Namun penulis sudah cukup terkesan dengan kisah yang ada dalam serial ini. Sehingga sudah sepantasnya serial ini mendapatkan rating yang bagus.
 Semoga bermanfaat.
Baca Juga : "Sobat Ambyar" Visualisasi Perayaan Patah Hati yang Apik.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H