Patah hati, mending dijogeti.
Kehadiran Saras mengubah kehidupan Jatmiko. Jatmiko yang lesu karena kafenya yang sepi,  menemukan semangat baru untuk  menjalani hidupnya. Hubungan mereka makin dekat, hingga keduanya resmi jadi sepasang kekasih dengan banyak momen manis yang dilewati.
Jatmiko selalu hadir untuk Saras, saat Saras butuh bantuan  bahan penelitian untuk menyelesaikan skripsinya, Jatmiko yang memperkenalkan kopi warisan keluarganya pada Saras, hingga Saras menyelesaikan sidang skripsi, Jatmiko juga senantiasa ada untuk Saras.
Namun semua berubah saat Saras kemudian pulang ke rumahnya di Surabaya. Awalnya Saras berjanji akan segera kembali pada Jatmiko, Saras berjanji akan kembali sebelum dia berulang tahun, supaya bisa merayakan hari ulang tahunnya bersama kekasih hatinya tersebut.
Namun Saras tak kunjungkembali ke Solo, semua pesan dari Jatmiko tak pernah dibalas, akhirnya Jatmiko menyusul Saras ke Surabaya, untuk memberikan hadiah ulang tahun untuk Saras.Tak disangka Saras ternyata sudah memiliki kekasih lain, namanya Abdul, dia adalah bos ditempat kerja Saras, mengetahui jika Saras sudah memiliki kekasih baru, seketika hati Jatmiko... Ambyar.
Momen Tarik Ulur.
Sinopsisnya memang sederhana, tapi cerita ini lebih kompleks daripada sinopsis singkat yang penulis ulas, anda yang menonton pasti akan terbawa gemes dengan bagaimana Saras menarik ulur hati Jatmiko, dibawa melayang, lalu dijatuhkan, lalu kembali melayang, kemudian jatuh lagi sampe menghantam tanah begitu keras.
Peran Saras sebagai fuck girl (istilah zaman sekarang) dibawakan dengan baik oleh Denira Wiraguna namun ada hal yang terasa ganjil dalam peran Saras, penonton tidak diberi tahu apa motivasi Saras hingga tega mempermainkan pria naf seperti Jatmiko, sehingga kita hanya menganggap Saras sebagai tokoh villain yang ada di film ini. Â