Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Sogitoya, Usaha Sayuran Hidroponik yang Lahir Karena Mager

7 Januari 2021   18:40 Diperbarui: 12 Januari 2021   18:56 1058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Males kalo kerja jauh, mending kerja aja yang deket rumah atau  sekalian aja kerjanya dari rumah"

Alasan Rois Ferdinan mengenai bagaimana dia memulai usaha sayuran hidroponiknya ini, mungkin terdengar sepele dan mencerminkan betapa mager (malas gerak) pemuda asal Banjarnergara ini untuk merantau dan bekerja jauh dari rumah.

Namun dibalik kemagerannya  ini, Rois berusaha keras untuk mewujudkan tujuannya tersebut, mulailah di merintis usaha sayuran hidroponik yang dia kerjakan di kebun yang  berlokasi tak jauh dari rumahnya.

Menemui Berbagai Kendala.

Usaha yang mulai dirintis sekitaran awal tahun 2019 lalu ini ternyata menemui beberapa kendala, kendala pertama adalah Rois yang tidak memiliki latar belakang pendidikan mengenai pertanian, sebelumnya Rois kuliah di jurusan kelautan bukan pertanian.

Namun dengan berbekal pengetahuan dari internet dan bertanya pada orang-orang disekitarnya yang tahu lebih banyak tentang pertanian, Rois akhirnya berhasil menanam sayuran selada di green house sederhana buatannya sendiri yang berukuran 6 x 10 meter.

Green house buatan Rois| Dok. Rois
Green house buatan Rois| Dok. Rois

Rois berhasil menanam dan merawat selada miliknya dengan baik, lantas kemudian hasil panen yang dia dapatkan juga baik. Kendala muncul kembali disini, namun hasil panen selada tersebut tak tahu harus dijual kemana.

Lantas mulailah Rois menawarkan hasil panennya, selada hijau keriting  ke berbagai tempat, mulai dari tetangga sekitar hingga rumah makan dan pedagang makanan keliling.

Sayangnya tawaran ini mendapat penolakan di berbagai tempat, selada yang  ditanam Rois ternyata kebanyakan tidak dibutuhkan, jadilah hasil panennya itu dia bagikan saja secara gratis kepada tetangganya.  

"Udah terlanjur panen tapi nggak ada yang mau beli, ya  udah dikasih tetangga aja, gratis" kenang Rois.

Melihat Pasar Terlebih Dahulu.

Dari kejadian ini Rois belajar jika, sebelum mulai berbisnis dia harus melihat pasar terlebih dahulu, tidak langsung mengambil tindakan dan bertanam sayuran yang tidak laku dijual.

Karena sudah terlanjur menawarkan sayurannya ke berbagai tempat, sekalian saja Rois melakukan survey mengenai jenis sayuran apa yang banyak dibutuhkan sehingga dia bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

Berbekal pengalamannya sebagai surveyor di salah satu perusahaan BUMN, Rois akhirnya mampu mendapatkan cukup data mengenai sayuran apa yang kiranya dibutuhkan, sayuran tersebut adalah selada iceberg.

Menurut penuturan penjual kebab, selada iceberg ini cukup sulit untuk dicari, sementara para pedagang kebab sangat membutuhkan selada tersebut untuk melengkapi menu kebab mereka.

Tindakan berani diambil Rois, dia langsung menyanggupi akan memenuhi kebutuhan selada iceberg untuk penjual kebab tersebut, padahal dia belum pernah menanam selada jenis itu sebelumnya.  

Dengan ketelatenanya akhirnya Rois berhasi memanen selada iceberg dengan kualitas yang baik, sesuai dengan pesanan pedagang tersebut, kualitas selada iceberg Rois yang baik ini, tersebar luas ke pedagang kebab lainnya di Banjarnegara, kini Rois menjadi supplier tetap untuk sebuah waralaba kebab yang tersebar di Banjarnegara.

Asal Muasal Nama Sogitoya.

Dok. Rois 
Dok. Rois 

Banyak yang tertarik saat mendengar nama bisnis milik alumni Univeristas Jenderal Soedirman, Purwokerto  ini, Sogitoya. Terdengar seperti sebuah kata dalam bahasa jepang, apakah Rois memang mengambil nama tersebut dari bahasa Jepang ? Ternyata bukan, nama tersebut malah berasal dari bahasa Jawa.

"Sogi itu bahasa jawa artinya memberi, toya itu air"

Jika  digabung maka artinya jadi memberi air. 

Kok air ? 

Kan jualannya sayuran hidroponik, bukan jualan air.

Menurut Rois maksudnya adalah memberikan hasil alam yang terbaik, bukankah air juga hasil dari alam, sayuran hidroponiknya itu juga tidak akan tumbuh jika tidak diberikan air.  

Tapi Rois tak menyangkal jika dia memang terinspirasi dari bahasa Jepang saat memberi nama Sogitoya tersebut, Rois memang memiliki ketertarikan khusus dengan Jepang, menurut pria 24 tahun ini dia menyukai filosofi hidup minimalis yang ada di Jepang.

Rois Ferdinan | Dok. Rois 
Rois Ferdinan | Dok. Rois 

Melakukan Ekspansi.

Sogitoya bukan hanya ada di Banjarnergara, saat itu Sogitoya juga akan hadir di kota lain, bersama salah  satu kawannya Reza Erlangga, Rois sedang membangun sogitoya untuk bisa memasarkan sayuran di kota Jakarta.

Rois dan Reza | Dok. Rois 
Rois dan Reza | Dok. Rois 

Menurut analisa Rois dan Reza, banyak warga Jakarta menginginkan sayuran segar namun tak bisa mendapatkannya karena terbatasnya lahan untuk menanam sayuran, dengan  membangun green house Sogitoya di Jakarta, maka kebutuhan warga akan sayuran segar dapat terpenuhi dengan mudah.

Saat kembali ditanya mengenai motivasinya membangun Sogitoya, Rois kembali menjawab jika dia ingin bisa tetap mager di rumah, untuk tetap bisa mager, maka bisnisnya harus terus berekspansi dan menghasilkan untung yang lebih besar.

Sukses terus untuk Sogitoya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun