Masa iya selamanya jadi budak korporat ?
Pertanyaan ini muncul di benak seorang Yunan Helmi Zakaria, yang saat itu baru genap setahun bekerja di sebuah perusahaan baja multinasional.
Bagi banyak orang, apa yang didapatkan oleh Yunan adalah hal yang luar biasa, dia berhasil lulus cumlaude dari jurusan Teknik Kimia UPN "Veteran" Yogyakarta, kemudian tak perlu lama-lama menganggur, pria asal Jepara ini diterima di perusahaan  baja bergengsi yang ada di Jakarta.
Fasilitas dan gaji yang dia dapatkan dari perusahaan baja tersebut juga bisa dikatakan lebih dari perusahaan lain, gaji yang Yunan dapatkan terbilang lebih tinggi daripada gaji kawan seangkatannya yang bekerja di perusahaan lain di Ibukota, selain itu Yunan juga mendapatkan fasilitas tempat tinggal di sebuah apartemen.
Benar Menjadi Budak Korporat.
Tapi hal ini malah membuat Yunan resah, dunia kerja ternyata tidak seperti apa yang ada dalam ekspektasinya. Istilah budak korporat yang ditujukan untuk para karyawan itu ternyata memang benar adanya.Â
Karyawan ternyata tak ubahnya seperti seorang budak yang harus terus melayani sang tuan. Karyawan harus bekerja dan memberikan sebagian besar waktu dalam hidupnya hanya untuk perusahaan tempat dia bekerja.
 Pagi datang, mereka harus segera berangkat, petang menjelang, mereka pulang untuk beristirahat dan kemudian pagi kembali datang, mereka kembali kepada pekerjaan mereka, terus berulang seperti itu, sampai mereka tak sadar usia mereka masuk ke usia pensiun dan tidak memiliki persiapan untuk masa pensiun mereka.
Yunan tak mau mengalamai kejadian seperti itu, dia tak ingin selamanya menjadi budak korporat, dia tak mau saat pensiun nanti, dia tak memiliki persiapan apa-apa, mulailah Yunan mencoba untuk berbisnis.
Berbisnis bukanlah hal baru bagi Yunan, pria asal Jepara ini memiliki darah pebisnis dari Bapak dan Ibunya, Bapaknya yang seorang PNS juga memiliki toko Ban , sedangkan ibunya  memiliki kios di pasar yang digunakan untuk menjual batik.
Mulai Berbisnis Kopi.
Yunan tak memilih bidang bisnis  seperti kedua orang tuanya tersebut, pilihan Yunan malah jatuh pada Kopi, menurutnya bisnis kopi adalah bisnis yang cukup menjanjikan, terlebih saat ini  budaya minum kopi menjadi kegemaran anak-anak muda.
Kopi yang dijual Yunan berasal dari desa Tempur, desa yang letaknya tak  jauh dari tempat tinggal Yunan, Desa Kelet, Kecamatan Keling Kabupaten Jepara, dengan membawa nama kopi Tempur, di tahun 2016 Yunan mulai merintis usaha kopinya tersebut. Â
Pebisnis dan Karyawan.
Yunan menjalani dua peran sekaligus yaitu pemilik usaha kopi Tempur dan karyawan pabrik. Memiliki dua peran dalam satu waktu bersamaan tidaklah mudah, Yunan harus membagi fokus antara mengembangkan bisnisnya dan melakukan tanggung jawabnya sebagai karyawan.
Yunan menjalani kehidupan gandanya tersebut, dengan bersemangat, Yunan memiliki keyakinan jika dirinya hanya mengandalkan penghidupan dari menjadi karyawan, itu terlalu beresiko. Meskipun sekarang apa yang telah dia dapatkan sudah lebih dari cukup.
Namun itu terlalu beresiko, tidak ada yang menjamin jika suatu waktu dia bisa di PHK begitu saja dan kehilangan semua gaji dan fasilitas yang dia dapatkan dari perusahaan.
 Mengandalkan hidup dari usaha yang dia miliki sendiri malah menurutnya lebih menjanjikan, meskipun saat itu penghasilannya dari usaha kopi kalah jauh dengan gajinya dari perusahaan. Namun Yunan meyakini suatu saat usahanya akan memberikan penghasilan yang melebihi gajinya sebagai karyawan.
Rencana yang Berubah.
Rencana awal Yunan, dia ingin resign dari pabrik baja tersebut setelah 10 tahun bekerja di perusahaan tersebut, dengan uang yang Yunan sisihkan dari gaji yang dia dapatkan selamal 10 tahun tersebut, dia akan memiliki modal yang cukup untuk mengembangkan bisnis kopinya tersebut.
Namun rencana berubah. Baru 4 tahun bekerja di perusahaan baja, Yunan merasa lingkungan kerjanya sudah semakin tidak nyaman, jenjang kariernya bergerak lambat, jenjang kariernya yang lambat ini berakibat pada target modal "pensiun" yang akan  dia gunakan.
Jika keadaan terus demikian maka 10 tahun lagi, alokasi uang tabungannya tidak cukup untuk mengembangkan bisnisnya. Â Yunan butuh percepatan untuk kehidupannya tersebut.
Disaat keresahan akan lingkungan kerjanya semakin memuncak, usaha kopi Yunan semakin meningkat, kopi yang dia jual kini bukan hanya Kopi Tempur, namun sudah berbagai macam jenis kopi  lain, nama usaha kopi Yunan berganti dari awalnya Kopi Tempur menjadi Kopi Petani.
Yunan megambil keputusan berani, di tahun 2019 Yunan memutuskan untuk resign, rencana ini terjadi lebih cepat, padahal awalnya Yunan ingin resign setelah 10 tahun bekerja, namun setelah melihat prospek usaha kopinya dia memilih untuk resign lebih cepat.
Selama ini usaha kopi hanya jadi sampingan saja hasilnya sudah bisa dikatakan lumayan, nantinya jika Yunan lebih fokus pada bisnis kopi miliknya, tentu hasil yang dia dapatkan dari bisnis kopinya akan lebih besar lagi.
Hijrah ke Semarang.
Yunan meninggalkan Jakarta bersama kenangan dan berbagai fasilitas sebagai budak korporat, dia memilih kota Semarang sebagai tujuan barunya, di Semarang, atau lebih tepatnya di Tembalang, Yunan menyewa sebuah ruko kecil yang dia gunakan sebagai toko dan juga kedai kopi untuk "Kopi Petani". Â
Semarang berbeda dengan Jakarta.
Awalnya Yunan masih merasa aneh dengan perubahan besar yang dia ambil, berbagai fasilitas yang dia dapatkan selama menjadi karyawan kini tak bisa lagi dia nikmati, kini dia tinggal di kost sederhana yang ada di belakang ruko Kopi Petani.
Namun dia merasa lebih bangga dengan dirinya sekarang, meskipun sederhana namun berbagai fasilitas yang dia gunakan adalah miliknya seutuhnya, dia juga bukan lagi bawahan siapapun, dia adalah bos untuk sebuah usaha yang bernama Kopi Petani, Yunan memiliki tingkat kepercayaan diri lebih tinggi saat ini daripada saat masih menjadi karyawan.
Usaha yang Makin Berkembang Pesat.
Dalam jangka waktu satu tahun saja Kopi Petani berkembang dengan cepat, kini pendapatan yang di dapatkan Yunan dari Kopi Petani sudah melebihi pendapatannya saat menjadi karyawan.
Saat ini Yunan sudah bukan hanya seorang bos Kopi Petani, kini dia juga aktif mengisi seminar mengenai kewirausahaan dan kopi baik secara offline maupun online.
Yunan berharap jika kisah hidup dan perjuangannya dalam mengembangkan Kopi Petani, bisa menginspirasi dan bermanfaat untuk banyak orang.
Lebih lanjut mengenai Kopi Petani bisa anda baca di kopipetani.com
Salam hangat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H