Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Senioritas di Kampus, Benarkah Membantu di Dunia Kerja?

19 September 2020   20:10 Diperbarui: 23 September 2020   07:14 1642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Senior itu nanti bakal bantu kalian buat dapat kerja, dek". 

Saya masih mencoba bertahan mendengarkan, meski pikiran saya mengatakan jika ini pasti hanya omong kosong dari para senior, supaya para maba (mahasiswa baru) mau mengikuti kehendak senior.

Orang yang berbicara di depan saya ini adalah kakak pendamping, kakak pendamping juga seorang senior, berbeda dengan mereka yang suka melotot dan ngomel-ngomel, para kakak pembimbing ini memiliki peran sebagai "senior baik" yang selalu memberi nasihat baik dan melindungi para maba.

Di waktu tersebut, saya tidak bisa membuktikan jika omongan kakak pendamping ini salah, saya hanya mengangguk-ngangguk saja, berpura-pura setuju.  

Hanya Omong Kosong.

Beberapa tahun kemudian, saya benar telah membuktikan jika omongan tersebut hanyalah omong kosong untuk membuat para maba mau ikut mengikuti rangkaian kegiatan PKK (Pengenalan Kehidupan Kampus).

Setelah lulus kuliah, saya aktif sendiri melamar ke berbagai perusahaan, saat itu tidak ada senior yang  membantu saya.

Saya sudah tergabung dalam WAG (WhatsApp Grup) alumni yang berisi mulai dari angkatan saya yang waktu itu baru lulus, sampai angkatan tahun 80an, namun jarang sekali ada yang membagikan informasi mengenai lowongan kerja untuk fresh graduate, kebanyakan lowongan kerja yang dibagikan adalah untuk mereka yang sudah berpengalaman.

Selain lowongan kerja yang tidak tepat ini, WAG ini hanya berisi jokes bapak-bapak, dan humor yang menurut saya sama sekali tidak penting, jika ada pembahasan yang serius, pembahasan hanya mengenai struktur pengurus alumni, dan masalah keorganisasian seperti waktu  saya masih aktif berorganisasi di jurusan.

Saya tak habis pikir, ternyata para senior saya ini masih gagal move on dan masih saja membicarakan masalah tersebut, para senior ini kebanyakan hanya diskusi dengan golongan tua yang sama seperti mereka, kami yang junior tidak pernah dilibatkan.

Kalaupun ada junior yang mencoba untuk ikut nimbrung, pasti mereka tetap tidak dihiraukan dan hanya dianggap angin lalu.

Ilustrasi penolakan | source : freepik.com
Ilustrasi penolakan | source : freepik.com

Sampai di sini saya tidak menemui peran dari senior untuk juniornya.

Lalu dimana kakak pendamping yang mengatakan jika senior akan membantu para juniornya, tentu dia baru saja masuk kerja, logika saja, mereka yang berperan jadi senior paling hanya berbeda satu atau dua tahun angkatan dari mereka yang baru menjadi mahasiswa baru atau junior.

Saat para junior lulus, para senior ini baru memulai karirnya, mereka belum mendapatkan posisi yang kuat untuk bisa merekomendasikan atau memasukan juniornya tersebut.

Mengenal Relasi.

Senioritas itu tidak penting,

Saya berani mengatakan ini, karena saya belajar dari kejadian terjadi pada saya, buang-buang waktu jika kita hanya mau patuh dan mengenal senior yang ada di jurusan kita sendiri.

Ada sesuatu yang lebih baik dari senioritas, hal tersebut adalah "relasi", bangunlah relasi dengan banyak orang di kampus, relasi inilah yang bisa anda manfaatkan jika sudah lulus kuliah nanti.

Ilustrasi relasi yang telah dibangun baik | source: freepik.com
Ilustrasi relasi yang telah dibangun baik | source: freepik.com

Dalam konsep relasi, kita bisa membangun hubungan baik dengan siapapun, baik mereka yang lebih tua, sebaya atau lebih muda dari kita, dan juga bisa dari berbagai latar belakang jurusan yang ada di kampus.

Mereka yang memang lebih tua dan lebih dulu masuk daripada kita memang harus kita hormati, ini adalah bentuk respect kita terhadap mereka, namun jangan sampai kita jadi "gila hormat" mau saja melakukan hal-hal yang memberatkan kita sendiri untuk dilakukan.

Respect ini adalah bentuk attitude yang bisa kita lakukan, nantinya dalam dunia kerja, attitude baik ini harus kita pertahankan saat bertemu rekan kerja, atasan atau bawahan.

Penutup.

Kepada kalian para maba atau para junior yang selama ini masih tertipu oleh kebohongan para senior, sehingga mau saja dibentak dan diomelin oleh para senior, saya harap kalian mulai membuka pikiran kalian akan betapa luasnya dunia, di masa depan setelah kalian lulus, yang bisa memberikan kalian pekerjaan bukan hanya senior bawel itu saja, ada banyak orang di dunia yang luas ini yang bisa membantu kalian mendapatkan pekerjaan yang kalian inginkan.

Semoga bermanfaat.

Baca juga : Polemik Pengenalan Kehidupan Kampus Daring 2020.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun