Beberapa mungkin tidak sadar, jika penulis dari link saya bagikan itu adalah saya sendiri, semakin banyak saja ternyata yang menghujat tulisan saya ini, saya sebenarnya sudah tidak mau berkomentar, ya sudah biarkan saja, tulisan saya tidak sesuai dengan opini mereka, maksud saya membagikan hanya untuk mereka berkenan membaca saja dan mengetahui pemikiran saya.
Lantas kemudian ada notifikasi masuk, ada seorang yang mentag nama saya, beliau ini adalah Mas Iqbal anggota di Playon Jogja, komunitas lari yang pernah saya ikuti , Mas Iqbal meminta saya untuk menanggapi mengenai postingan yang saya bagikan di grup tersebut.
Saya sebenarnya bingung mau menanggapi apa, namun karena tak enak dengan Mas Iqbal yang memang saya kenal secara pribadi, saya lalu menanggapi komentar Mas Iqbal tersebut, saya mencoba untuk menjelaskan lagi poin yang ingin saya sampaikan dalam tulisan tersebut, di akhir tulisan tersebut saya juga meminta maaf kepada para "senior" runner.
Mendapatkan serangan dari para runner ini ternyata sangat mengerikan, saya tak menyangka respon mereka akan langsung menyudutkan saya seperti ini, sebenarnya ini bukan kali pertama saya membagikan tulisan, bebarapa tulisa saya yang membahas lari juga sering saya bagikan di grup facebook tersebut, namun tidak ada yang menuai respon seramai ini.
Tulisan saya mengenai balap lari liar ini  mendapatkan respon baik dan santuy dari kompasianer lain, Pak Guru, Mas Abdul dan Ketua Kombes Pak Bahrul Ulum, memberikan respon yang baik saja, saya pikir respon para runner akan sama saja dengan kompasianer.
Ternyata tidak demikian, kompasianer ternyata tidak bisa disamakan dengan para netizen, saya mengganti julukan untuk para runner menjadi netizen, karena dalam kasus ini mereka tidak sedang dalam kegiatn berlari, kali ini mereka menjadi netizen, semua orang bisa jadi netizen, anda, saya dan yang lainnya saat sedang mengakses internet, mereka menjadi netizen.
Netizen menyerang mereka yang tidak sepaham.
Perilaku netizen yang ofensif ini benar adanya, saya sudah membuktikannya sendiri. penyerangan ini memang tidak membuat saya depresi, namun bukan berarti saya tidak merasa tersinggung dan kalimat-kalimat yang cukup "menohok" tersebut, dari kejadian ini saya memahami kenapa ada kasus dimana ada orang yang sampai memutuskan untuk bunuh diri karena serangan netizen.