Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berwisata Saat Pandemi, Bagai Makan Buah Simalakama

10 Agustus 2020   20:28 Diperbarui: 10 Agustus 2020   21:22 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mau dibuka takut banyak kena covid-19, tidak dibuka tak ada pemasukan.

 "Bagaikan makan buah Simalakama" adalah sebuah peribahasa yang bisa kita gunakan saat ini untuk menggambarkan kegiatan berwisata saat ini.

Sekian lama hanya berdiam diri di rumah, sebagai upaya jaga jarak supaya tidak tertular virus covid-19, membuat banyak orang merasa jenuh, selain jenuh,ada masalah besar yang terjadi, yaitu banyak orang yang terpaksa kehilangan pekerjaanya di tengah pandemi ini.

Menurut data yang dilansir dari Kontan.co.id, per tanggal (11/4) ada sejumlah 1,5 juta tenaga kerja yang mengalami PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) dan dirumahkan, jumlah tersebut terdiri dari 1,2 juta orang yang bekerja di sektor formal dan 265 ribu orang di sektor informal. 

Berdampak Besar di Pariwisata.

Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang terkena dampak begitu besar dari covid-19, adanya himbauan #PhsycalDistancing, membuat warga takut untuk bepergian ke tempat yang dapat menimbulkan kerumumunan banyak orang seperti tempat wisata.

Imbasnya banyak tempat wisata  terpaksa ditutup, dengan ditutupnya tempat pariwisata, maka pemasukan untuk sektor pariwisata tersebut menjadi nihil, sementara ada banyak orang yang menggantungkan hidup dari sektor ini.

 Salah satu contohnya adalah sektor pariwisata di Provinsi Daerah Istmewa Yogyakarta mengalami estimasi  kerugian sebesar  81 miliar rupiah, data yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Provinsi  DIY ini , dicatat selama periode bulan maret hingga april.

"Untuk wilayah DIY, dari 776 jasa usaha di bidang pariwisata ada 29.463 tenaga kerja yang terdampak covid-19" Ungkap Singgih Rahardjo, Kepala Dinas Pariwisata DIY pada Detik.com (21/4).

Ilustrasi Yogyakarta | source: travel.kompas.com (dok. BIRO KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAREKRAF)
Ilustrasi Yogyakarta | source: travel.kompas.com (dok. BIRO KOMUNIKASI PUBLIK KEMENPAREKRAF)

Beralih Fungsi.

Tak hanya merugi,ada pula tempat wisata yang terpaksa tutup secara permanen, salah satunya adalah kolam renang Fun Park Villa, yang ada di Bogor.

Kolam renang tersebut yang jadi viral di lini masa twitter ini, sekarang telah alih fungsi menjadi  menjadi kolam  lele, di awal tahun 2020 kolam tersebut terkena banjir, kolam renang ini jadi tak bisa beroperasi, dan harus melakukan renovasi,seusai renovasi selesai dan kolam sudah siap menerima pengunjung, pandemi  covid-19 melanda.

Setelah tak ada lagi pemasukan dari pengunjung, pemilik kolam renang akhirnya mengalih fungsikan kolamnya menjadi kolam lele, setidak ini adalah upaya yang bisa dia lakukan untuk mendapatkan pemasukan di tengah kondisi sulit seperti ini.

Kolam renang yang jadi kolam lele | source: tribunnews.com (dok. twitter @sabiladinta)
Kolam renang yang jadi kolam lele | source: tribunnews.com (dok. twitter @sabiladinta)

Berwisata di Era New Normal.

Saat ini mungkin keadaan sudah sedikit berubah, karena meskipun jumlah angka korban covid-19, tiap hari makin naik,namun pemerintah sudah membuka tempat wisata.

Namun sangat disayangkan, sudah banyak tempat wisata yang terlanjur gulung tikar, seperti kolam renang yang ada di Bogor tersebut.

Pemerintah tidak memiliki pilihan lain karena jika Kondisi ini tidak dibiarkan terus menerus, akan  semakin besar kerugian yang terjadi.

Akhirnya tempat-tempat wisata mulai dibuka, dengan embel-embel menerapkan protokol kesehatan yang ketat, yang sebenarnya hanya menambahkan penggunaan masker dan aturan cuci tangan sebelum masuk tempat wisata.

Kembali menyalahkan pemerintah bukanlah hal yang bijak, karena dalang semua kekacauan ini adalah si covid-19, yang tak kunjung sirna dari muka bumi ini, seperti judul dari tulisan yaitu seperti memakan buah simalakama, serba salah.

Penutup.

Banyak hal berubah dengan adanya covid-19, kita tak tahu  sampai kapan hidup dalam ancaman pandemi yang sudah menginfeksi sebanyak 19,9 juta manusia di dunia dan 80 ribu orang di Indonesia.

Bertindaklah dengan bijak, jika memang bukan urusan yang mendesak, cobalah untuk tetap di rumah saja, jangan lupa juga untuk rajin berolahraga supaya tubuh kita tetap sehat dan kita kebal terhadap berbagai ancaman virus dan penyakit.

Salam hangat.

Referensi :

1,2,3

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun