Quarter Life Crisis (QLC) adalah permasalahan yang berkaitan tentang kegelisahan akan belum tercapainya pencapaian hidup seperti pekerjaan, jodoh, penghasilan dan lainnya, yang dihadapi oleh orang yang berumur sekitar 20-30 tahun.
Permasalahan ini umumnya dialami oleh orang yang sudah memasuki usia dewasa muda, dimana mereka sudah mulai menapaki tahapan kehidupan yang jauh berbeda dengan tahapan kehidupan sebelumnya yaitu tahapan  kehidupan anak-anak dan remaja.
Fase QLC ini muncul saat pencapaian hidup yang didapatkan tidak sama dengan pencapaian hidup orang lain yang berusia sebaya dengan kita, misal di usia yang sebaya dengan kita ada yang sudah menikah dan memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang tinggi.
Sedang kita masih belum mendapatkan perkerjaan yang memberikan penghasilan yang  tinggi dan belum kunjung bertemu jodoh, atau malahan belum menyelesaikan pendidikan yang ditempuh.
Apa hubungan QLC dengan lari marathon?
Untuk menghadapi QLC ini diperlukan prinsip berlari marathon sehingga kita bisa memahami kenapa pencapaian orang bisa berbeda antara satu dengan yang lainnya.
Pace dalam Marathon.
Dalam berlari marathon ada istilah yang dinamakan pace, pace adalah satuan yang menunjukan waktu dibagi jarak, berbanding terbalik dengan satuan kecepatan yang menunjukan jarak dibagi waktu. Jika seorang berlari dengan cepat, maka angka pacenya akan semakin turun.
"Everyone Has Their Own Pace".
Setiap orang memiliki pacenya masing masing untuk mencapai garis finish, ada yang memiliki pace yang cepat seperi Eliud Kipchoge yang mampu menempuh 42 kilomter kurang dari 2 jam, ada pula yang memiliki pace lambat seperti saya yang baru bisa menempuh 21 kilometer dalam waktu 3 jam hehe.
Lebih lanjut mengenai Eliud Kipchoge bisa anda baca di "Marathon dan Melampaui Batasan Manusia".
Berlari dengan pace yang membuat kita nyaman, tidak perlu memaksakan berlari dengan pace yang cepat jika masih belum mampu, lari marathon adalah lari jarak jauh, yang dibutuhkan adalah kecepatan yang stabil dalam berlari.
Jika berlari cepat di awal maka di akhir lomba akan kehabisan stamina, jika terlalu menyimpan tenaga di awal, dan mengeluarkan semuanya di akhir, maka kita sudah ketinggalan dengan pelari lain.
Sejatinya lari marathon bukan lomba antar pelari, perlombaan yang terjadi adalah perlombaaan melawan diri sendiri untuk mencapai "Personal Best" atau catatan waktu terbaik yang bisa dilakukan untuk mencapai garis finish.
Inilah mengapa medali untuk para peserta lomba lari marathon bukan diberikan hanya untuk mereka yang tercepat mencapai garis finish, medali diberikan kepada semua peserta yang berhasil mencapai garis finish.
Prinsip Lari Marathon dalam Kehidupan.
Kehidupan seperti halnya berlari marathon, meskipun kita memulai di garis start yang sama dengan orang orang yang sebaya dengan kita, namun tidak semua orang bisa berlari dengan pace yang cepat, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama, satu orang dengan yang lain memiliki kemampuan yang berbeda.Â
Semua orang memiliki pacenya masing masing untuk mencapai garis finish, jika kita masih terus membandingkan diri kita dengan orang lain, maka kita tidak akan pernah puas dan hanya mengejar bayangan semu.
Pencapaian diri terbaik adalah saat kita bisa menjadi mencapai hal yang lebih baik dari diri kita di masa lalu, misal dulunya penghasilan perbulan kita hanyalah berasal dari gaji kita sebesar 4 juta rupiah,
Kemudian di tahun berikutnya kita mendapatkan penghasilan bukan hanya dari gaji melainkan ada bisnis yang sudah mulai membuahkan hasil yang membuat kita mendapatkan penghasilan sebesar 6 juta rupiah perbulan.
Tak usah membanding-bandingkan dengan orang lain yang penghasilanya sudah mencapai 10 juta perbulan, karena itu hanya membuat kita tidak bersyukur dan tidak menghargai penghasilan yang kita dapatkan,
Jadikan orang yang bergaji 10 juta itu sebagai motivasi untuk meningkatkan kerja keras kita supaya mendapetkan penghasilan yang lebih, tapi tentu jangan lupa untuk bersyukur.
Penutup.
Berikut prinsip berlari marathon yang saya terapkan untuk menghadapi QLC, QLC sendiri adalah permasalahan yang saat ini juga sedang saya hadapi, mengingat saat ini usia saya sudah memasuki 26 tahun dan ada banyak pencapaian yang tidak sama dengan orang orang yang sebaya dengan saya.
Semoga tulisan mengenai hobi saya berlari dan prinsip yang saya terapkan untuk menghadapi QLC ini bisa bermanfaat untuk anda semua yang membaca tulisan ini. Â
Salam hangat,
Baca Juga : "Optimalkan Pembakaran Lemak dengan Konsumsi Kopi Sebelum Berolahraga"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H