Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mendadak Lockdown, Warga Desa Sengon Tak Bisa Shalat Ied Berjemaah

24 Mei 2020   23:10 Diperbarui: 24 Mei 2020   23:17 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gema takbir, tahlil dan tahmid berkumandang

Malam hari (23/5) warga desa Sengon, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Brebes  bersuka cita dengan bertakbir di masjid dan mushola, mereka bergembira untuk menyambut datangnya hari idhul fitri, setelah menjalani satu bulan lamanya berpuasa di tengah pandemic covid-19, kini mereka bisa merayakan idhul fitri dan bisa shalat ied esok hari nanti.

 Sayangnya kegembiraan tersebut sirna, sekitar pukul 9 malam, ada petugas berpakaian APD (Alat Perlindungan Diri)  lengkap menjemput salah seorang warga  desa Sengon berinisial 'S'

Kabur dari Jakarta.

  S ini sempat melakukan Swab Test di Jakara, tapi sebelum hasil Swab testnya keluar, 'S' sudah mudik ke desa Sengon.

 'S" ini sudah sekitar satu minggu lalu pulang ke desa Sengon, 'S' tidak melakukan karantina mandiri di rumahnya dan  berperilaku layaknya orang normal, dia pergi kemana saja semau hatinya, bahkan dia sempat menyambangi salah satu rumah warga lain untuk mengembalikan uang yang pernah dia pinjam

Setelah hasil swab tes milik 'S'  keluar, ternyata dia dinyatakan positif Covid-19, pihak RSUD Brebes yang mendapatkan laporan hasil Swab test milik 'S' segera menjemputnya di kediamannya di desa Sengon.

Penjemputan PDP di Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah | Source: kompas.com
Penjemputan PDP di Karangrayung, Grobogan, Jawa Tengah | Source: kompas.com

Melakukan Lockdown Local.

Kedatangan petugas RSUD Brebes dengan berpakaian APD lengkap ini tentu menimbulkan kehebohan ditengah masyarakat, terlebih mengetahui jika ada salah satu dari warga yang positif covid-19, kepanikan warga menjadi luar biasa.

Para warga Sengon sontak bergerak menutup akses jalan masuk menuju desa Sengon, bahkan setiap gang dan jalan menuju menuju perumahan warga ditutup, semuanya dikerjakan di saat malam takbiran tersebut.

Di saat masyarkat desa lain sibuk bertakbir menyambut hari kemenangan, warga desa Sengon malah sibuk menutup akses masuk menuju desa mereka. 

Lockdown lokal di gang flamboyan desa Sengon| Dok. Pribadi
Lockdown lokal di gang flamboyan desa Sengon| Dok. Pribadi

Tak Ada Shalat Ied Berjama'ah.

Keesokan harinya (24/5), seusai shalat subuh, pemerintah desa melalui masjid Al Firdaus desa Sengon, mengumumkan jika semua mushola dan masjid yang ada di wilayah desa Sengon, tidak diperbolehkan mengadakan shalat ied berjama'ah.

Saya termasuk orang yang telat mendapati informasi ini, ketika bangun di pagi hari, saya sudah membanyangkan betapa asyiknya bisa shalat ied berjama'ah, informasi ini baru saya dapatkan setelah  membuka pintu rumah dan mendapati gang-gang disekitaran rumah saya telah ditutup.

Saya baru mengetahui informasi detailnya setelah mendengar pengumuman dari masjid dan membaca pesan yang dikirimkan di WAG keluarga,

Gema takbir masih berkumandang, tapi situasi jalanan begitu sepi, tak ada satupun orang yang berangkat untuk shalat ied berjama'ah, orang orang lebih memilih untuk berdiam diri dirumah setelah mengetahui ada salah satu tetangga mereka yang positif covid-19.

Kondisi jalanan desa Sengon yang sepi | Dok. Ali Sodikin
Kondisi jalanan desa Sengon yang sepi | Dok. Ali Sodikin

Lockdown Dibuka.

Siang harinya, lockdown local di desa sengon dibuka, mulai banyak orang yang berlalu lalang di jalanan desa, pembukaan ini dikarenakan beberapa warga merasa kesulitan untuk melakukan perjalanan dan malah menyebar ketakutan di kalangan warga.

Upaya sigap warga memang begitu hebat, tapi ini malah memicu kepanikan luar biasa, dengan adanya lock down local, ini semua akses ditutup, hingga jalan utama yang menjadi jalan penghubung menuju ke desa lain juga ikut ditutup.

Akses jalan dari pantura yang melewati desa Sengon juga ikut ditutup | Dok. Arif Tri 
Akses jalan dari pantura yang melewati desa Sengon juga ikut ditutup | Dok. Arif Tri 

Tentu ini membuat kekesalan bagi warga yang ingin menuju desa lain, memang tindakan kewaspadaan warga asudah bagus, tapi ini sudah masuk pada tindakan kepanikan yang luar biasa.

Beranjak menuju sore hari, tingkat aktifitas warga terpantau sepi, masih tak banyak warga yang berlalu lalang meskipun akses jalan masuk sudah dibuka kembali, nampaknya warga masih memilih untuk tidak bepergian dan tetap berada di rumah.

Penutup.

Peristiwa yang terjadi di desa Sengon ini, hendaknya sebagai pelajaran untuk warga di tempat lain supaya lebih waspada, bagi warga yang baru pulang dari zona merah supaya mengikuti peraturan supaya tetap dirumah dan tidak bepergian kemana-mana.

Kepada para warga lain juga dimohon untuk tidak berlebihan dalam bertindak, waspada memang boleh tapi tidak panik, jangan langsung menutup semua akses yang melintasi desa.

Semoga bermanfaat,

Selamat Hari Raya Idhul Fitri 1441 H

Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Dok Kombes 
Dok Kombes 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun