"Kalau kamu bukan anak raja dan anak ulama besar maka menulislah" (Imam Al Ghozali)
Sudah semenjak 2013 saya mulai menulis, waktu itu saya memiliki blog dan kerap menulis untuk mengisi blog tersebut, saya adalah personal blogger, seorang blogger yang menulis seputar kegiatan yang dilakukan.
Motivasi saya menulis adalah seperti yang dikatakan Imam Al Ghozali, karena saya bukan siapa-siapa, maka saya menulis, saya menulis supaya bisa berbagi, meskipun itu hanya pengalaman yang saya alami, mungkin saja itu bisa bermanfaat bagi orang lain.
Menulis di Kompasiana.
Tahun 2016 saya baru mulai menulis di kompasiana, tapi saya masih lebih fokus menulis di blog pribadi saya, barulah di tahun 2018, saya mulai aktif menulis di kompasiana.
Ini karena blog personal yang saya miliki, sudah tak bisa diakses lagi, mungkin karena sudah terlalu lama vakum menulis, jadi banyak sarang laba laba yang membuat blog tersebut tak dapat diakses.
Tingkat keaktifan menulis saya di kompasiana di waktu itu masih sangat rendah, paling dalam satu minggu sekali saya membuat 1 artikel.
Bergabung dengan  Kombes
Titik balik saya untuk menulis baru muncul di awal tahun 2020, tepatnya saat saya bergabung dengan kombes (kompasianer Brebes) dalam grup yang dketuai dan diprakarsai oleh Pak Bahrul Ulum ini, kami dimotivasi untuk terus aktif menulis.
Bulan pertama saya aktif di kombes, saya berhasil menulis 20 artikel dalam satu bulan, ini rekor untuk saya, karena dari tahun 2016 hingga 2020, paling banyak, saya hanya bisa menulis hingga 8 artikel dalam satu bulan.
Dibandingkan dengan anggota kombes yang lain tingkat produktifitas saya masihlah sangat rendah, Pak Bahrul Ulum saja bisa menulis hingga 20 artikel dalam satu hari, yang lainnya seperti Mba Vera Sinta bisa menulis 10 artikel dalam sehari, Bang Auki yang juga bisa menulis 15 artikel dalam sebulan.
Dengan tingkat produktifitas mereka, hanya dalam waktu sekitar 2 bulan saja, mereka bisa sampai ke level taruna, menyamai pencapaian saya setelah 4 tahun menulis di Kompasiana.
Dengan tingginya tingkat produktiftas para penulis di kompasiana ini, saya juga ikut termotivasi untuk lebih aktif menulis, sekarang menulis artikel di kompasiana menjadi hobi baru yang saya geluti.
Memiliki Hobi Berlari.
Alasan kenapa saya tidak begitu fokus dalam menulis adalah karena saya memiliki hobi lain, hobi tersebut adalah berlari. Saya gemar mengikuti event lari yang diadakan di Jogja dan sekitarnya, juga ikut berlari bersama komunitas lari "Playon Jogja".
Tapi sekarang saya menulis lebih seru daripada berlari, karena berlari cuma bisa dilakukan di luar rumah dan butuh waktu-waktu tertentu, berbeda dengan menulis yang dapat dilakukan kapan saja.
Terlebih saat ini berlari bukan pilihan bijak, mengingat sedang ada pandemic covid-19, dan kita dihimbau untuk melakukan physical distancing, jadilah saya asyik dengan hobi menulis saya.
Menulis Ditemani Kopi.
Saat menulis saya suka ditemani secangkir kopi, sudah lama saya menyukai kopi, cerita awal mengenai bagaiman saya menyukai kopi juga berkaitan dengan hobi saya yaitu berlari.
Sebelum berlari, "ritual" yang saya lakukan terlebih dahulu adalah dengan meminum secangkir kopi, meminum secangkir kopi sebelum berolahraga ini member efek yang luar biasa bagi tubuh, stamina dan tingkat konsentrasi menjadi meningkat.
Menulis ditemani secangkir kopi juga memberikan efek yang  tak kalah luar biasa, karena kopi dapat mengusir rasa kantuk dan membuat tingkat konsentrasi menjadi lebih tinggi.
Kopi yang sangat saya rekomendasikan sebagai teman untuk menulis dan bisa menjaga fokus adalah kopi yang ada di kopi petani, lebih lanjutnya anda bisa mengunjunginya di kopipetani.com , tak hanya kopi arabika tapi juga kopi robusta yang sangat nikmat untuk dinikmati.Â
Penutup.
Setelah 2 bulan lebih menghadapi pandemic covid 19 ini, ada banyak hal yang berubah serta muncul hobi baru, kita masih belum tahu kapan pandemi ini akan usai, karena PSBB saja masih belum efektif untuk membendung Covvid-19.
Jika nantinya kita tak bisa kembali kepada keadaan seperti sediakala sebelum ada covid-19, tak masalah jika nanti kita menjumpai keadaan baru yang menjadi "New NormaL" selama hal hal baik yang dulu masih bisa bertahan dan bertambah hal-hal baik baru yang juga ikut muncul.
Salam Hangat,
Salam Kombes,Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H