Di saat tidak ada drama korea yang tayang di Indonesia, Trans TV muncul dengan inovasi, mereka menayangkan drama korea "Encounter" (2018) yang masih tayang di stasiun televisi asalnya, ini adalah pertama kalinya ada stasiun televisi Indonesia melakukan hal demikian
Hal ini berbeda dengan Boys Before Flower (BBF) yang dulu tayang di Indosiar. BBF memang ditayangkan di tahun yang sama dengan penayangan aslinya, tapi penayangannya dilakukan berselang beberapa bulan setelah penayangannya di Korea selesai.
Tidak seperti di Indosiar, Trans TV tidak melakukan proses sulih suara untuk penayangan "Encounter" ini, melainkan hanya memberikan subtitle. Hal ini dilakukan dengan dalih, supaya pemirsa bisa merasakan sensasi seperti menontonnya di layanan televisi streaming.
Padahal tersebut tentu dilakukan karena "tidak sempat" melakukan proses sulih suara, karena kita tahu jika proses sulih suara membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
Penayangan "Encounter" sebenarnya tidak begitu sukses, karena masyarakat kita masih lebih betah menonton sinetron, tapi Trans TV menggangap penayangannya cukup berhasil, sehingga setelahnya menayangkan drama korea yang juga cukup populer yaitu "Whats Wrong With Secretary Kim" (2019).
Berangkat dari riwayatnya penayangan drama korea di Trans TV, pihak Trans TV memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi untuk menayangkan "The World Of The Married" di Indonesia.
Tayang dengan Kearifan Lokal.
Tentunya "The World Of The Maried" ini jika tayang akan disesuaikan dengan budaya Indonesia, adegan-adegan yang "berbahaya" tentu akan disensor atau mungkin sekalian dipotong, karena nanti bisa disemprot oleh KPI.
Penyensoran ini tentu akan berakibat pada cerita yang tidak bisa dinikmati secara utuh, tapi tenang para penonton kita tidak akan kecewa, karena para penonton yang menonton drama ini adalah orang yang sudah menonton drama tersebut.
Kenapa demikian ?