Wisuda
Sebuah momen yang ditunggu-tunggu oleh banyak orang, meskipun kalau dipikir-pikir momen tersebut hanya bersifat seremonial semata, nyatanya banyak mahasiswa dan para orang tua ingin sekali ada dalam momen tersebut.
Tak banyak orang bisa beruntung mengenyam pendidikan tinggi dan berkesempatan untuk memakai toga dan melakukan wisuda, para keluarga dari wisudawan wisudawati merelakan waktu mereka untuk menghadiri momen sakral tersebut, berdandan dengan baju seragam dan berbagai riasan semaksimal mungkin supaya tampil elok saat difoto untuk mengabadikan momen tersebut.
Para wisudawan nampaknya masih menganggap momen ini "sepele" dengan hanya memakai kemeja putih dibalik toga, beberapa kawan yang saya kenal malah hanya mengenakan kaos oblong dibalik toga, alasannya tak nyamanlah harus berpanas-panasan menggunakan kemeja dibalik toga yang bentuknya layaknya jubah sihir itu.
Tapi itu tidak berlaku untuk para wisudawati, tak mungkin mereka berpenampilan ala kadarnya seperti saat kuliah,di momen special macalm ini, haruslah para wisudawati ini berpenampilan sebaik mungkin.
Berdandan menggunakan MUA (make up artist) kenamaan sedari subuh, mengenakan kebaya yang spesial dengan harga yang tidak murah, bahkan ada yang rela diet ketat supaya kebaya yang dia kenakan bisa tampil cantik.
Eits, tapi bagaimana dengan sekarang ?
Situasi sudah masuk darurat covid-19, banyak kampus sudah menghentikan kegiatan perkuliahan mereka semenjak pertengahan maret lalu, sekarang malah sudah bukan kegiatan perkuliahan lagi  yang ditiadakan, akses menuju kampus saja sudah ditutup.
Hampir semua kampus di Jogja menutup kampusnya untuk umum, setelah beberapa waktu lalu salah satu dosen UGM dikabarkan meninggal di dunia diakibatkan Covid-19, kondisi Jogja yang kota pelajar ini tentunya menjadi senyap, setelah para mahasiswa meninggalkan kota yang penuh dengan angkringan dan burjo ini.
Masihkah perlu mengadakan wisuda di saat seperti ini ?