Apa yang bisa dilakukan dengan gaji 80 juta ?
Kalau menurut saya pribadi, ada banyak sekali hal yang bisa dilakukan dan bisa dibeli dengan gaji bulanan sebesar itu, dengan uang sebesar itu mungkin bisa digunakan untuk biaya hidup saya selama satu tahun,mengingat uang 80 juta  sama dengan akumulasi gaji saya selama satu tahun.
Bagi saya uang sejumlah tersebut sudah luar biasa besar, tapi ternyata persepsi orang berbeda-beda, dari viralnya sebuah twit yang mengatakan jika ada seseorang yang mempunyai gaji 80 juta sebulan, lalu setelah diPHK Â karena pandemi covid 19, hanya dalam waktu 2 bulan saja, Â dia sudah mengalami krisis keuangan.
Gaji sebesar 80 juta ini, bukan habis entah kemana, uang tersebut digunakan untuk membiayaii kehidupan  keluarga orang tersebut dan untuk membayar biaya cicilan kredit rumah dan mobil mewah yang dia miliki.
Mungkin banyak yang mengira, jika kisah ini fiksi, mana mungkin dengan gaji yang sedemikian besarnya, dia sampai tidak punya dana cadangan, sehingga hanya dalam waktu 2 bulan tidak menerima gaji, hidupnya mengalami krisis keuangan.
Saya percaya hal tersebut benar terjadi, karena saya sendiri penah beberapa kali menjumpai kasus tersebut, memang nominalnya tidak sebesar itu, tidak sampai 80 juta, mungkin hanya seperempatnya atau separuhnya, tapi kasusnya sama gaji yang mereka  dapatkan habis untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kewajiban  cicilan yang mereka miliki, dan kemudian bergantung di gaji bulan berikutnya.
Terjebak Rat Race
Kondisi seperti ini dinamakan "rat race" atau siklus tikus, kondisi dimana manusia seperti seekor tikus yang berputar dalam sebuah lingkaran yang tiada hentinya.Bulan ini terima gaji, bayar cicilan ini dan itu, lalu bulan depannya  gajian lagi, bayar cicilan ini dan itu, demikian terus siklusnya.
Jangankan untuk investasi, untuk menyisihkan sebagian uang untuk menabung, sebagai dana pengaman di masa depan saja tidak bisa, mereka menjadi memiliki ketergantungan dengan gaji yang mereka dapatkan, makin naik gaji mereka, gaya hidup mereka juga berbanding lurus dengan gaji yang mereka dapatkan.
Disinilah gaya hidup yang merengut segala yang mereka miliki, terlebih setelah mereka mengenal kredit, buat apa menabung, dengan kredit semua bisa lebih mudah, tak perlu susah susah menabung.
Kredit meskipun terdengar manis diawal, ternyta bisa sangat mencekik dalam membayar cicilan tiap bulannya , lebih baik jika memilih untuk tidak kredit, dalam membeli kendaraan, belilah secara tunai,jangan memaksakan membeli kendaraan baru yang mewah, tak apa membeli kendaraan second, selama kondisinya masih bagus dan layak untuk digunakan, yang penting cash.
Belajar dari Ridwan Hanif.
Himbauan untuk membeli kendaraan secara cash atau tunai ini, diberikan oleh youtuber otomotif favorit saya, beliau adalah Ridwan Hanif, beliau ini punya prinsip  jika ingin membeli kendaraan maka harus dibeli  secara tunai.
Ridwan Hanif, beberapa waktu menjadi sorotan karena melakukan lelang sebuah mobil yang dimilikinya(29/3) lalu, hasil lelang mobil tersebut sepenuhnya beliau donasikan untuk melawan covid 19. Donasi tersebut diberikan kepada Dokter Tirta supaya nantinya bisa disampaikan untuk para tenaga medis yang menjadi garda terdepan melawan covid 19.
Dalam kanal youtubenya, founder dari media otomotif autonetmagz ini sering sekali menyampaikan mengenai review review mobil bekas, membeli mobil bekas secara tunai lebih baik daripada kredit mobil baru, beliau juga pernah membagikan analisanya betap menguntungkannya jika kita menabung untuk membeli mobil baru, daripada harus kredit, anda bisa melihatnya di bawah ini :
Penutup.
Dari viralnya twit yang mengatakan gaji 80 juta saja tidak cukup, kita belajar jika berapapun besar  gaji yang kita dapatkan selama kita tidak bijak mengatur uang,dan tidak tahu seberapa boros gaya hidup yang kita miliki maka uang tersebut akan habis begitu saja.
 Hal mendasar seperti budaya menabung, adalah hal yang sulit dilakukan orang di masa sekarang, lebih banyak lagi yang tergiur dengan manisnya kredit, ingat jika kredit tidak membuat barang menjadi lebih murah, yang ada jika cicilan kredit diakumulasikan, malah harga barang tersebut menjadi lebih mahal.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan, semoga bisa bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H