Setelah satu persatu personelnya hengkang, kemungkinan akan bubar.
Hal tersebut yang biasanya terjadi, atau ada plihan lain, kelompok tersebut akan vakum dalam kurun waktu tertentu, lalu setelah mendapatkan pengganti personel yang baru maka mereka akan comeback, tapi popularitasnya tak akan sama dengan formasi awal mereka.
Contohlah SMASH, boyband yang namanya adalah akronim untuk "Seven Man As Seven Heroes" ini  setelah salah satu personelnya memutuskan untuk hengkang, yaitu Morgan, perlahan popularitas mereka makin turun, hingga pada akhirnya boyband tersebut memilih untuk vakum.
Begitupula dengan Cherry Belle,girlband yang beranggotakan 9 perempuan cantik yang pandai menari dan bernyanyi  ini,setelah Annisa memutuskan untuk hengkang,  popularitasnya makin berkurang, bahkan setelah dibuat generasi baru untuk Cherry Belle, tetap saja tidak mampu menandingi popularitas mereka dengan formasi awal saat Annisa masih bergabung.
Lantas bagaimana dengan "The Milenials" ?
The milenials bukanlah boyband atau grupband, meskipun jumlah mereka sama dengan SMASH yaitu 7 orang, karena komposisinya tidak semuanya laki laki dan tidak juga semuanya perempuan, lagipula mereka tidak bernyanyi dan menari seperti SMASH dan Cherry Belle.
 "The Milenials" adalah julukan yang saya buat untuk staff khusus Presiden Joko Widodo , karena embel embel milenial yang selalu mereka bawa, saya sebut saja demikian, untuk mempermudah, berikut saya perkenalkan para personil "The Milenials":
-Putri Tanjung
-Belva Devara
-Ayu Kartika Dewi
-Angkie Yudista
-Billy Membrasar
-Aminudin Ma'ruf
-Andi Taufan
Sedari awal dipilihnya 7 orang ini,sebagai staff khusus presiden Joko Widodo pada (21/11/2019) lalu, mereka sudah mendapatkan banyak sekali perhatian publik, mulai dari gaji mereka yang angkanya luar biasa. Lalu status mereka yang bisa merangkap jabatan sebagai CEO dari perusahaan yang mereka dirikan, sehingga ditakutkan akan ada konflik kepentingan di suatu hari nanti.
Konflik Kepentingan "The Milenials"
Tak sampai setahun semenjak mereka terpilih, terbukti jika apa yang masyarakat takutkan mengenai konflik kepentingan terjadi, diawali dengan kasus Andi Taufan yang terjadi (1/4) lalu, Â Andi menyurati para camat untuk melibatkan PT. Amarta Mikro Fintek, perusahaan yang dipimpin oleh dirinya ini, supaya dilibatkan dalam program Relawan Desa Lawan Covid-19.
Hal demikian juag terjadi Pada Belva Devara, setelah adanya pandemi covid 19 membuat program kartu prakerja pelaksanaanya terpaksa dipercepat, ini membuat masyarakat tahu jika ruangguru yang dipimpin Belva, menjadi aplikasi yang digunakan dalam program kartu kerja, nampaknya pandemic covid 19 membuat konflik kepentingan para staf khusus ini muncul.
 Menanggapi banyak omongan negatif tentang dirinya, Belva lantas memilih untuk mengundurkan diri (15/4) lalu, padahal kasus Andi Taufan lebih dulu muncul sebelum Belva, tapi malahan Belva yang hengkang lebih dulu, keputusan Belva tidak bisa dinilai tepat juga, karena yang dia lakukan sebenarnya hanyalah menyelamatkan nama baiknya.
Lebih lanjut baca di : " Imbas Covid 19, Belva Hengkang dan Terawan Menghilang"
Dilansir dari kompas.com (24/4) Andi Taufan juga mengundurkan diri jabatannya sebagai staf khusus presiden Joko Widodo, hal tersebut disampaikannya melalui surat terbuka yang dia tanda tangani di hari tersebut.
"Perkenankan saya untuk menyampaikan informasi pengunduran diri saya sebagai staf khusus presiden Republik Indonesia yang telah saya ajukan melalui surat pada 17 april 2020 dan kemudian disetujui oleh Bapak Presiden" Tulis Andi dalam suratnya.
Hanya berselang 2 hari setelah pengunduran diri Belva, Andi juga ikut mengundurkan diri, hanya dalam waktu singkat kita telah kehilangan dua personil "The Milenials", tapi tak hanya sampai situ saja, ternyata ada lagi satu personel yang  menjadi sorotan.
Billy Mambrasar dalam Sorotan.
Saat ini ada kasus lain yang juga menyeret salah satu staff khusus milenial, yaitu Billy Mambrasar, nama Billy Mambrasar muncul setelah adanya kasus penangkapan Ravio Patra, Ravio ditangkap atas dugaan penghasutan untuk  melakukan tindakan keonaran pada tanggal (30/4) nanti.
Tapi setelah 24 jam penangkapan, Ravio dibebaskan kembali karena tidak terbukti melakukan penghasutan tersebut, akun Whats App nya diretas oleh seseorang, dugaan mengarah pada pihak Billy Mambrasar karena sebelumnya, Ravio mengkritisi tindakan Billy Mambrasar yang sarat akan konflik kepentingan.
Untuk kronologi lebih lengkapanya anda bisa mebaca tulisan dari Esdi A yang berjudul "Penangkapan Ravio, Serangan Terhadap Stafsus Milenial Atau Pembungkaman Aktivis ?"
Sangat disayangkan para staff khusus yang membawa nama generasi milenial ini terseret dalam kasus macam ini, ternyata yang namanya haus kekuasaan dan harta bukan hanya milik generasi lama, tapi juga generasi baru yang katanya lebih inovatif dan kritis.
Penutup.
Billy saat ini posisinya masih aman, tapi bukan tidak mungkin jika suatu saat kasus ini akan berbuntut makin panjang dan membuatnya mengikuti jejak dari Belva dan Andi.Â
Mengenai kekosongan di kursi staff khusus presiden, setelah ditinggal Belva dan Andi, kita tidak tahu nantinya akan tetap dibiarkan kosong atau akan dipilih orang lain yang kembali membawa identitas milenial, namun mengingat kondisi yang seperti ini, nampaknya presiden tidak punya waktu untuk melakukan audisi untuk mencari personil baru"The Milenials"
Referensi :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H