Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Imbas Covid 19, Belva Hengkang dan Terawan Menghilang

23 April 2020   10:38 Diperbarui: 23 April 2020   10:37 1265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak virus corona atau covid 19 diumumkan telah masuk ke Indonesia, (1/3) lalu. Virus yang berasal dari kota Wuhan, Cina ini bukan hanya menginfeksi sebanyak 7.418 orang dan membuat 635 orang di Indonesia meninggal dunia, data terakhir (22/4).Banyak bidang juga terkena dampaknya, mulai dari pariwisata, transportasi, industri  dan lainnya.

Covid 19 ini juga menyerang 2 orang penting dalam pemerintahan Indonesia, yaitu staf khusus presiden, Belva Devara dan menteri kesehatan dokter Terawan Agus Putranto, keduanya adalah korban dari pandemi covid 19, mereka memang tidak terinfeksi secara langsung, tapi posisi mereka dalam pemerintahan menjadi sorotan gara-gara pandemi covid 19.

Kenapa bisa demikian ?

Kita mulai dari Belva Devara, milenial berusia 29 tahun,lulusan Harvard University dan Stanford University ini, mulai menjadi sorotan semenjak perusahaan yang dia dirikan bersama Iman Usman yaitu ruangguru, secara resmi menjadi mitra pemerintah dalam program kartu prakerja, kenapa bisa perusahaan yang belum lama berdiri ini langsung dipercaya oleh pemerintah, banyak spekulasi jika ini karena peran Belva di staf khusus presiden.

Situasi  makin ribut, pelatihan yang disediakan oleh ruangguru untuk peserta kartu prakerja dinilai sangat tidak bermutu, masa iya hanya untuk pelatihan menjadi driver ojek online (ojol) membutuhkan biaya hingga satu juta rupiah.

Baca : Kartu Prakerja, Tidak Memberi Solusi Malah Membuat Keributan.

Semakin hari, semakin banyak omongan negatif mengenai Belva, hal ini berujung pada pengunduran Belva dari staf khusus presiden, hal tersebut disampaikan Belva sendiri melalui surat terbuka yang dia unggah, melalui instagramnya @belvadevara, selasaa(21/4) kemarin.

"Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada bapak presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke presiden tanggal 17 april 2020" tulis Belva.

Alasan pengunduran dirinya adalah karena tidak mau menambah beban presiden Joko Widodo yang sedang berfokus menangani covid 19, selain itu dirinya sudah tak enak hati dengan banyak pihak yang  memandang negatif dirinya.

Keputusan untuk hengkang dari pemerintahan ini adalah upaya permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia, sebenarnya upaya ini juga  menyelamatkan nama baik yang dilakukan Belva. mengingat di umurnya yang masih semuda itu, masih banyak hal yang bisa dia lakukan. Tak menutup kemungkinan juga jika di masa depan, Belva kembali masuk kedalam pemerintahan.

Sekarang kita bicara mengenai orang lain yang juga terkena imbas covid 19, yaitu menteri  kesehatan,  Terawan Agus Putranto, pria yang dikenal karena menemukan metode pengobatan "cuci otak" beberapa tahun silam ini,keberadaanya  menghilang dari publik.

Padahal sebelumnya beliau selalu hadir dengan wajah "sumringah" dan mengatakan jika corona, bukanlah masalah besar, jadi tidak usah dianggap serius , tidak perlu juga memakai masker, karena masker hanya untuk orang yang sakit, dan banyak "kelakar" lain yang beliau keluarkan menanggapi covid 19 ini.

Intensitas beliau muncul di publik, mulai berkurang semenjak Ahmad Yurianto ditunjuk sebagai juru bicara pemerintah covid 19 pada (3/3) lalu, kemampuan komunikasi Terawan dinilai kurang baik, sehingga perlu digantikan, saat itu Terawan masih muncul beberapa kali di publik.

Tapi makin lama, terawan bahkan sudah tidak muncul di publik sama sekali, terakhir dia muncul adalah saat rapat online dengan komisi IX DPR (2/4) lalu ,selebihya terawan tidak pernah muncul kembali.

Berikut saya sertakan video dari asumsi, sehingga anda bisa mengetahui rekam jejak Terawan dalam penanganan covid 19 di Indonesia.


Terawan kini ada di belakang layar, meski tidak muncul di publik, dialah yang menjadi penanggung jawab usulan dari beberapa daerah yang mengajukan PSBB. Belaiu yang mengeluarkan izin PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) untuk Jakarta, Tangerang dan Bekasi, dan yang bertanggung jawab untuk penolakan PSBB di Kota Sorong,Papua Barat,Palangkaraya, Kaminanta Barat dan Kabupaten Roten Ndao, Nusa Tenggara Timur.  

Pak Terawan, Kami Rindu Senyummu

Penutup

Apa yang dilakukan Terawan sejatinya sama dengan yang dilakukan Belva,yaitu untuk menyelamatkan nama baik dirinya, tapi jelas mengingat posisi Terawan, tentu hal yang dilakukan Terawan  berbeda dengan Belva, beliau lebih memilih menghilang.  

Kita tak tahu siapa lagi yang akan terkena imbas covid 19 di pemerintahan, karena nampaknya situasi ini belum reda  dalam waktu dekat,cukuplah semua sampai disini saja, dan covid 19 segera sirna dari muka bumi ini.

Referensi :

1,2,3

Dok .Kombes
Dok .Kombes

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun