Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Para Pencari Takjil Terpaksa Pensiun

21 April 2020   17:53 Diperbarui: 21 April 2020   17:57 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Besok ke masjid mana lagi ya ?"

Pertanyaan tersebut kali ini datang dari salah satu kawan saya, kemarin saya yang mengeluarkan pertanyaan itu, entah besok siapa lagi yang akan bertanya, pertanyaan terebut adalah pertanyaan yang kami keluarkan secara bergiliran setelah berbuka puasa.

Sudah menjadi kebiasaan saya dan kawan kawan, untuk berbuka puasa di masjid yang berbeda beda selama bulan Ramadan, kebiasaan ini kami lakukan untuk mengejar pahala dengan shalat berjama'ah di masjid dan memuliakan masjid selama bulan suci ini,tapi tentu saja ada tujuan lain yang  lebih duniawi yaitu mencari makanan buka puasa gratis hehe.

Beruntungnya hampir semua masjid di Jogja  menyediakan menu berbuka puasa gratis, jadi kami bisa berpindah pindah masjid dengan leluasa, tapi dari banyak masjid tempat kami  menjadi PPT (Para pencari takjil), hanya beberapa masjid yang kami favoritkan karena sesuai dengan lidah dan perut kami ini.

Masjid Jogokariyan Paling Disuka.

 Diantara beberapa masjid yang kami favoritkan, saya paling menyukai masjid Jogokariyan, masjid yang beralamat di Jalan Jogokaryan No.36, Mantrijeron Kota Yogyakarta ini,selain menu makanannya nikmat, suasana masjid tersebut juga sangat menyenangkan.

Masjid Jogokaryan menyediakan kurang lebih 3000 porsi makanan untuk berbuka puasa, jumlah yang sangat banyak, tapi dengan porsi yang sebanyak itu, masih ada beberapa orang yang tidak kebagian makanan berbuka puasa.

Disekitaran masjid Jogokaryan, ada kampung Ramadan yang menjual berbagai takjil dan makanan  makanan yang nikmat, jadi  sembari menunggu waktu berbuka puasa kita bisa berjalan jalan di kampung Ramadan tersebut, untuk berburu takjil.

Suasana di masjid Jogkariyan sangat menyenangkan, kondisi masjidnya sangatlah nyaman, meskipun terbilang kecil, tapi beribadah di masjid ini bisa membuat khusyu dan tenang, saya sendiri punya pengalaman tak terlupakan saat shalat berjama'ah di masjid tersebut, saat sujud saya enggan untuk bangkit kembali, karena karpet yang digunakan begitu wangi dan empuk, saya malah jadi ingin tidur disitu.  

Suasana Ramadan di Masjid Jogokariyan | Dok.Kompas.com[Foto : Nur Rohmi Aida]
Suasana Ramadan di Masjid Jogokariyan | Dok.Kompas.com[Foto : Nur Rohmi Aida]

Mengingat betapa nyamannya di masjid Jogokaryan,  rasanya ingin berada disana terus, tapi karena lokasi masjid ini yang cukup jauh dengan kost saya, kami hanya sempat eberapa kali berbuka puasa di masjid tersebut. 

Untuk bisa mendapatkan tempat di masjid Jogokaryan, harus sudah siap berada di masjid paling lambat jam setengah 5 sore, ini yang membuat kami kesulitan, mengingat kami adalah kaum rebahan yang santuy, jadi seringkali saat jam 5  kami baru keluar dari kost, saat sudah tidak memungkinkan untuk berbuka puasa di masjid Jogokaryan, kami memutuskan untuk berbuka puasa di masjid dekat kost.

Sudah Meninggalkan Jogja.

 Kenangan menikmati ramadhan di Jogja sangat indah, masa masa menjadi mahasiswa yang hidup di kota seistimewa dan senyaman Jogja juga begitu menyenangkan. Tapi sekarang saya sudah tidak tinggal di Jogja, terhitung jika Ramadan ini adalah ramadan ke 2 saya, setelah saya meninggalkan Jogja.

Meskipun sudah tidak berada di Jogja, Saya masih sering berkomunikasi dengan beberapa kawan yang masih kuliah dan tinggal di Jogja, selain bernostalgia, saya sering menanyakan bagaimana kondisi dan suasana Jogja terkini.

Ramadan yang Berbeda di Jogja.

"Kayaknya di masjid Jogokariyan nggak ada bukber deh, lagian aku juga udah nggak di Jogja"

Itu yang disampaikan kawan saya via telepon,saat saya menanyakan bagaimana Yogyakarta saat Ramadan nanti. Tentu semenjak covid 19 mewabah,keadaan berubah, tempat yang dulunya ramai seperti masjid, sekolah atau kampus terpaksa harus ditutup.

Menurut data resmi dari pemerintah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,melalui situs resminya  sampai dengan hari ini (21/4), tercatat ada 69 orang yang terinfeksi covid 19. Jumlah tersebut sudah masuk jumlah yang cukup banyak, tak heran jika beberapa desa telah menerapkan lockdown local.

Kawan saya yang kebanyakan adalah mahasiswa yang berasal dari luar Yogyakarta, segera mudik ke kampung halaman mereka masing masing, setelah kegiatan mereka di kampus dihentikan.

Penutup.

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan ramadan di tengah pandemi covid 19 ini di Jogja, keadaan ini tentunya membuat para pencari takjil terpaksa pensiun, mereka harus berbuka puasa di kost atau rumah mereka masing masing. Masjid masjid juga yang biasanya ramai oleh para pencari takjil akan menjadi sepi.

Pastinya ada perasan kesal dan miris melihat kondisi ini,tapi  ini adalah upaya terbaik  yang bisa kita lakukan untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19, semoga covid 19 segera berlalu dan  tempat  seperti masjid Jogokaryan, Jogja dan lainya, kembali seperti sediakala.

Amiin.

Dok.Kombes
Dok.Kombes

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun