Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Komunikasi Lebih Nyaman dengan Bahasa Daerah

5 April 2020   16:00 Diperbarui: 5 April 2020   16:02 287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Enyong?“
“Kowen?”
“Kepriben?”
“Norak banget sih, masih pake bahasa ngapak (daerah) di kota besar kaya gini”

Bahasa Daerah Norak?
Tak sedikit yang mengganggap penggunaan bahasa daerah adalah sesuatu yang norak dan kampungan, apalgi penggunaan bahasa daerah di kota besar, meskipun berasal dari satu daerah yang sama seringkal dua orang yang sedang bercakap cakap tidak menggunakan bahasa asli daerah mereka, tapi memilih menggunakan bahasa indonesia atau bahasa gaul setempat, alasannya tentu mereka tidak mau dibilang kampungan oleh orang orang di sekitar mereka.

Hal demikian sering sekali saya temui, bila bertemu kawan sekolah yang sama sama berasal dari Brebes, pasti mereka memilih untuk berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia ataupun bahasa gaul, jarang yang mau menggunakan bahasa brebesan.

Memang tidak bisa dipungkiri jika bahasa daerah akan membuat orang memandang jika kita adalah orang kampung, terlebih orang yang berasal dari daerah berbahasa jawa ngapak seperti Brebes macam saya ini.

Baca : Ngapak Nggak Cuma Bikin Ngakak

Lebih Nyaman dengan Bahasa Daerah.

Tapi dibalik penggunaan bahasa daerah tersebut, ada nilai positif yaitu membuat kita lebih akrab dalam berkomunikasi, karena bahasa daerah adalah bahasa ibu yang diajarkan semenjak kita kecil, berkomunikasi dengan bahasa tersebut pastinya akan membuka memori tentang kampung halaman dan kerinduan masa lalu.

Selain itu orang tua yang ada di daerah umumnya lebih nyaman saat menggunakan bahasa daerah, seperti di daerah saya yaitu Brebes, banyak orang memang mengerti dan bisa berbicara bahasa indonesia, tapi mereka akan merasa lebih nyaman saat berbicara menggunakan bahasa daerah (Brebes).

Atas dasar hal tersebutlah, Bupati Brebes ibu Idza Priyanti menyampaikan laporan terbaru mengenai pandemi covid 19 menggunakan bahasa Brebes.


Dalam video berdurasi 2 menit 46 detik tersebut, beliau menyampaikan jika sampai tanggal 1 april 2020, untuk jumalah ODP(Orang Dalam Pemantauan) di kabupaten Brebes adalah sebanyak 919 orang dan untuk PDP (Pasien Dalam Pemantauan) adalah sebanyak 10 serta untuk yang terkonfirmasi positif adalah nihil

Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada para warga Brebes untuk peran sertanya dalam berjuang melawan corona . Serta menghimbau para warga Brebes untuk melakukan aktifitas di rumah serta tetap tenang dan tidak panik dalam menghadapi corona ini.

Adanya Himbauan dari Anggota DPR.

Sejalan dengan apa yang disampaikan ibu Idza, salah seorang tokoh masyarakat dari daerah Brebes yaitu Ibu Nur Nadlifah, angggota komisi IX DPR RI dari partai kebangkitan Bangsa (PKB) yang mewakili dapil IX Jawa Tengah ( Brebes-Tegal-Slawi) ini juga ikut memberikan himbauan kepada warga.

“Warga masyarakat jangan mudah panik, tetap tenang dan jaga ketertiban sosial, termasuk berdoa kepada Allah SWT, agar terhindar dari wabah covid 19 dan segera ditemukan vaksin serta obat yang dapat menyembuhkannya” ungkap beliau.

Ibu Nur Nadlifah Dok. Kombes 
Ibu Nur Nadlifah Dok. Kombes 

Selain himbauan tersebut, ibu Nur Nadlifah juga berpesan jika salah satu kunci untuk mengatasi pandemi covid 19 ini adalah dengan kepedulian sesama warga.

Penutup.

Pesan dari dua wanita hebat ini, tidak sepatutnya untuk kita abaikan, mereka ini adalah contoh jika orang yang masih menggunakan bahasa daerah juga tidak norak dan bisa memberikan kontribusi yang luar biasa di masyarakat yang ada di tingkat nasional, oleh karena itu mari kita berjuang melawan corona dan jangan lupakan bahasa daerah serta tak perlu malu untuk menggunakan bahasa daerah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun