Selain goresan tangan Sweta Kartika dalam komik yang begitu apik, alur cerita komik ini tak kalah menarik, terlebih biasanya ada semacam quote atau kalimat mutiara yang bisa kita iyakan saat membacanya, bisa dibilang keahlian lain Sweta Kartika  selain pandai menggambar komik adalah pandai merangkai kata layaknya penyair.
Komik Grey & Jingga awalnya hanya berupa panel percakapan antara Grey dengan Jingga yang diupload Sweta kartika melalui halaman social media facebook miliknya, awalnya saat Grey & Jingga akan diterbitkan sempat ada sentiment negatif, apakah nanti akan ada yang mau membelinya ?, mengingat banyak orang telah mengetahui ceritanya, dengan melihatnya di facebook, lagipula di facebook cerita tersebut bisa dilihat secara gratis.
Tapi ternyata sentiment negatif tersebut tidak terbukti, komik "Grey & Jingga : Twillight" laku dipasaran dan telah dicetak ulang beberapa kali, selain itu Grey & Jingga punya prekuel dan sekuel masing masing, ada"Grey & Jingga: Days Of Violet" yang menceritakan kisah Jingga sebelum bertemu kembali dengan Grey, dan "Grey & Jingga : Coffe 42 & Twinkle" yang menceritakan kehidupan Grey  dan Jingga setelah menjadi sepasang kekasih, serta yang terbaru adalah "Grey & Jingga : Purple Sunday" dimana dua sejoli ini terpaksa mengasuh seorang anak kecil.
Tak hanya fokus pada Grey & Jingga, pria yang kerap mengajarkan materi "comic sense" di berbagai komunitas ini, juga membuat cerita spin off dari karakter yang awalnya hanya menjadi karakter pendukung di cerita Grey & Jingga, judul komik tersebut adalah "Love Birds Diary", komik yang juga dapat dinikmati melalui aplikasi Ciayo ini, menceritakan kisah cinta Darma dan Zahra. Â
Nusanta Ranger Mengangkat Tema Nusantara
Komik lain yang juga tak kalah populer yang telah diciptakan oleh Sweta Kartika adalah komik "Nusanta Ranger", komik yang dirilis tahun 2014 silam ini, untuk ceritanya dibuat oleh Keinesasih dan ilustrasinya dibuat oleh Sweta Kartika, komik ini meneceritakan 5 orang pemuda yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia , yang mendapatkan kekuatan  dari roh hewan yang mewakili pulau pulau dari Indonesia, untuk melindungi bumi dari ancaman monster.
Ide cerita tersebut mungkin terdengar tidak asing, ada 5 pemuda yang bertarung bersama untuk mengalahkan monster, pasti langsung terpikirkan dengan "power rangers".Â
Memang ide "Nusanta Ranger" terinpirasi dari power rangers, warna kostum serta perwujudan hewan masing masing rangernya juga mirip dengan power rangers, warna merah yang mewakili pulau jawa, mempunyai kekuatan roh elang, ini karena hewan endemis untuk pulau jawa adalah elang, lalu warna kuning mewakili roh harimau yang berasal dari pulau Sumatra, demikian dengan warna biru yang mewakili pulau papua yang digambarkan memiliki keuatan roh hiu, karena hewan endemis  di papua adalah hiu gergaji, begitupun dengan warna hitam yang mewakili pulau Sulawesi, memiliki keuataan hewan endemis Sulawesi yaitu anoa, dan yang terakhir yaitu warna hijau yang mewakili pulau Kalimantan mempunyai kekuatan roh orangutan.
Perbedaan komik "Nusanta Ranger" dengan Power Ranger adalah selain seri ini lebih mengangkat unsure etnis dan ragam budaya nusantara, "Nusanta Ranger" dipimpin oleh ranger hijau, bukan ranger merah. Â
Sangat disayangkan seri "Nusanta Ranger" hanya berlangsung singkat, tapi  Sweta Kartika mengembangkan cerita Nusanta Ranger ke dalam seri "Nusa V " yang ceritanya dan ilustrasinya dia kerjakan sendiri.Â