Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Subtitle Bikin Tak Nyaman

8 Maret 2020   14:30 Diperbarui: 8 Maret 2020   14:28 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
parasite source: kincir.com 

Beberapa waktu ini, stasiun televisi   RTV mulai menayangkan seri film superhero asal negara Jepang atau yang biasa disebut dengan "tokusatsu" . RTV menayang berbagai seri tokusatsu dari ultraman, super sentai (yang lebih dikenal  di Indonesia sebagai power rangers yang merupakan versi amerika dari seri tersebut) serta  kamen rider.

Saya menyukai seri tokusatsu jepang, terlebih kamen rider, dari seri awal kamen rider kuga yang membuka  era heisei hingga seri Zero One yang sekarang sudah masuk era reiwa.

Baca : Zero One, Kamen Rider Pembuka Era Reiwa 

Diantara banyak seri kamen rider, saya paling menyukai seri kamen rider Build, karena tema yang diangkat sangat menarik yaitu mengenai politik dalam pemerintahan, tema yang cukup berat untuk anak anak sebenarnya, karena memang seri kamen rider aslinya bukan ditujukan untuk anak anak tepai kepada penonton remaja dan dewasa.

Sulih Suara yang Lebih Nyaman.

Mulai bulan Februari lalu, RTV menayangkan seri kamen rider build ini, lalu saya mulai meenonton seri tersebut di televise, sebenarnya sudah menonton seri ini di tahun 2018 lalu, tapi ternyata menonton di televise dengan versi yang sudah di "dubbing" atau sulih suara, maksudnya  sudah dirubah oleh pengisi suaranya menjadi bahasa Indonesia.

Sebenarnya saya sebelumnya saya menonton kamen rider build hingga tamat melalui media online, tapi memang tidak ada sulih suara, masih dengan bahasa aslinya yaitu bahasa jepang namun dengan subtitle terjemahan bahasa indonesia, memang saat menonton dengan subtitle tidak terasa ada masalah, karena dengan bantuan subtitle, saya bisa memahami dan mengerti bahasa asing yang ada di tayangan tersebut, tapi memang versi sulih suara lebih membuat nyaman untuk menontonnya.  

kamen rider build source : www.popmagz.com/ 
kamen rider build source : www.popmagz.com/ 

Mungkin hal ini adalah imbas  dari masa kecil saya yang lebih sering menonton serial tayangan asing macam satria baja hitam, power ranger, serta animasi animasi lain, yang biasanya sudah disulih suarakan menjadi bahasa Indonesia.

Di luar negeri sana, hal ini juga terjadi, orang amerika atau negara negara lain yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa inggris,  merasa tidak nyaman saat harus menonton film atau tayangan yang tidak menggunakan bahasa inggris, meskipun telah menggunakan subtitle.

Terkuak Karena "Parasite"

Hal ini terkuak saat film 'parasite" asal korea selatan  meraih penghargaan  oscar seagai film terbaik, banyak orang Amerika mulai penasaran dengan film tersebut, dan mulai mencoba untuk menonton film tersebut, tapi saat mereka mencoba menontonnya, mereka merasa tak nyaman dengan menonton sembari membaca subtitle yang ada.

Beberapa orang bahkan mengaku jika mereka akhirnya tidak selesai menonton film tersebut, ada banyak dalih, mulai dari tidak bisa dengan leluasa mengamati ekspresi dan gerak dari karakter yang ada di film tersebut, hingga subtitle yang muncul dan menghilang terlalu cepat, sehingga sukar untuk dibaca.  

parasite source: kincir.com 
parasite source: kincir.com 

Proses sulih suara itu tidak mudah, butuh wakru cukup lama, perlu disesuaikan juga  karakter suara dengan karakter tokoh yang diperankan dalam filmnya, karena waktu itu fenomena parasite melesat begitu cepat, maka belum semapt dibuat versi sulih suaranya kedalam bahasa inggris.

Adanya subtitledan sulih suara adalah upaya untuk meyebarluaskan film supaya bisa menjangkau penonton yang lebih luas, yang tidak memahami bahasa asli dari film tersebut, tapi ternyata respon dari penonton bermacam macam, ada yang bisa tetap nyaman dan tidak mempermasalahkannya, tapi tak sedikit pula yang merasa tak nyaman dan memilih tidak mau melanjutkan menonton film tersebut.

Penutup.

Sejatinya film adalah sebuah karya, yang punya pesan untuk disampaikan kepada siapa pun yang menontonnya, tidak menyelesaikan menonton sebuah film, sama saja tidak menghargai karya dari pembuat film tersebut, jadi apakah kita ini orang yang mau menghargai atau tidak, kembali pilihan ada di tangan anda.

Referensi :

1.2

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun