Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Horor Merenggut Nyawa

7 Maret 2020   22:33 Diperbarui: 7 Maret 2020   22:30 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berita menggemparkan datang dari daerah Sawah Besar, Jakarta Pusat ,pada hari kamis (5/3) lalu, seorang remaja perempuan berusia 15 tahun berinisial NF   membunuh anak perempuan berusia 5 tahun, yang merupakan tetangganya sendiri. NF membunuh korbannya dengan cara menenggelamkan si Korban di kamar mandi, kemudian mencekiknya dan menyimpan mayat korban dalam lemari.  

Keesokan harinya , NF menyerahkan diri kepada polisi dan mengaku telah membunuh korban., Kepada  polisi, NF mengaku tidak merasakan penyesalan, bahkan dia bisa menjelaskan peristiwa tersebut dengan tenang dan santai. Motifnya melakukan pembunuhan ini adalah karena terinspirasi dari film  horor yang dia tonton.

Sebelum melakukan aksi pembunuhan ini, NF  kerap membuat  gambar sketsa  dan  catatan yang berisi keiinginan untuk membunuh seorang anak, dapat dilihat jika sketsa dan tulisan yang dibuat NF ini terbilang bagus, ini menunjukan dia memang  sangat mengagumi dan terobsesi dengan  film horor yang dia tonton tersebut.

Terinspirasi dari Slender Man

Gambar NF yang menunjukan sosok tanpa wajah yang mengenakan jas dengan bayang bayang seperti lengan gurita yang ada di belakang sosok tersebut, gambar tersebut identik dengan sosok Slenderman, karakter fiktif muncul dari meme intenet pada tahun 2009 silam, Slenderman ini adalah karakter yang punya kekuatan mistis yang seringkali melakukan penyiksaan hingga pembunuhan terhadap anak anak.

source : detik.net.id
source : detik.net.id
Karakter Slenderman ini muncul di berbagai cerita fiksi yang ada di media online, hingga akhirnya memiliki film yang dikhusukan menceritakan karakter ini di tahun 2018 dengan judul Slender Man.

Kasus Joker yang Serupa

Perbuatan kejahatan yang dilakukan hanya karena terobsesi oleh sebuah film, sebenarnya bukan hal yang baru, di tahun 2012 silam, saat pemutaran perdana film "The Dark Knight Rises" di kota Denver, Negara bagian , Amerika serikat, seorang pemuda tiba tiba melemparkan gas air mata dan menembakan senjata api secara membabi buta, sehingga membuat 12 orang meninggal dunia dan 59 orang luka luka.

Pelaku mengatakan jika dirinya adalah Joker, sehingga dia melakukan tindakan gila tersebut, karena memang sosok Joker adalah sosok penjahat yang melakukan kejahatan secara acak dan membabi buta, bisa dipastika jika pelaku ini terobsesi dengan karakter Joker yang ada di film "The Dark Knight" prekuel dari film "The Dark knight Rises" yang diperankan  oleh Heath Ledger.

Penampilan Heath Ledger di film tersebut memang luar biasa, wajar jika penampilannya mendapatkan Oscar sebagai pemeran pendukung pria terbaik di masa itu. Tapi sangat disayangkan ada seseorang yang menjadikan Joker ini sebagai tokoh teladan dan malah mengikuti tindak kejahatan seperti yang joker lakukan.

Baca : Selamat Datang di Era Penjahat

Penutup

Kita hidup di dunia nyata, tidak seperti kehidupan dalam film superhero atau horor, yang memungkinkan adanya tindakan keji atau mencekam, lagipula tujuan pembuat film teersebut adlah untuk membuat pemirsa terhibur dan terkesan tanpa perlu mengikuti tindakan dalam film tersebut.

Tapi ternyata ada penonton yang tidak mengganggap film hanya sekedar kisah fiksi, kisah Joker di kota Daner dan NF ini adalah salah dua contoh dari orang orang tersebut. Perbedaanya adalah "Joker" adalah orang dewasa yang sudah kemampuan berpikir yang matang, berbeda dengan NF yang masih remaja dengan pikiran yang masih labil.

Perilaku fanatik yang sampai meniru perilaku tokoh fiktif dalam film ini memang bukan masalah sepele, semoga saja tidak ada kasus Joker dan NF lagi, hal sederhana yang bisa kita lakukan untuk mencegah muncul kasus seperti ini adalah dengan selalu mendampingi anak dan  remaja saat menonton film yang mengandung aksi kekerasan, serta memberikan pengertian   mengenai hal yang fiktif dan hanya hiburan semata, tidak untuk dilakukan di kehidupan nyata.

Referensi 

1,2,3

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun