Saat mengetahui jika saya punya hobi berlari dan sering mengikuti lomba lari, beberapa orang menganggap hobi saya ini adalah hobi yang aneh. Hobi atau kesenangan seseorang memang seperti itu adanya, karena minat orang berbeda beda, maka untuk satu orang yang merasa asyik dengan kesenangannya belum tentu juga orang lain bisa memahami kesenangan tersebut.
Kesenangan dalam Berlari
Saya sudah menemukan kesenangan dalam berlari, perasaan saat berlari dan bisa menyelesaikan lomba lari itu sangat menyenangkan, meskipun badan yang letih serta kaki yang jadi sakit setelah selesai berlari.
Hal yang paling saya senangi adalah saat mendapatkan medali, banyak yang mengira untuk mendapatkan  medali , kita  harus menjadi juara atau minimal bisa naik podium, ternyata untuk lomba lari tidak, semua peserta yang berhasil menyelesaikan lomba dengan melewati garis finish, akan mendapatkan medali. Tapi hal ini masih susah untukdijelaskan kepada teman teman yang tidak suka berlari.
Beberapa ungkapan dari teman teman saya antara lain, apa asyiknya berlari, tidak ada tantangannya, untuk apa pula ikut lomba lari, kenapa harus membayar mahal hanya untuk  ikut lomba lari, bukankah berlari begitu mudah dan murah, hanya butuh sepatu bahkan bertelanjang kaki pun bisa.
Lari memang bisa menjadi olahraga yang sederhana, bisa pula menjadi olahraga yang mahal, ini tergantung individunya. Tetapi belakangan ini setelah budaya untuk berolahraga digemari oleh banyak orang, lari menjadi bukan olahraga murah, untuk sepatu, serta jam tangan atau perlengkapan perlengkapan lari lainnya, yang selain member kenyamanan saat berlari, juga memberikan penampilan yang keren, yang sangat layak untuk ditampilkan di social media.
Hobi yang Tidak Murah Â
Untuk tetap bisa mendapatkan kesenangan dengan menjalankan hobi saya ini, Â saya harus mempunyai isi kantong yang sesuai, untuk saya yang hanya seorang mahasiswa dan anak kost, akan sangat berat untuk membeli sepatu dan aksesoris lari yang mahal, apalagi untuk ikut lomba lari marathon.
Mulailah saya  memutar otak, bagaimana caranya saya bisa menafkahi hobi saya ini, saya lantas mulai mencoba untuk bekerja  mejadi relawan, meskipun namanya relawan, sebenarnya tidak dilakukan dengan sukarela juga, karena tetap mendapatkan imbalan, kegiatan relawan saya ini tidak jauh jauh dari lari itu sendiri, saya masih ikut serta dalam acara lari, tapi bukan sebagai peserta, sebagai panitia yang bertugas mengamankan rute supaya pelari bisa berlari dengan aman. Posisi ini disebut sebagai marshall.
Pendapatan yang saya dapat dengan menjadi marshall tidak seberapa memang, tidak bisa begitu diandalkan untuk menjadi sumber penghasilan, lagi pula tidak setiap bulan pula saya bisa menjadi marshall, bisa dalam satu bulan saya menjadi marshall hingga 3 kali, di bulan berikutnya kosong, lalu bulan berikutnya hanya satu kali.