Mohon tunggu...
Yudi Rahardjo
Yudi Rahardjo Mohon Tunggu... Sales - Engineer, Marketer and Story Teller

Movie Enthusiast KOMIK 2020 | Menulis seputar Worklife, Movie and Hobby

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Pekerjaan Pertama Fresh Graduated

13 September 2019   20:17 Diperbarui: 14 September 2019   06:55 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjuangan saya untuk menyelesaikan kuliah saya di jurusan teknik kimia, ternyata tidak langsung berbuah manis, setelah menempuh masa studi sampai 12 semester, ternyata saya tak kunjung mendapat pekerjaan, padahal saya sudah aktif melamar kerja sedari selesai sidang skripsi, sekitar 2 bulan sebelum wisuda.

Belasan kali saya mengikuti tes kerja dan tak kunjung mendapat pekerjaan, sampai terbersit dalam pikiran saya untuk mulai berbisnis, tapi saya tidak tahu harus bisnis apa, saya juga tidak lahir dalam keluarga pebisnis, keluarga saya adalah keluarga ASN (Aparat Sipil Negara), bahkan sampai kakek buyut saya juga dulu seorang ASN.

Selama  saya mencari pekerjaan, saya masih memegang idealisme saya, yaitu ingin bekerja sesuai dengan jurusan kuliah saya yaitu teknik kimia,perusahaan dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat hingga Tangerang sudah saya pernah sambangi, semuanya adalah perusahaan yang melibatkan proses kimia dalam pembuatan produknya.Sebut saja seperti pabrik makanan ringan, ban, bahan deterjen, dan lainnya.

Tes kerja terakhir yang saya ikuti adalah tes rekrutmen bersama BUMN (Badan Usaha Milik Negara),saya memilih PT Dahana, perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan yang juga memproduksi bahan peledak. Lulusan teknik kimia dibutuhkan untuk proses pembuatan bahan peledak di perusahaan tersebut.

Saat saya tes di PT Dahana , orang tua saya sangat mendukung, karena sangat mengharapkan jika saya meskipun tidak menjadi ASN, bisa menjadi karyawan BUMN yang bisa berbakti untuk negeri .Tahapan proses rekrutmennya  lumayan panjang, ada 5 tahap, saya sudah kepedean jika saya akan lolos, karena saya lolos diintahap 1 dan 2, tapi ternyata di tahap 3 saya gagal, pupus sudah harapan saya untuk kerja di BUMN.

Setelah banyak kegagalan yang saya alami, saya mulai memiirik pekerjaan pekerjaan yang tidak sesuai dengan jurusan kuliah saya, saya mulai melamar di lowongan pekerjaan dengan spesifikasi "S1 Semua jurusan". Tenyata ini membuat saya berjodoh dengan BUMN yang lain. saya mendapat panggilan untuk kerja sebagai karyawan kontrak di Sucofindo,perusahaan BUMN yang bergerak di bidang inspeksi dan pengawasan, memang kerjanya tidak sesuai dengan jurusan saya, sistemnya juga kontrak, yang durasinya kurang dari 1 tahun.

Awalnya memang ada konflik batin dalam diri saya, apakah akan meninggalkan idealisme saya untuk bekerja tidak sesuai jurusan.Tapi saya sudah menganggur hamper 10 bulan, sudah bosan saya ccuma luntang lantung tak tentu arah, saya ingin bekerja, otak saya ingin saya melakukan pekerjaan yang membuat tetap berpikir dan hidup, akhirnya saya pun menerima tawaran pekerjaan tersebut.

Saya adalah karyawan kontrak yang bertugas  memverifikasi gudang di wilayah jawa tengah, profesinya namanya surveyor ,orang yang melakukan tugas lapangan untuk mengisi kuisioner dari orang orang yang ditemui.Profesi  ini bukan hal baru bagi saya, karena sewaktu mahasiswa, saya juga pernah menjadi surveyor. Waktu itu surveyor untuk alat mesin pertanian dan partai politik, tak disangka pengalaman diluar materi kuliah saya, yang membawa saya mendapatkan pekerjaan pertama saya.

Pesan dari saya adalah supaya tidak berpikiran sempit dan memandang lebih luas, karena dunia ini memang luas, saat satu pintu tertutup, pasti ada pintu lain yang terbuka yang menunggu untuk kita masuki.

Salam Hangat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun