Bertempat di candi Banyunibo, yang berada di dusun Cepit,desa Bokohajo, Â kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Yogyakarta.Tanggal 29 juli 2018 yang lalu, diadakan acara lari Sleman Temple Run. Acara ini diadakan oleh dinas pariwisata kabupaten sleman yang bekerja sama dengan komunitas lari trail runner Jogja.
Kategori yang dilombakan adalah kategori 13 K dan 25 K, acara lari ini berbeda dengan acara lari marathon pada umumnya, dilihat dari kategori jarak yang dilombakan saja memang berbeda, umumnya pada acara lari yang dilombakan adalah kategori 5 K,  10K,  21K (Half Marathon)  dan 42 K (Full Marathon). Tentu saja Sleman Temple Run ini berbeda dengan marathon, acara ini termasuk acara trail run, rute yang dilewati  bukan jalanan lurus atau jalanan umum yang dilewati kendaraan, rute yang dilewati adalah  rute yang cukup menantang untuk dilewati berupa turunan dan tanjakan di perbukitan yang ada di komplek candi yang tersebar di wilayah Sleman.Â
Acara ini tidak hanya berskala nasional, tapi sudah bisa dibilang berskala internasional, karena ada beberapa peserta yang berasal dari luar negeri. Peserta dari luar negeri ini berasal dari Belanda, Australia, Thailand dan tentu saja Kenya yang sudah terbiasa menyabet juara dalam berbagai gelaran lari. Acara ini diikuti oleh total sekitar 560 peserta yang berasal baik dari luar maupun dalam negeri.
Tahun ini adalah kali keempat diadakannya gelaran Sleman Temple Run. Rute lari tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, perbedaannya antara lain adalah pemilihan venue utama dari acara ini, di tahun-tahun sebelumnya venue utama acara ini adalah di Tebing Breksi, tetapi untuk tahun ini venue utamanya dipindah ke candi Banyunibo. Selain itu untuk rute tahun ini lebih "menantang" dari tahun-tahun sebelumnya, penambahan water station yang menjadi 5 water station di rute 25 K dari yang dulunya hanya 4 water station menjadi pembeda dari gelaran yang sebelumnya.
Kabupaten Sleman mempunyai banyak candi yang begitu mempesona, selama ini wisatawan hanya terpusat pada candi-candi besar seperti candi prambanan, candi ijo dan tebing breksi yang berada dibawah candi ijo, dengan alasan untuk lebih mengenalkan potensi candi Banyunibo yang tak kalah menarik dibanding candi-candi lain. Tebing breksi juga dirasa sudah bukan tempat yang kondusif untuk venue utama gelaran lari ini, pasalnya setelah adanya renovasi di tebing breksi, tempat tersebut menjadi begitu ramai dan suasananya akan menjadi semakin kacau saat ditambah dengan para peserta lari yang ikut memadati tebing Breksi.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H