Mohon tunggu...
Yudi Kurniawan
Yudi Kurniawan Mohon Tunggu... Administrasi - Psikolog Klinis, Dosen

Psikolog Klinis | Dosen Fakultas Psikologi Universitas Semarang | Ikatan Psikolog Klinis Indonesia | Contact at kurniawan.yudika@gmail.com | Berkicau di @yudikurniawan27 |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Keluarga, Impian, dan Perayaan Kematian di Film "Coco"

2 Desember 2017   22:09 Diperbarui: 3 Desember 2017   16:31 7165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun keistimewaan itu hanya dimiliki oleh orang mati yang fotonya dipajang di ofrenda (semacam altar untuk mendoakan keluarga yang telah meninggal). Jika tak ada lagi keluarga yang mengingat mereka, para roh tersebut akan lenyap selamanya.

Di dunia orang mati, Miguel ingin bertemu dengan Ernesto de la Cruz yang sangat dikaguminya. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Hector, orang mati yang tak bisa ke dunia karena dilupakan oleh keluarganya. Hector berjanji akan membantu Miguel bertemu de la Cruz, asalkan Miguel mau menaruh fotonya di ofrenda supaya kembali ada yang mengingatnya.

Miguel pun dicari-cari oleh keluarganya yang telah mati. Bila tak kembali ke dunia orang hidup sebelum matahari terbit, maka selamanya Miguel akan berada di dunia kematian. Dasar keras kepala, Miguel tak putus asa dan terus berusaha bertemu dengan de la Cruz. Pertemuan yang dinantikan itu pun tiba. Dibalik rasa bahagianya karena bisa bertemu sang idola, Miguel menyadari ada rahasia besar dalam keluarganya. Apa rahasianya? Siapa de la Cruz sebenarnya? Apakah Miguel bisa mewujudkan mimpinya untuk menjadi musisi? Segera tonton saja filmnya ya, hehe.

Keluarga adalah Segalanya

Coco adalah film tentang kasih sayang keluarga yang tak lekang oleh waktu. Bahkan ketika berbeda dimensi pun, keluarga masih tetap menyayangi dan saling melindungi. Saya pikir itu adalah nilai-nilai universal yang juga diyakini oleh banyak kebudayaan di seluruh dunia. Itulah kekuatan film garapan Pixar yang selalu mengambil pengalaman universal banyak orang. 

Ingat Toy Story dengan ide cerita mainan kesayangan dan kesetiakawanan? Atau Up yang mengangkat cerita tentang kekuatan cinta pada pasangan? Siapa yang tak tersentuh ketika menyaksikan ending Up dan Toy Story 3? Begitu pula dengan Coco, bahwa keinginan meraih cita-cita tak harus mengorbankan cinta kita kepada keluarga. Bahwa cita-cita adalah sesuatu yang harus diperjuangkan dan keluarga adalah harta paling berharga yang harus dipertahankan. Seperti lirik lagu Remember Me yang dinyanyikan oleh Miguel: Remember me, though I have to say goodbye / Remember me, don't let it make you cry / For even if I'm far away, I hold you in my heart ....

Tak salah bila Coco memperoleh rating 8,9/10 dari IMDB dan 97% dari Rotten Tomatoes. Saya ingin memberikan rating 9,5/10, tapi... saya turunkan jadi 9/10 karena ada film pendek Frozen yang menurut saya kurang pas disandingkan dengan Coco. Lagipula, film itu terlalu panjang bila disebut film pendek, hehe. Tapi ya sudahlah, kita nikmati saja filmnya. So, enjoy the movie.

SEMARANG, 2 Desember 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun