Bahkan situs statistik opta joe mencatatkan bahwa 6 kemenangan beruntun yang diraih oleh West Ham dalam satu musim kalender kompetisi adalah yang pertama bagi sejarah klub yang berdiri pada 1895.
Sebuah catatan spesial buat sebuah medioker yang sebenarnya cara main mereka itu tidaklah terlalu spesial, bahkan tidak sangat dominan. Tapi justru itulah kuncinya. David Moyes berhasil memoles West Ham dengan mengandalkan fisik dan teknik masing-masing pemain.
***
Dari segi skema bermain seperti sudah tidak ada masalah lagi. Formasi 4-2-3-1 yang sempat bermasalah di awal musim sekarang menjadi andalan selain pola 3-4-3 yang sebelumnya telah membuat performa West Ham meningkatkan.
Para pemain seperti Angelo Ogbonna di lini belakang, duet lini tengah Tomas Soucek-Rice dan Michail Antonio di sektor penyerang telah menampilkan kemampuan yang luar biasa, sehingga menjadi pemain kunci di masing-masing posisinya.
Bukan empat pemain itu saja, seyogyanya skuad West Ham ini begitu minimalis dan bisa diandalkan. Para pemain yang memang tidak cukup berkembang seperti Sebastien Haller telah pergi ke Ajax Amsterdam atau Robby Snodgrass yang sudah tidak memiliki tempat di line up telah ditransfer ke sesama klub Liga Inggris, West Bromwich Albion.
Meski terlihat sederhana dengan skuat alakadarnya, namun mereka tetap mengandalkan ball possesion, dan serangan balik cepat serta memanfaatkan set piece dari bola mati untuk mendulang gol sebanyak-banyaknya.
Bahkan, di sisi lain terkadang memberi kesan cara bermain West Ham cenderung grusa-grusu, belum lagi mist komunikasi di lini belakang yang terkadang membuka peluang lawan untuk mencetak gol. Fatal.
Situasi itu tentu saja tidaklah baik, meskipun bermain dengan lebih pragmatis dalam memanfaatkan peluang untuk menyerang. Namun, bisa saja dipukul mundur dengan serangan balik cepat dari lawan dan mampu memanfaatkan kelemahan lini belakang klub yang bermarkas di London Stadium itu.
Pemandangan itu akan membuat kita sulit mencari cara bermain West Ham yang tepat. Kunci adalah mental, konsentrasi dan komunikasi yang lancar harus dikonsistenkan, meskipun para pemain adalah manusia biasa yang tak luput dari kesalahan. Tapi setidaknya berusaha untuk konsisten tidak ada salahnya.
Namun pada akhirnya semuanya kembali kepada pemain dan klub, kita sebagai fans hanya bisa mengomentari, memberikan saran dan kritik.