Mohon tunggu...
Yudi Kurniadi
Yudi Kurniadi Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja

Pekerja konstruksi dan penikmat sepakbola yang lagi suka menulis. Here We Go!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kehilangan Sahabat yang Menyisakan Bayang

5 Mei 2020   06:51 Diperbarui: 5 Mei 2020   06:57 6061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini Selasa 05 Mei 2020, sembari menunggu imsyak, saya membaca notifikasi di laman Facebook saya. Salah seorang sahabat saya berulang tahun hari ini. Lalu? apa yang aneh? toh semua orang berulang tahun? sebenarnya tidak ada yang aneh kalau saja orang ini masih hidup.

Lantas, seberapa spesialnya sahabatku ini. Jawabanku tentunya sangat spesial, dia merupakan sahabat yang biasanya ku jadikan tempat untuk bercerita dan berkeluh kesah. 

Bahkan sebelum meninggal, saya masih sempat berjumpa serta canda tawa dengan sahabat ku ini, selain itu ada sebuah cerita yang masih membekas diingatkanku.

Pada suatu pagi di akhir bulan Januari 2020, dimana waktu itu merupakan hari pertama saya kembali bekerja di tempat kerjaku di Depok setelah hampir tiga bulan cuti dan memilih bekerja di kampung sendiri di Ciamis.

Sebelum bekerja, seperti biasa sembari ngopi dan mainan hp mengecek satu persatu aplikasi yang ada selain tentunya berita- berita mengenai sepak bola yang menjadi favoritku sedari kecil hingga sekarang.

Seketika pandanganku beralih ke aplikasi WhatsApp (WA), menscrol beberapa WA Story yang ada di kontak. Namun, seketika mataku terperanjat setelah melihat salah satu sahabatku dari kecil dirawat di sebuah rumah sakit di Ciamis.

Kemudian saya membalas WA story sahabatku itu dengan rasa ingin tahu yang begitu mendalam. Sebelumnya memang saya sudah mengetahui bahwa dia memang sedang sakit.

"Man, dirawat," tanyaku penasaran.

"Iya nih, sekarang dirawat di Rumah Sakit...," balasnya, (saya berfikir itu istrinya yang membalas)

Sayangnya aku tak sempat membalas kembali, untuk sekedar mengucapkan, "semoga lekas sembuh," karena waktu itu aku sudah ditunggu seorang rekan kerja untuk segera memulai pekerjaan di hari itu dan HP pun saya taruh di loker, karena memang tak terbiasa membawa HP dikala bekerja.

Seperti biasa aku bekerja dengan normal-normal saja tanpa beban pikiran, meskipun terkadang terngiang dalam pikiranku tentang sahabatku yang sedang berbaring di Rumah Sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun