Ketika seorang pemain meninggalkan salah satu liga besar Eropa, mereka sering dituduh memprioritaskan kekayaan yang ditawarkan di liga yang jauh lebih rendah, seperti Liga Super Cina, sampai-sampai kritikan pun menghampiri si pemain.
Oscar misalnya, gelandang asal Brasil yang pindah ke Shanghai SIPG tiga tahun lalu seharga 52 juta poundsterling, ketika usianya 25 tahun dan meskipun tampil moncer bersama Chelsea, ia dianggap masih cukup mumpuni untuk direkrut oleh klub-klub besar di kompetisi Eropa.
Kontribusinya bagi Chelsea cukup berarti: Dua trofi Premier League, satu Piala Liga Inggris, dan satu Liga Europa. Menurut data dari transfermarkt, Oscar tercatat mencetak 38 gol dan 37 assist dari 203 laga lintas kompetisi membela The Blues (2012-2016).
Tetapi ia membuat sebuah keputusan yang terkesan 'aneh' dengan meninggalkan Stamford Bridge pada bursa transfer musim dingin 2017 dan bergabung dengan klub Liga China, Shanghai SIPG.
Selain Oscar, sejumlah pemain dalam beberapa tahun terakhir telah pindah dari Eropa, atau ke tempat lain, termasuk ke Cina yang dianggap sebagian pihak sebagai pembunuhan karir. Namun, karena berbagai alasan tertentu mereka malah menikmati karirnya yang dianggapnya sebagai penyelamat karir sepakbolanya.
Berikut adalah tujuh pemain yang membuktikan bahwa pindah ke Liga China adalah pilihan yang tepat.
1. Renato Augusto
Dari: Corinthians (Brasil)
Ke: Beijing Guoan
Biaya: 6,80 juta poundsterling
Setelah menikmati empat setengah tahun dengan penampilan yang tidak konsisten dan diluar ekspektasi bersama Bayern Leverkusen di Bundesliga Jerman, mantan gelandang Flamengo Renato Augusto kembali ke Brasil pada 2012 untuk menandatangani kontrak dengan Corinthians.
Namun, di sana dia tinggal sampai Januari 2016 dan memutuskan pindah ke klub ibukota Cina, Beijing Guoan. Usai pindah ke negeri Tirai Bambu, Augusto memiliki 12 caps bersama Tim Nasional Brasil dan salah satu penggawa yang menghangatkan tim Selecao meraih medali emas Olimpiade 2018 silam.
Dia bahkan masuk skuad Brasil di Piala Dunia 2018 asuhan pelatih Tite. Ia bahkan mengantong satu penampilan diajang kompetisi empat tahunan itu. Sayangnya, itu pun hanyalah sebagai pemain pengganti saat Brasil dikalahkan oleh Belgia di babak perempat final.
2. Paulinho
Dari: Tottenham Hotspur
Biaya: 11,90 juta poundsterling
Paulinho dianggap sebagai rekrutan terbesar bagi Tottenham ketika ia menandatangani kontrak dari Corinthians, seharga 17 juta poundsterling pada 2013 setelah ia mengangkat trofi Copa Libertadores dengan klubnya dan Piala Konfederasi dengan negaranya, pada bulan-bulan sebelum kepindahannya.
Namun, dalam dua musim di White Hart Lane, reputasi Paulinho merosot jauh. Ia bahkan kehilangan tempat yang sebelumnya aman di starting eleven Brasil dan hanya memainkan tiga pertandingan di tahun terakhirnya di Premier League.
Kemudian pindah ke Liga China bergabung dengan Guangzhou Evergrande, langkah ini dianggap sebagai keputusan terbaik untuk semua pihak dan Paulinho telah menemukan kembali bentuk permainan yang sempat redup di kompetisi sepakbola Inggris.
Seperti Augusto, Paulinho kembali menghiasi starting line up di timnas Brasil dan sempat dipinjamkan oleh klubnya ke Barcelona selama satu musim, di mana ia mencetak sembilan gol, memenangkan La Liga dan Piala Spanyol, sebelum kembali ke Guangzhou Evergrande.
3. Odion Ighalo
Dari: Watford
Kepada: Changchun Yatai
Biaya: Â 20 juta poundsterling
Odion Ighalo adalah salah satu bintang premier league pada musim 2015/16 setelah ia mencetak 14 gol dalam 23 pertandingan pada debut perdananya. Namun, pada musim berikutnya Ighalo hanya mencetak dua gol dalam 32 penampilannya.
Dengan penampilannya yang menurun, ia pun kehilangan posisi di starting line up Watford. Kemudian datang tawaran dari klub Cina, hal tersebut tidak disia-siakan oleh Ighalo untuk bergabung dengan Changchun Yatai pada 2017.
Dalam upaya untuk menyelamatkan karirnya, ia kembali mampu ke level permainan terbaiknya dengan mencetak 46 gol dalam 74 pertandingan. Dengan penampilannya tersebut membuatnya mendapatkan kejutan kala klub sebesar Manchester United pada Januari 2020 meminjamkannya, di mana ia telah mencetak tiga gol dalam tiga penampilan perdananya bersama klub berjulukan The Reds Devil.
4. Eran Zahavi
Dari: Maccabi Tel-Aviv
Ke: Guangzhou R&F
Biaya: Â 6,14 juta poundsterling
Eran Zahavi adalah pemain sepak bola Israel paling sukses di generasinya, tetapi selama 18 bulan berkarir di Serie A dengan Palermo penampilannya sangat mengecewakan dan telah menodai reputasinya yang sebelumnya pernah dilirik klub-klub besar Eropa.
Usai meninggalkan klub yang bermarkas di Sisilia itu. Zahavi kemudian pindah ke klub asal negaranya Maccabi Tel-Aviv dan mencatatkan rekor yang fantastis (113 gol dalam 148 pertandingan).Â
Namun, penampilannya yang ciamik tersebut gagal menggoda klub besar di Eropa untuk menariknya, kemudian ia malah membuka jalan untuk pindah ke Cina.
Setelah beralih ke Liga Super China pada 2016, Zahavi telah menjadi salah satu pemain terbaik liga dengan mencetak 99 gol  dalam 110 pertandingan bersama Guangzhou R&F, termasuk 29 gol di musim 2019 dan menobatkan dirinya sebagai pencetak gol terbanyak.
5. Stephane Mbia
Dari: Trabzonspor
Ke: Hebei China Fortune
Biaya: Â 5,10 juta poundsterling
Musim suram kala berkiprah di Premier League bersama QPR, Stephane Mbia kembali membayanginya kala kepindahannya ke Sevilla. Meski di klub asal Spanyol itu ia mampu memenangi gelar Europa League.
Namun, tak lama setelah keberhasilan itu, pemain internasional Kamerun itu memilih untuk bergabung dengan klub Turki, Trabzonspor. Namun langkahnya tesebut bukanlah yang terbaik, ia malah semakin tenggelam di kompetisi benua Eropa.
Usai berpindah-pindah klub, pada akhirnya Mbia pindah ke Cina dan nama besarnya sebagai bek tangguh kembali mewangi dan dihormati. Meski sempat kembali ke Eropa bersama klub asal Perancis, Toulouse, ia kembali ke Cina untuk bergabung bersama Wuhan Zall dan sekarang ke Shanghai Shenhua.
6. Dario Conca
Dari: Fluminense
Ke: Guangzhou Evergrande
Biaya: Â 7 juta poundsterling
Seorang playmaker asal Argentina yang sangat berbakat dan namanya mulai meroket kala berkarir di Brasil dengan seragam Fluminense, Dario Conca. Ia kemudian menjadi bahan pembicaraan saat memutuskan menerima pinangan Guangzhou Evergrande pada 2011 silam saat usianya menginjak 28 tahun.
Kecemerlangan Conca di sepakbola Amerika Selatan tak berbanding lurus dengan kiprahnya di Timnas Argentina, namanya tak pernah masuk skuad Albiceleste.
Meskipun begitu, Conca malah menjadi perintis bagi para pemain Amerika Selatan untuk berkarir di Asia, ia bahkan membawa klubnya Evergrande meraih banyak prestasi. Usai berkiprah di China kemudian ia pindah ke kompetisi sepakbola Amerika Serikat (MLS) bersama Austin Bold, sebelum menyatakan pensiun pada 2019 lalu.
7. Papiss Cisse
Dari: Newcastle United
Ke: Shandong Luneng
Biaya: 5 juta poundsterling
Papiss Cisse membuat awal yang menakjubkan saat karirnya di Newcastle setelah sebelumnya bermain di tim Bundesliga, Freiburg, pada debut perdananya di Premier League ia mencetak 13 gol dalam 14 pertandingan, termasuk tendangan voli yang luar biasa saat melawan Chelsea. Namun, selama empat musim berikutnya, ia hanya berhasil mengoleksi 24 gol.
Karena penampilannya yang semakin menurun ditambah usianya yang beranjak 32 tahun, kemudian dia dilepas oleh Newcastle saat tim berjulukan Toon Army itu terdegradasi. Shandong Luneng mengambil situasi tersebut untuk meminangnya.
Striker asal Senegal itu mencetak 18 gol dalam 34 pertandingan dan berhasil memberikan bukti kepada Shandong yang tak salah dalam merekrut dirinya.Â
Namun penampilan cemerlangnya tersebut, membawa karirnya kembali ke Eropa dengan memperkuat klub Alanyaspor di Liga Turki pada 2018 dan telah mencetak 33 gol dalam 55 pertandingan sejauh ini. ***