Mohon tunggu...
Yudi Kresnasurya
Yudi Kresnasurya Mohon Tunggu... Lainnya - PRIBADI BIASA

BERSYUKURLAH MAKA ENGKAU BAHAGIA

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Antara Susi dan Nadiem

12 Desember 2019   14:51 Diperbarui: 12 Desember 2019   15:06 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menteri - menteri yang diangkat oleh Presiden Joko Widodo dalam masa pemerintahannya baik di periode pertama maupun kedua, sebagiannya merupakan orang -- orang yang tidak disangka -- sangka.

Untuk periode pertama, nama menteri yang paling fenomenal dan tidak diduga banyak orang adalah Susi Pudjiastuti. Pada periode kedua, menteri dari figur yang tidak diduga sebelumnya yaitu Nadiem Makarim.

Seorang Susi Pudjiastuti ketika diangkat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan merupakan sesuatu yang sangat menghebohkan di jagad nusantara.

Bagaimana tidak, pendidikan beliau tidak sampai selesai SLTA namun diangkat menjadi punggawa yang membidangi kelautan dan perikanan di Indonesia.

Hal ini menjungkirbalikkan semua prediksi dan kebiasaan yang ada selama ini, dimana seorang menteri haruslah berpendidikan tinggi bahkan kalau mungkin bergelar profesor karena akan memegang instansi yang sangat besar yang membidangi suatu urusan se-Indonesia.

Bahkan dengan dilantiknya beliau sebagai seorang menteri banyak bertebaran meme yang menggambarkan tidak usah sekolah tinggi -- tinggi karena bisa lah nanti jadi menteri.

Selain latar belakang pendidikan formal yang dianggap sangat tidak meyakinkan, karakter Bu Susi, begitu beliau ingin disebut, juga terbilang sangat nyentrik.

Beliau tidak mau kaku dalam berpakaian maupun berpenampilan apalagi jika sudah turun langsung ke lapangan. Suasana begitu cair ketika beliau sudah masuk ke dalam masyarakat sehingga masyarakat tidak merasa sungkan lagi mengutarakan pendapatnya kala Bu Susi sudah ditengah -- tengah mereka.

Jangan pernah berpikiran kalau beliau berada di tengah masyarakat maka beliau akan bersifat formal / jaim, namun sebaliknya suasana santai dan penuh keakraban yang terjadi.

Namun demikian, jangan remehkan Bu Susi. Pendidikan formal beliau mungkin tidak seberapa, tapi Back Ground beliau di dunia perikanan menunjukkan bahwa Bu Susi sudah khatam permasalahan akan dunia perikanan.

Usaha Beliau di bidang perikanan dimulai dari nol, mulai dari jual beli ikan eceran di pelabuhan Pangandaran hingga akhirnya mempunyai armada puluhan pesawat terbang untuk mengembangkan bisnisnya tersebut.

Begitu pun prinsip hidupnya dalam bekerja khususnya di sektor kelautan dan perikanan penuh dengan etos kerja yang cekatan. Ketika begitu beliau diangkat jadi Menteri Kelautan dan Perikanan, tidak perlu lama, kebijakannya banyak yang menggemparkan.

Salah satunya adalah merealisakan penenggelaman kapal -- kapal illegal fishing. Begitu banyak kapal -- kapal illegal fishing yang ditenggelamkan membuat ngeri para pelaku illegal fishing untuk melakukan aksinya lagi di Laut Indonesia. Bu Susi tidak pernah tawar menawar dalam kebijakannya tersebut.

Pokoknya setelah status hukum kapal tersebut sudah pasti dinyatakan bersalah, siap -- siap ditenggelamkan. Kebijakan ini sempat menjadi perdebatan sengit, bukan hanya di kelas masyarakat saja, tetapi juga ditingkat elit. Namun Bu Susi tak goyah untuk melaksanakan kebijakannnya tersebut.

Selain penenggelaman kapal banyak lagi produk -- produk aturan yang dibuat selama Bu Susi menjadi Menteri. Diantaranya pelarangan alat tangkap ikan berupa Cantrang. Kebijakan ini sempat membuat banyak nelayan Cantrang khususnya di Jawa protes dan turun ke jalan agar Bu Susi mau menarik kembali kebijakan tersebut.

Namun Bu Susi tetap kekeuh, setidaknya hanya menunda kebijakan tersebut. Banyak aturan yang dibuatnya memang menuai kontroversi terutama bagi para pengusaha perikanan, namun Bu Susi berkilah bahwa aturan -- aturan yang dibuat sudah seharusnya diadakan demi perbaikan perikanan Indonesia.

Pada akhirnya masyarakat juga yang menilai bahwa Bu Susi sudah bekerja sesuai dengan kewajibannya, sehingga mereka sangat pro akan kebijakan -- kebijakan yang dikeluarkan oleh Bu Susi.

Ketika periode kedua Presiden Jokowi, nama Bu Susi tidak lagi menjadi salah seorang Menteri, banyak masyarakat yang merasa kehilangan. Entah Bu Susi yang memang menolak untuk diangkat kembali atau memang tidak dipilih oleh Presiden.

Apapun itu di mata masyarakat sosok Bu Susi merupakan salah satu Menteri yang dianggap berhasil dalam melaksanakan kerjanya di pemerintahan walaupun pada awalnya dipandang remeh.

Sekarang beralih ke Sosok Nadiem Makarim. Sosok yang sudah fenomenal berkat pendirian perusahaan on line yang bergerak di bidang jasa transportasi.

Sosok yang satu ini menjadi lebih fenomenal karena kemudian diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Pak Nadiem, tidak seperti Bu Susi. Beliau menyabet gelar master dari salah satu universitas sangat terkenal di negeri Paman Sam.

Yang membuat masyarakat terkejut terhadap penunjukan beliau sebagai Menteri Pendidikan adalah karena beliau dianggap tidak mempunyai rekam jejak yang mumpuni di bidang pendidikan.

Pak Nadiem memang sangat hebat dalam pengembangan usaha bisnis murni dengan memanfaatkan teknologi masa kini, namun untuk pengembangan dunia pendidikan masih belum teruji.

Inilah yang membuat sebagian kalangan terutama para praktisi di dunia pendidikan terkejut akan penunjukan beliau sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Respon ini hampir mirip ketika Bu Susi ditunjuk sebagai Mneteri Kelautan dan Perikanan sebelumnya.

Perlu disadari bahwa Presiden Jokowi menginginkan adanya perubahan yang bersifat inovatif termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga beliau memilih para pembantunya yang dianggap mampu merealisasikan keinginannya tersebut.

Ditambah tantangan zaman milenial sehingga pemikiran para pembelajar serta kebutuhan dalam proses belajar mengajar juga berkembang cepat, sehingga dibutuhkan manajer yang handal dan memahami hal ini. Di sinilah letak posisi Pak Nadiem yang dianggap Presiden mempunyai pemikiran yang inovatif dalam mengembangkan bidang pendidikan di Indonesia.

Perlu menjadi catatan penting, bahwa dalam dunia pendidikan tidak semata soal bagaimana memilih dan mengantarkan materi pendidikan yang tepat.

Terlebih di Indonesia masalah dunia pendidikan sangatlah komplek mulai dari perbedaan kultur wilayah pendidikan, sarana dan prasarana, media pembelajaran, ketersediaan para pengajar, kondisi geografis, serta masih banyak lagi yang semua bercampur aduk saling mempengaruhi. Di sinilah peran seorang Pak Nadiem diharapkan mampu mengelola secara baik semua permasalahan tersebut.

Kalau dulu Bu Susi memang pendidikan formalnya tidak tinggi namun pengalaman kerjanya sangat sesuai dengan bidang yang ditanganinya, sehingga ketika ditunjuk menjadi menteri beliau langsung sigap mengeluarkan aturan - aturan.

Sekarang Pak Nadiem seorang master lulusan luar negeri, seorang intelektual, pemikir yang inovatif namun pengalaman bidang pendidikan masih minim sedang ditantang untuk mampu mengembangkan potensi yang dia punya untuk mengangkat dunia pendidikan Indonesia.

Dulu Bu Susi bisa mengelola para Doktor dan Profesor untuk bekerja bersama dengannya, maka kini Pak Nadiem juga harus bisa mengelola para Doktor dan Profesor bidang Pendidikan bekerja bersamanya.

Bu Susi dan Pak Nadiem mempunyai beberapa kesamaan, diantaranya tidak mempunyai beban partai karena keduanya berasal dari profesional, dan keduanya sudah membuktikan mereka adalah orang -- orang yang sudah berhasil dalam riwayat pekerjaan sebelumnya sehingga tidak perlu lagi tergoda harta yang selama ini menjadi sandungan bagi banyak pejabat.

Semoga Pak Nadiem mampu mengikuti jejak Bu Susi, yaitu dimana pada akhirnya masyarakat akan menilai kerja Pak Nadiem juga dianggap berhasil, bahkan bisa lebih lagi. Untuk Bu Susi , terima kasih atas semua yang telah ibu kerjakan....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun