Mohon tunggu...
Yudi Kita
Yudi Kita Mohon Tunggu... Wiraswasta - My life is a journey

Menulis adalah jalan cerita hidup untuk mengabadikan pikiran, pengalaman dan gagasan

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Politik Indetitas Vs Politik Keberagaman

21 April 2019   11:33 Diperbarui: 21 April 2019   12:22 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan Presiden dan Pemilihan Legislatif tahun 2019 ini dipenuhi dengan perang indetitas, perdebatan program kerja dan gagasan tidak lagi menjadi penting dan menarik dibahas dalam setiap kesempatan diskusi, baik masyarakat maupun politisi, sama-sama menampilkan indetitas sebagai jalan politik dalam meraih kekuasaan. 

Ditahun 2014 sebelumnya, politik indetitas ini masih belum menarik perhatian masyarakat, dengan dibuktikan suara PKS tidak mampu meraup signifikan kala itu, namun sejak 2017 pada Pemilihan Gubernur di DKI Jakarta telah memunculkan arah baru pergerakan politik, yang dimana isu terhadap agama menjadi dominan dalam perhelatan pesta demokrasi tersebut, yang kemudian berlanjut hingga pemilihan presiden.

Di Jakarta perang isu agama terjadi sebenarnya bukan saat menjelang pilkada, benih-benih ini telah muncul sejak Jokowi memutuskan maju dalam Pemilihan Presiden ditahun 2014, yang membuat sebagian kelompok di Jakarta tidak senang akan pergantian kepemimpinan di Jakarta yang akan berada ditangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, pasca Pilpres ditahun 2014 dan Jokowi dilantik menjadi Presiden RI, yang kemudian Jakarta berada dibawah kendali Ahok, pergerakan kelompok FPI terus menerus mendesak dan menolak Ahok memimpin Jakarta.

Penolakan itu hingga memunculkan sosok Gubernur tandingan ala FPI yang bernama Fakhrurrozi, munculnya sosok Gubernur tandingan dan penolakan terhadap Ahok yang dilakukan secara terus menerus oleh FPI telah memberikan sinyal kepada PKS dan Prabowo Subianto yang kala itu kalah dalam Pilpres melawan Jokowi, disitulah jejak pertama Prabowo mulai menjajaki hubungan dengan FPI.

Meski sebelumnya Prabowo juga bagian dari orang yang tidak suka dengan ormas FPI dan pernah menyarankan untuk dibubarkan dijaman SBY, karena banyak melakukan aksi-aksi main hakim sendiri dan kekerasan.

Sejak itu pula, lelucon politik dinegeri ini tak pernah lagi memberikan kedamaian dan kesejukan, istilah tandingan malah menjadi trend dalam politik indonesia, muncul partai politik tandingan hingga muncul DPR tandingan kala itu, meski tidak berlangsung lama, namun cukup menguras energi masyarakat dalam menyimak lakon para politisi diberbagai media massa.

Pasca Ahok menjabat Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, kemudian dipilihnya Djarot sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dan ditambah keputusan Ahok keluar dari Partai Gerindra, membuat Prabowo kala itu berang dan marah besar terhadap Ahok, sejak itulah kondisi politik di Jakarta makin kian memanas, para oposisi terus menerus melakukan perlawanan yang berada dibawah komando Prabowo, namun Ahok selalu mendapatkan dukungan publik, dukungan publik terhadap Ahok hingga ditahun 2016 masih sangat dominan.

Kemudian Pilkada DKI Jakarta dimulai, Ahok melakukan kesalahan fatal saat melakukan kunjungan kerja ke Kepulauan Seribu, menyinggung kitab suci ummat muslim, bak gayung bersambut, bak api dinyalakan dimusim kemarau, saat itulah malapetaka terhadap Ahok muncul, hal yang selama ini diincar didapatkan. 

Kemudian muncul gerakan besar dari ormas islam yang di inisiasi oleh FPI dan PKS, yang didalamnya juga ada HTI sebagai ormas yang dibubarkan oleh Pemerintahan Jokowi, berhimpunnya ormas-ormas islam itu tak lepas juga dari peran Prabowo yang bermain dibelakang panggung, hingga kemudian muncul aksi-aksi besar.

Pilkada DKI Jakarta, koalisi besar itu mengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sebagai calon gubernur, dengan membawa perang indetitas islam sebagai jalan politik, strategi dari masjid ke masjid, mimbar ke mimbar, hingga aksi-aksi besar dilakukan untuk mematahkan pertahanan yang dimana Ahok saat itu menjadi lawan kuat, isu paling krusial dan penting di gembar-gemborkan adalah "Penista Agama". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun