Mohon tunggu...
Yudi Kita
Yudi Kita Mohon Tunggu... Wiraswasta - My life is a journey

Menulis adalah jalan cerita hidup untuk mengabadikan pikiran, pengalaman dan gagasan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Manakah Walikota Pilihan Warga Banda Aceh Periode 2019-2022 ?

8 November 2015   16:16 Diperbarui: 8 November 2015   16:25 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banda Aceh sebagai ibu kota Provinsi Aceh tentu paling menarik disetiap perhelatan hajat demokrasi 5 tahunan itu, begitu juga dengan hajatan pemilihan Walikota periode 2017-2022 nantinya, meski pemilihan Walikota masih tergolong lama, tapi desas desus pesta demokrasi itu telah dimulai sejak bulan ini, bahkan bukan hanya pemilihan Walikota/Bupati saja yang sudah hangat, Pemilihan Gubernur pun lebih hangat, mengingat sudah ada beberapa calon yang mulai muncul dan menyatakan kesiapannya bertarung dalam pesta demokrasi 2017 nanti.  Namun kali ini kita tidak akan membahas siapa sosok paling ideal memimpin Aceh kedepan, tapi kali ini kita akan membahas, siapa sebenanya sosok paling ideal untuk memimpin Ibu Kota Provinsi Aceh untuk satu periode kedepan, mengingat Banda Aceh adalah merupakan Ikonnya sebuah Provinsi Aceh.

Bicara ideal, memang sulit untuk kita ukur, seberapa ideal dari tokoh tokoh politik yang muncul selama ini dan mengarah pada kesiapan dirinya untuk maju dalam pilkada pemilihan Walikota Banda Aceh nanti pada tahun 2017, berbeda dengan Pemilihan Gubernur yang sudah beberapa diantaranya para bakal calon sudah menyatakan kesiapannya untuk maju, sedangkan untuk Walikota Banda Aceh sampai saat ini belum ada yang menyatakan kesiapannya secara publik untuk maju pada pemilihan Walikota. Meski begitu, beberapa nama semakin senter dibicarakan oleh masyarakat kota dan diperkirakan akan bertarung nantinya, bahkan ada yang sudah berkonsolidasi meski belum mendeklarasikan diri.

Nama Nama yang saya sebutkan disini merupakan sosok yang tidak asing lagi bagi masyarakat Kota, apalagi mengingat mereka juga pernah bertarung pada pemilihan walikota 2012 silam. Dalam penghematan penulis, panggung politik dalam pemilihan walikota 2017 nantinya hanya dimiliki oleh 3 sosok tersebut yaitu Illiza Sa’aduddin Djamal, Teuku Irwan Djohan dan Aminullah Usman.

Dalam pemilihan Walikota 2012 silam, Alm. Mawardy Nurdin yang berpasangan dengan Illiza Sa’aduddin Djamal memang keluar sebagai pemenang dengan perolehan suara 43,44%, sedangkan Aminullah Usman yang berpasangan dengan Tgk Muhibban memperoleh dukungan sebanyak 32,91% yang kemudian disusul oleh Teuku Irwan Djohan yang berpasangan dengan T. Alamsyah dengan suara 15,39%.

Akhir-Akhir ini, mereka dikabarkan sedang menggalang kekuatan untuk kembali maju dalam pilkada tahun 2017 nantinya, kemungkinan besar tidak lagi berpasangan sebagaimana pada tahun 2012 silam, sehingga pilkada 2017 di Kota Banda Aceh akan menjadi sangat menarik untuk ketiga sosok tersebut, apalagi Illiza Sa’aduddin Djamal yang nantinya diperkirakan kembali maju sebagai incumbent dengan kekuatan politik yang sudah jauh berbeda dibandingkan tahun 2012 setelah ditinggalkan oleh Alm. Mawardy Nurdin.

**

Siapa Illiza Sa’aduddin Djamal..?

Ia adalah sosok Walikota perempuan paling terkenal di Aceh, mengingat sepak terjangnya dalam dunia politik sudah sangat matang. Illiza sudah menjadi Anggota DPR sejak tahun 2004, yang kemudian terpilih menjadi Wakil Walikota pada tahun 2007 berpasangan dengan Alm. Mawardy, kemudian pada tahun 2012 ia kembali maju bersama Alm. Mawardy Nurdin, juga kembali terpilih sebagai Wakil Walikota, namun pada tahun 2014, Mawardy Nurdin meninggal dunia akibat penyakit yang dideritanya sehingga mengantarkan Illiza menjadi Walikota menggantikan Mawardy hingga sekarang.

Illiza adalah sosok Walikota yang dikenal sangat dekat dengan akar rumput masyarakat kota, apalagi ia dikenal konsen terhadap penerapan syariat Islam, meski mendapat kritik tajam dari banyak pihak, tapi selalu saja tokoh masyarakat terutama para tokoh agama berada dibelakangnya untuk terus mengsupport kebijakan-kebijakan walikota tersebut, meski beberapa kali terjadi controversial dan mendapat sorotan dari Negara lain, tapi tetap saja sang Cut Nyak Dhien era modern ini kukuh terhadap sikapnya dalam upaya menerapkan syariat Islam.

Selama ia memimpin Kota Banda Aceh, kebijakannya beberapa kali mengundang controversial diantaranya adalah Pemotongan Rambut anak-anak Punk yang kemudian dibawa ke SPN Seulawah sehingga memunculkan reaksi dibeberapa negara dan baru baru ini tentang Jam malam bagi perempuan serta banyak kebijakan lainnya yang mendapat sorotan tajam dari public. Meski begitu, dibawah kepemimpinannya dan juga ketika ia bersama Alm. Mawardy Nurdin juga tak dapat dipungkiri telah banyak sekali mengumpulkan segudang penghargaan baik dari Negara asing maupun dari pemerintah pusat, yang paling rutin hingga saat ini Kota Banda Aceh dibawah kepemimpinan Illiza maupun Alm. Mawardy Nurdin telah mendapatkan piagam penghargaan keuangan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Kementerian Keuangan RI selama 7 tahun berturut-turut sejak tahun 2007 dan banyak lagi segudang penghargaan yang telah Kota Banda Aceh dapatkan dibawah kepemimpinannya.

Meski begitu sang Bunda panggilan akrab untuk Illiza, dikenal sebagai sosok anti kreatifitas anak muda, entah benar hal tersebut, atau memang hanyalah isu politis yang kemudian dikemas oleh para lawan-lawannya untuk mewujudkan image tersebut, saya belum menemukan kebenarannya terhadap opini tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun