Sanggar seni sabda pangrumat yang berdiri secara formal pada tahun 2015 ini memiliki seni andalan terutama di wayang golek dalang cilik oleh Aditya Erlangga putra dari bapak Ayi sendiri, pencak silat juga andalan di sanggar seni ini, selain itu juga terdapat rampak kendang, rampak kentrung wanoja, jaipongan, singa depok, Â upacara adat dan lainnya.Â
Sedangkan di Lingkung Seni "Putra Pajajaran" menurut bapak Apep Suherlan terdapat 16 kesenian yaitu upacara adat, rampak kendang, rampak kentrung, jaipongan, angklung landung, angklung buncis, angklung betot, singa laga, kuda lumping, pencak silat, degung, jingkrung (namun tidak ada penerusnya), menjual waditra sunda, payung panganten, payung geulis, dan payung kehormatan.Â
"Ini (Lingkung Seni "Putra Pajajaran") merupakan pusatnya, yang lain (sanggar seni di Margaluyu) membuka lagi, ini (Lingkung Seni "Putra Pajajaran") warisan dari kakek sudah ada sejak 1930 yang saya kembangkan dan diangkat lagi" ujar Bapak Apep Suherlan saat dikunjungi di kediamannya, Minggu (31/7/2022).Â
Melihat bagaimana di Desa Margaluyu begitu menjaga budaya kekhasannya, banyaknya penggiat seni, sanggar seni, hingga pengrajin kesenian yang tidak hanya memproduksi tapi juga melestarikan dan menjaga kualitasnya, menjadi sebuah potensi yang sangat besar bagi Desa Margaluyu sebagai pusat kebudayaan atau pelestarian budaya, ataupun pendidikan budaya.Â
Kekayaan budaya di Desa Margaluyu memiliki potensi untuk mendorong Desa Margaluyu khususnya menjadi pusat kebudayaan atau pelestarian budaya, ataupun pendidikan budaya di Tasikmalaya bahkan di Priangan Timur agar masyarakat luas, anak-anak penerus bangsa setidaknya mengenal atau bahkan belajar mengenai kebudayaan, tradisi, dan seni tradisional.Â
Pendidikan budaya disini dapat kepada anak-anak sekolah seperti study tour untuk setidaknya mengenal budaya kita sendiri. Sangat memungkinkan jika ingin belajar kesenian di desa margaluyu ini.Â
Pelestarian budaya bisa dengan cara mengadakan kerjasama antara lembaga dengan desa, misal dengan lembaga pendidikan formal, sekolah-sekolah bekerja sama dengan desa margaluyu atau mungkin sanggar seni tertentu untuk belajar seni tertentu.Â
Potensi yang besar tersebut tentu harus dibarengi dengan kerjasama semua pihak, dengan semangat yang sama, melestarikan budaya/kebudayaan. Karena sejatinya budaya/ kebudayaan tersebut juga merupakan kekayaan negara kita, Indonesia.Â
Mari wariskan budaya yang berharga tersebut pada anak cucu kita, jangan sampai punah hingga menyisakan penyesalan, jangan sampai diakui negara lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H