Mohon tunggu...
Yudi Herry Prasetya
Yudi Herry Prasetya Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pengajar Kitab kitab karya ulama Salaf di perkampungan

Kepala Peningkatan Kualitas Guru Berpengalaman dalam Community Development sebagai Manajer Area di YEH Indonesia Pernah Menjadi Dosen AMIK Wahana Mandiri, dan STIE PELITA BANGSA Penyuka Diskusi Ilmu-ilmu Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan Agama Tinggal di Tangerang WA (only) : 0813-1014-7891 https://twitter.com/yudi_abuzahra http://ask.fm/yudi_abuzahra https://www.facebook.com/Abuzahra.ibnu.Machtum https://www.instagram.com/yudi_abuzahra/

Selanjutnya

Tutup

Money

Nasib Gas Alam yang Makin Terpinggirkan

21 Oktober 2016   19:57 Diperbarui: 21 Oktober 2016   20:22 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gas Alam (google.com)

Pada permulaan, gas elpiji tak berbau sehingga tak mudah bagi kita mendeteksinya jika muncul kebocoran gas. Namun, saat ini, pihak Pertamina sudah menambahkan gas mercaptan nan memiliki bau khas dan sangat menusuk hidung pada gas elpiji. Ini tentu saja bermanfaat sekali buat mengetahui apabila terjadi tabung gas nan bocor. Jika mencium bau pada tabung gas seperti bau durian menyengat, Anda harus waspada sebab dapat jadi terjadi kebocoran pada tabung gas.

Penggunaan gas alam lainnya juga tidak kalah penting. Gas alam juga digunakan sebagai bahan standar buat produk pupuk, produk plastik dan lainnya. Penggunaan gas alam juga digunakan buat soft drink, dry ice pengawet makanan, buat pengelasan dan sebagai bahan pemadam barah ringan.

Sementara gas alam sebagai komoditas energi buat ekspor ialah Liquified Natural Gas atau LNG (gas alam cair). Selain itu, penggunaan gas alam juga berguna buatair conditioner atau AC. Penggunaan gas alam buat fasilitas pendingin ruangan tersebut sudah dipakai di bandara Bangkok, Thailand, dan sejumlah bangunan universitas di Australia.

Potensi yang Terpinggirkan

Banyaknya cadangan potensi gas alam berbanding terbalik dengan Kenyataan yang dihadapi oleh Republik ini yakni  langkanya keberadaan gas alam di Indonesia. Mengapa ??? Karena gas Indonesia sudah dijual ke luar negeri dengan harga yang murah dan jangka waktu yang lama yakni lebih dari 10 tahun.

Kemarahan Jokowi dengan mahalnya harga gas memang patut dimaklumi. Proyek Listrik PLN untuk mengaliri listrik di seluruh penjuru tanah air ini memerlukan gas yang cukup besar sedangkan kenyataannya harga gas sudah merangkak naik di luar kewajaran.

Langkah pemerintah selanjutnya, sangat dinantikan oleh rakyat Indonesia, apakah hasil tambang ini dipergunakan sebanyak-banyaknya untuk kemakmuran masyarakat ataukah hanya untuk segelintir kepentingan kelompok atau golongan saja ????

Mari kita tunggu bersama......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun