Mohon tunggu...
Yudi Herry Prasetya
Yudi Herry Prasetya Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pengajar Kitab kitab karya ulama Salaf di perkampungan

Kepala Peningkatan Kualitas Guru Berpengalaman dalam Community Development sebagai Manajer Area di YEH Indonesia Pernah Menjadi Dosen AMIK Wahana Mandiri, dan STIE PELITA BANGSA Penyuka Diskusi Ilmu-ilmu Sosial, Politik, Ekonomi, Hukum dan Agama Tinggal di Tangerang WA (only) : 0813-1014-7891 https://twitter.com/yudi_abuzahra http://ask.fm/yudi_abuzahra https://www.facebook.com/Abuzahra.ibnu.Machtum https://www.instagram.com/yudi_abuzahra/

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pilkada Banten Perlawanan Melawan Politik Dinasti

30 September 2016   20:16 Diperbarui: 30 September 2016   20:21 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik Dinasti di Banten sangat mengakar kuat di Banten, diawali dengan terpilihnya Gubernur Banten Pertama yakni Djoko Munandar yang berpasangan dengan Ratu Atut Chosiyah yang merupakan anak pertama H. Chasan Shohib. Di sinilah Chasan Shohib mulai menancapkan kuku-kuku kekuasaannya bahkan beliau menyatakan dirinya sendiri sebagai Sang Gubernur Jenderal, Godfather nya Banten.

Ketika sang Gubernur Djoko Munandar terlibat korupsi yang menyebabkan lengsernya dari kursi Banten 1, maka Ratu Atut Chosiyah menggantikannya sebagai Pjs Gubernur hingga kemudian dilantik sebagai Gubernur definitif. Politik Dinasti mulai dijalankan dengan sangat rapinya dengan di mulainya penguasaan sumber-sumber politik dan ekonomi di seluruh wilayah Banten. Maka dapat diketahui oleh masyarakat bahwa keluarga ini menguasai wilayah Kota dan Kabupaten Serang, kabupaten Pandeglang, kota Tangerang Selatan sekaligus DPRD - DPRD nya. Beberapa wilayah yang belum dikuasai tinggal tersisa dua wilayah yakni kota dan Kabupaten Tangerang.

bantenreporter.com
bantenreporter.com
Melihat kenyataan tersebut Wahidin Halim, mantan Walikota Tangerang harus berusaha mengalahkan egonya ketika kalah bertarung melawan Atut dengan berpasangan dengan anaknya yang menjabat sebagai anggota DPR dari Fraksi Golkar Andika Hazrumy. Hilang sudah komitmen Wahidin Halim yang pada masa lalu adalah pengkritik nomor satu sistem politik Dinasti, justru sekarang berpasangan dengan anak bekas lawannya dalam pemilihan Gubernur periode lalu.

Melihat kenyataan seperti itu calon petahana yakni Rano Karno harus melawan politik dinasti yang telah mengakar kuat di seluruh Banten. Birokrat-birokrat Banten sangat mendukung terpilihnya Andika Hazrumy sebagai bagian dari trah politik Dinasti Banten, sehingga Rano Karno perlu memilih wakilnya yang juga dikenal sebagai pendiri Banten yakni Embay Mulya Syarif.

sindonews.com
sindonews.com
Siapakah Embay Mulya Syarif ?

Bagi masyarakat di luar Banten, tokoh ini memang belum banyak dikenal. Di Banten, ia dikenal sebagai tokoh Islam pembangun jaringan BMT, pemberdayaan masyarakat dan salah satu pendekar Banten. Selain itu ia juga dikenal sebagai seorang pengusaha sukses. Diharapkan dengan profil beliau yang relatif bersih di Banten, mampu melawan Wahidin Halim - Andika Hazrumy.

Perjuangan melawan politik Dinasti sangat berat, tetapi calon petahana Rano Karno-Embay Mulya Syarif berusaha melawannya, walaupun ketakutannya di Banten adalah terjadinya politik uang berupa serangan fajar yang kemungkinan terjadi pada hari H.

Wahidin Halim tergolong sukses ketika menjadi Walikota Tangerang selama dua periode, walaupun pada waktu pemilihan Gubernur periode lalu kalah dengan calon petahana yang mengusung Ratu Atut Chosiyah - Rano Karno, tetapi pilihannya kali ini dengan menggandeng Andika Hazrumy yang merupakan anak dari Ratu Atut Chosiyah membuat sebagian masyarakat kota Tangerang yang rasional mulai enggan memilihnya....

Menang atau kalah....tentunya kita akan lihat pada hari Rabu, 15 Februari 2017....

Semoga hasilnya menggembirakan......

bantenterkini.com
bantenterkini.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun