Mohon tunggu...
yudi hermawanto
yudi hermawanto Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pecinta buku, belajar sedikit menulis, dan suka film fiksi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mencetak Politisi Hebat dan Beradab Sejak Dini

13 September 2022   16:40 Diperbarui: 13 September 2022   16:45 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tim Sukses juga mengiringi kandidat saat mereka berkampanye dari kelas ke kelas. Layaknya jualan, tentu butuh kemampuan memasarkan diri mereka masing - masing. Inilah hebatnya. 

Tak ada satupun mata pelajaran yang secara spesifik memberikan tuntunan berkampanye. Semua mereka gali dari sumber- sumber informasi di internet, lalu di modifikasi, dengan tanpa pembelajaran di dalam kelas, sesuai karakter yang dibangunnya.

Kesempatan kampanye akbar diberikan kepada para calon saat upacara bendera telah usai. Meski grogi dan demam panggung, mereka mencoba mengatasinya secara mandiri. Nyaris tak ada intervensi dari guru pembina. Kemampuan menata hati dan pikir perlu dilakukan agar mereka mampu mengelola permasalahan yang kelak mereka hadapi.

Melalui visi dan misi, beberapa program ditawarkan kepada pemilih yang barangkali sama dengan sekolah - sekolah lain. Pembedanya adalah bagaimana cara meyakinkannya. Tentu tak cukup bergaya prince charming semata, tetapi juga cara dan strategi komunikasi. Melalui debat kandidat, visi misi itu dipertajam. 

Dok pribadi
Dok pribadi

Masing - masing kandidat membeberkan cara mencapai visi misinya. Kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancamannya. Meski sederhana, argumentasi yang disampaikan harus runtut. Inilah peran guru pendamping saat mendampingi debat kandidiat. 

Mereka harus mengarahkan cara membangun argumentasi yang tepat, sehingga bisa dipahami oleh si pendebat. Mental mereka diasah agar mampu menangani beragam pertanyaan. Ini penting karena sering tak nyambung antara penanya dan penjawab dalam berargumentasi. Malah sering adu suara saja ketimbang adu argumentasi.

Akhirnya pemilihan suara dimulai. Azasnya pun sama. Jujur adil bebas dan rahasia. Tahapannya juga sama. 

Melalui DPT, pemilih diundang untuk mencoblos di bilik pemungutan suara, lalu mengembalikan surat suaranya ke dalam kotak surat suara. Para petugas KPPS berpakaian berbeda, untuk menghasilkan   nuansa pemilu, dan bertugas pada pos - pos yang telah ditentukan.

Saat perhitungan suara tiba, masing - masing calon didampingi tim sukses mengikuti dengan tertib perhitungan suara. Mereka legowo, tak harus melakukan pemilu ulang, dugaan kecurangan atau hal negatif yang terjadi pada pemilu yang sesungguhnya.

Semuanya adalah pemenang

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun