Tim Sukses juga mengiringi kandidat saat mereka berkampanye dari kelas ke kelas. Layaknya jualan, tentu butuh kemampuan memasarkan diri mereka masing - masing. Inilah hebatnya.Â
Tak ada satupun mata pelajaran yang secara spesifik memberikan tuntunan berkampanye. Semua mereka gali dari sumber- sumber informasi di internet, lalu di modifikasi, dengan tanpa pembelajaran di dalam kelas, sesuai karakter yang dibangunnya.
Kesempatan kampanye akbar diberikan kepada para calon saat upacara bendera telah usai. Meski grogi dan demam panggung, mereka mencoba mengatasinya secara mandiri. Nyaris tak ada intervensi dari guru pembina. Kemampuan menata hati dan pikir perlu dilakukan agar mereka mampu mengelola permasalahan yang kelak mereka hadapi.
Melalui visi dan misi, beberapa program ditawarkan kepada pemilih yang barangkali sama dengan sekolah - sekolah lain. Pembedanya adalah bagaimana cara meyakinkannya. Tentu tak cukup bergaya prince charming semata, tetapi juga cara dan strategi komunikasi. Melalui debat kandidat, visi misi itu dipertajam.Â
Masing - masing kandidat membeberkan cara mencapai visi misinya. Kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancamannya. Meski sederhana, argumentasi yang disampaikan harus runtut. Inilah peran guru pendamping saat mendampingi debat kandidiat.Â
Mereka harus mengarahkan cara membangun argumentasi yang tepat, sehingga bisa dipahami oleh si pendebat. Mental mereka diasah agar mampu menangani beragam pertanyaan. Ini penting karena sering tak nyambung antara penanya dan penjawab dalam berargumentasi. Malah sering adu suara saja ketimbang adu argumentasi.
Akhirnya pemilihan suara dimulai. Azasnya pun sama. Jujur adil bebas dan rahasia. Tahapannya juga sama.Â
Melalui DPT, pemilih diundang untuk mencoblos di bilik pemungutan suara, lalu mengembalikan surat suaranya ke dalam kotak surat suara. Para petugas KPPS berpakaian berbeda, untuk menghasilkan  nuansa pemilu, dan bertugas pada pos - pos yang telah ditentukan.
Saat perhitungan suara tiba, masing - masing calon didampingi tim sukses mengikuti dengan tertib perhitungan suara. Mereka legowo, tak harus melakukan pemilu ulang, dugaan kecurangan atau hal negatif yang terjadi pada pemilu yang sesungguhnya.
Semuanya adalah pemenang