"Sebagai sebuah karakter, sikap disiplin tidaklah ada begitu saja. Perlu waktu lama dan berulang-ulang untuk menumbuhkannya. Disiplin ya disiplin. Bukan sebagai bentuk pemaksaan atas suatu hal. Ia dibutuhkan agar tercipta keteraturan diantara komunitas. Tanpa adanya kesepakatan tertentu, maka tinggal menunggu kerusakan atau kehancurannya.."
Disiplin sesungguhnya adalah hal mudah. Tak perlu pemahaman yang dalam agar mengerti bagaimana bertindak sesuai dengan kesepakatan yang dibangun itu karena sesungguhnya komitmen agar melaksanakan kesepakatan dimaksud itulah yang dinamakan disiplin. Tak ada perbedaan gender dari pelaku disiplin, semuanya mempunyai kewajiban yang sama.Â
Lingkungan sekolah adalah laboratorium kehidupan yang diantara salah satu perannya adalah membentuk karakter disiplin melalui pelaksanaan kesepakatan yang tertuang dalam peraturan dan tata tertib sekolah.Â
Sebuah aturan yang dibuat agar warga sekolah mempunyai visi yang sama, terstandarisasi, dan tentu saja telah melalui serangkaian pengujian oleh pihak sekolah terhadap kemampuan siswa dalam memenuhi aturan tersebut.
Dalam beberapa literatur penelitian, disiplin yang dimaksud adalah disiplin positif. Sebuah upaya mengontrol perilaku agar mempunyai karakter yang baik, yang dibentuk melalui sebuah hubungan dialogis, imbal balik.Â
Hidayat (2020) mengatakan bahwa disiplin positif adalah proses pendisiplinan melalui komunikasi yang jelas tentang harapan, aturan dan batasan serta melalui sikap keramahan, empati, hak asasi manusia, dan kesopanan.Â
Mengubah Mindset.
Penegakan disiplin dalam menjalankan aturan bukanlah suatu pemberian hukuman. Disiplin harus keluar dari hati yang paling dalam. Penuh kesadaran.Â