Mohon tunggu...
Yudi Hartono
Yudi Hartono Mohon Tunggu... Perawat-Blogger | ydhartono.com -

Seorang perawat yang hobi dunia teknologi, dan suka menulis. Sangat ingin sekali memiliki kedai kopi agar bisa menyajikan kopi yang nikmat. Blog pribadi www.ydhartono.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Media Sosial Adalah Pisau, Ukirlah Patung Yang Indah

15 Agustus 2017   23:12 Diperbarui: 16 Agustus 2017   14:25 4349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keluarga adalah tempat paling utama untuk membentuk karakter seseorang, dari keluarga kita belajar banyak hal. Kita belajar dari orangtua dengan melihat lalu menirunya, kita belajar berjalan, berkata-kata, ekspresi, perilaku, prinsip dan keyakinan agama. Apa yang diberikan oleh keluarga akan membentuk proses beripikir yang pada akhirnya akan membetuk karakter. Nila-nilai yang didapatkan dari keluarga akan menjadi referensi dalam berinteraksi dengan diri sendiri maupun orang lain.

Begitu besarnya peran keluarga dalam kehidupan, sudah semestinya kita harus belajar dan belajar bagaimana membangun keluarga yang tangguh. Dari keluarga anak-anak mendapatkan bekal menjalani kehidupannya. Keluarga yang harmonis dan penuh kasih sayang akan melahirkan mental anak yang lebih baik, dan sebaliknya keluarga yang tidak harmonis dapat mengganggu perkembangan mentalnya.

Kita bisa lihat bahwa akhir-akhir ini banyak anak muda yang bunuh diri, dan factor yang paling mendukung adalah bagaimana kondisi keluarga anak tersebut. Teknologi sudah berkembang pesat, keadaan sosial, ekonomi, dan budaya juga sudah banyak yang berubah, mau tidak mau keluarga harus belajar bagaimana menyikapi situasi yang berbeda. Keadaan dulu berbeda dengan saat ini, kadang solusi masa lampau tidak dapat menyelesaikan masalah saat ini.

Sebelum teknologi berkembang pesat seperti saat ini, informasi yang kita dapatkan sangat terbatas dan mudah dikontrol. Informasi hanya terbatas disuatu lingkungan tertentu saja, seperti teman atau kelompok masyarakat. Konten-konten negative sulit menyebar karena terbatasnya wilayah, selain itu masyarakat juga masih menjunjung tinggi norma dan budaya

Berbeda dengan sekarang, dimana teknologi sudah berkembang pesat. Salah satunya media sosial yang memberikan kemudahan berbagi informasi, baik positif atau negative. Media sosial akan menerima apapun informasi yang kita berikan dan kita juga dapat menerima semua informasi yang ada di media social. Kemudahan berbagi informasi inilah yang banyak disalah gunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyebarkan kebencian, sara, fitnah, dan pornografi.

Media sosial bagaikan pisau, dia tidak bisa disalahkan atau dibenarkan. Kita hanya perlu belajar menggunakan pisau untuk mengukir patung yang indah bukanya untuk membunuh atau melukai diri sendiri. Saya menganalogikan media sosial seperti sebuah pisau agar mudah dipahami, sehingga kita dapat menempatkannya pada posisi tepat.  Saya banyak menemukan orang yang menganggap bahwa media social adalah sesuatu yang buruk dan menyalahkan keberadaannya, media sosial dianggap hanya sebagai tempat fitnah, sara dan konten pornografi.

Kalau kita melihat dari sisi yang berbeda, media sosial juga sangat bermanfaat, tidak hanya berisi konten negatife media sosial juga banyak konten-konten yang positif. Media sosial bisa digunakan untuk belajar, dakwah, bisnis, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu melarang media sosial sama sekali kurang tepat, lebih baik bagaimana menggunakan media sosial sebagai alat untuk belajar dan berbagi hal-hal yang bermanfaat.

Media sosial cukup dibatasi, dan diawasi. Kalau kita gunakan analogi pisau maka pemerintah harus membuat pisau yang aman untuk digunakan dan masyarakat juga harus menggunakan pisau tersebut dengan benar. Pisau yang aman akan melindungi kita dari terluka akibat pisau tersebut. Pisau juga sangat bebahaya, tidak semua usia boleh menggunakannya. Apakah anak kecil boleh bermain-main dengan pisau? Tentu tidak boleh karena dapat melukai dirinya sendiri. Bahkan orang tua yang tidak hati-hati menggunakan pisau pun akan terluka. Jadi gunakanlah media social dengan benar dengan menyebarkan  pesan dan ide-ide yang sangan bermanfaat, bukannya menyebarkan berita negative seperti sara, fitnah, dan pornografi.

Mari gunakan pisau untuk mengukir patung yang indah, Jangan gunakan pisau untuk melukai diri sendiri atau membunuh orang lain. Mari gunakan media social untuk membangun keluarga berketahanan, jangan gunakan media social untuk menyebar kebencian, fitnah, sara, dan pornografi. Menggunakan media social dengan bijak adalah suatu kewajiban.

Bagaimana menggunakan media social untuk membangun keluarga berketahanan ?

  • Sebarkanlah hanya informasi yang bermanfaat, perlu juga diperhatikan sumbernya, jangan menyebarkan informasi yang tidak jelas. Jangan menyebarkan konten berbau sara, kebencian, fitnah, dan pornografi. Lebih baik jangan menyebarkan berita yang kita ragukan kebenarannya. Media sosial saat ini banyak digunakan untuk memfitnah dan menjatuhkan seseorang, jadi harus lebih hati-hati.
  • Batasi informasi pribadi di media sosial. Jangan share atau posting hal-hal yang bersifat rahasia, privasi. Data pribadi yang terekspose dapat digunakan oleh orang tak bertanggung jawab untuk memeras, merampok, dan mencuri file penting.
  •  Jangan sampai kecanduan media social. Berinteraksilah secara nyata, kunjungi teman atau saudara. Gunakan media social hanya bila sangat diperlukan. Kecuali kita adalah orang yang bekerja dan mencari nafkah melalui media social.
  • Buat komunitas belajar, bisnis, amal yang bermanfaat bagi masyarakat. Dengan mengikuti  komunitas di media social, mudah berbagi informasi, tanpa harus hadir di satu tempat yang sama.
  • Beritahu anak akan bahaya media sosial, seperti pemerasan, penipuan, dan bahaya konten negative yang dapat merusak pikiran anak. Bahaya konten pornografi. Anak kenalkan dengan media social tetapi jangan berikan wewenang untuk menggunakan sepenuhnya. Jelaskan apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan di media sosial.
  • Dan yang paling utama adalah bekali diri dengan ilmu. Media sosial hanyalah alat, yang paling penting adalah kita, orang yang menggunakan alat tersebut. Tanamkan nilai-nilai kesopanan, kejujuran, kebaikan dalam keluarga. Ajarkan sikap saling menghargai dan mengasihi, membantu dan saling tolong menolong. Diharapkan tetap memegang teguh nilai-nilai tersebut saat bermedia sosial.

Media sosial tidak dapat dihindari meski banyak dampak negatifnya, mari lebih bijak dalam menggunakannya sehingga mendapatkan manfaatnya. Ayo.. melalui media social kita bangun keluarga yang berketahanan.

Link share

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun