Mohon tunggu...
Yudi Hardi Susilo
Yudi Hardi Susilo Mohon Tunggu... Apoteker - Master of Clinical Pharmacy

Pernah belajar tentang obat dan racun

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kentalnya Nuansa Indonesia di Masjid-masjid Kota Bangkok

22 Agustus 2017   17:24 Diperbarui: 23 Agustus 2017   03:29 6253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

dok.pribadi
dok.pribadi
3. Masjid Jawa (Jawa Mosque )

Dari namanya Jawa Mosque, awalnya saya pikir khotbahnya bakal disampaikan dengan bahasa Jawa atau paling tidak menggunakan bahasa Indonesia, namun ternyata tidak, seluruh pengantar tatacara ibadah jumat disampaikan dengan bahasa Thai sehingga hanya ayat-ayat Al-Qur'an sajalah yang bisa dimengerti oleh jamaah seperti saya. 

Hal yang menarik ketika sampai di halaman masjid banyak tersedia makanan yang terhampar. Saya pikir ada orang yang jualan ternyata makanan itu merupakan sumbangan dari warga sekitar dan dikonsumsi oleh jamaah setelah sholat jumat. Sebagian penyumbang ada yang minta didoakan oleh jamaah agar dimudahkan rezekinya.

dok.pribadi
dok.pribadi
Yang menarik adalah sejarah dari Jawa Mosque ini, seperti terlihat pada papan di depan masjid dengan tulisan Thai dan bahasa Inggris dibawahnya yang berbunyi : 

" In the reign of King Mongkut (King Rama IV) of Rattanakosin Kingdom, there were Javanese from Java Island (now is a part of Indonesia) been travelling to trade and some settle in Thailand. Some Javanese had expanded and lived in old ice factory alley, Kokkrabue subdistrict, Bangkrak distric, south Sathorn canal (now it is Yanawa subdistrict, Sathorn district). Later in the reign of King Chulalongkorn (King Rama V), he considered to hire Javanese to garden the Grand Palace and government buildings. The Javanese then arrived and immigrated increasingly. 

They agreed to establish a mosque as center for Javanese setters and workers in that periode. In B.C. 1945, Hj Muhammad soleh bin Hasan, a Javanese trader had donated his land which included 12 wa at western, 14 wa at eastem and 12 wa at northem (556 square meters) to build a mosque, Its architecture is Semarang central Jawa style, the bulding is a single storey with a roof layers. Jawa Mosque had been established with the cooperation of Javanese and Muslims in the community. There was Hj Muhammad Soleh bin Hasan appointed as the first Imam. Later, the mosque was registered as the fourth Mosque on November.

dok.pribadi
dok.pribadi
Masjid Jawa ini memang menarik untuk didatangi, karena disana ada juga bedug seperti bedug-bedug di Jawa tengah yang terbuat dari kulit binatang. Sewaktu mengikuti ibadah jumat disana, meski terdengar tidak begitu jelas karena menggunakan bahasa Thai namun pengurus masjid mengumumkan perihal partisipasi Kedutaan Indonesia untuk melaksanakan kegiatan di masjid tersebut. 

Semoga info ini bermanfaat bagi yang mau traveling ke Bangkok, kalau bisa mampir dan sumbang juga masjid di sana :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun