Mohon tunggu...
Yudi Hanafi
Yudi Hanafi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

“Ketika sebuah karya selesai ditulis, artinya pengarang tidak pernah mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi”

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN UPI Sosialisasi Calistung sebagai Sarana Pengentaskan Buta Aksara

17 Agustus 2022   21:36 Diperbarui: 17 Agustus 2022   21:39 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sosialisasi bersama wali kelas dua dan tiga

                                

Selama dua tahun lebih, Indonesia dan negara lainnya di dunia telah dilanda oleh pandemi Covid-19. Kondisi ini mempengaruhi kehidupan sehari-hari seluruh kalangan masyarakat. Hampir setiap sektor kehidupan mengalami kemunduran dan permasalahan yang kompleks. Hal inilah yang mengakibatkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik dengan mengusung tema "Pemberdayaan Masyarakat berbasis SDG's Desa dan MBKM". SDG's ini berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan desa yang di dalamnya mencakup Desa Tanpa Kemiskinan dan Kelaparan, Desa Ekonomi Tumbuh Merata, Desa Peduli Kesehatan, Desa Peduli Lingkungan, Desa Peduli Pendidikan, Desa Ramah Perempuan, Desa Berjejaring, dan Desa Tanggap Budaya untuk percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Berdasarkan banyaknya fenomena yang terjadi di lapangan, terutama di sektor pendidikan, problematika Learning Loss pada peserta didik merupakan kendala yang paling banyak dan umum terjadi. Learning loss dapat dilihat dari cara belajar, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang kian menurun. Tidak hanya itu, aspek lainnya yang juga mengalami penurunan adalah kemampuan afeksi. Hal inilah yang mendasari kelompok 86 melaksanakan KKN yang mengusung tema Desa Peduli Pendidikan. Pelaksanaan kegiatan KKN Tematik sendiri dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan individu. Penulis sendiri melakukan kegiatan KKN di SDN Karangmekar Mandiri 1 Kota Cimahi yang berfokus pada "Sosialisasi CALISTUNG". CALISTUNG sendiri mempunyai arti membaca, menulis, dan berhitung pada proses kemampuan akademik yang harus mulai dikuasai anak dari mulai sekolah dasar.

Sebelum melaksanakan program kerja, kelompok kecil 86 melakukan survei terhadap beberapa kelas di SDN Karangmekar Mandiri 1 guna mengetahui kelas yang mengalami kendala CALISTUNG, Hasil dari observasi tersebut diperoleh data satu kelas, yaitu kelas 2 D yang beberapa peserta didiknya mengalami kendala dalam kemampuan CALISTUNG (Senin, 25 Juli 2022).

      Kartu huruf sebagai media pembelajaran
      Kartu huruf sebagai media pembelajaran


"Ada beberapa siswa yang memang mengalami kesulitan pada proses membaca, menulis, dan berhitung. Mereka ada yang sudah kenal huruf, namun pada penulisannya, masih terdapat kesalahan. Begitu pula dengan proses membaca. Ada beberapa siswa yang sudah lancar membaca, tetapi kurang saat berhitung," ujar Sri Hartati, Wali Kelas 2D (Kamis, 28 Juli 2022). Setelah mendapatkan informasi dan mengetahui kemampuan peserta didik dalam membaca, menulis, dan berhitung, peneliti bersama beberapa anggota kelompok kecil merancang metode dan media pembelajaran yang dapat memfasilitasi proses pembelajaran CALISTUNG pada peserta didik. Adapun metode yang digunakan oleh penulis adalah metode Structural Analytic Synthetic (SAS) yang mendukung pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan dimulai menggunakan kartu huruf dan media gambar

 

Pada prosesnya, peserta didik yang mengalami kesulitan membaca dan berhitung dibimbing secara khusus oleh anggota kelompok menggunakan metode yang berbeda dan telah dimodifikasi guna mempermudah peserta didik dalam membaca dan berhitung. Sementara itu, peserta didik yang mampu membaca dan berhitung secara lancar dibimbing menggunakan metode yang telah dibuat sebelumnya. Selain dilakukan pembelajaran secara khusus, dilakukan juga pendekatan pada peserta didik yang mengalami kesulitan CALISTUNG untuk mengetahui permasalahan yang melatarbelakangi peserta didik tersebut. Permasalahan yang timbul dalam diri peserta didik diakibatkan oleh faktor keluarga sebagai sumber internal peserta didik, seperti kurangnya bimbingan, perhatian, dan kepedulian orang tua serta faktor eksternal, seperti gangguan berbahasa (disleksia) terhadap peserta didik. "Aku di rumah gak ada yang membimbing dan bantu belajar, kak, jadi pulang sekolah kadang suka main sama adik dan suka lupa belajar," ujar Ulfa, salah satu peserta didik kelas 2D (Jumat, 29 Juli 2022).

 

             Proses pembelajaran di kelas
             Proses pembelajaran di kelas


Guna mendukung pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas, penulis dan kelompok kecil memberikan bentuk apresiasi, berupa makanan ringan untuk menarik minat peserta didik agar berperan aktif terhadap pembelajaran yang berlangsung. Selain itu, penulis dan kelompok kecil menyiapkan beberapa soal evaluasi untuk mengukur kemampuan peserta didik setelah dilakukannya pembelajaran. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh penulis dan kelompok kecil dilakukan dalam waktu singkat, sehingga tercapainya pembelajaran masih dirasa kurang dalam meningkatkan kemampuan berhitung peserta didik yang terkendala. Namun, jika dilihat dari proses pembelajaran di kelas terkait membaca, menulis, dan berhitung dapat diketahui hampir seluruh peserta didik sangat antusias dan memiliki minat yang tinggi terhadap pembelajaran. Dikarenakan waktu pelaksanaan yang singkat, penulis dan kelompok kecil memberikan sosialisasi terhadap wali kelas atas pelaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan masukan untuk mengembangkan pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media interaktif guna menunjang suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan. 


             Foto bersama peserta didik kelas dua
             Foto bersama peserta didik kelas dua
                                    

Dalam kurun waktu tiga hari, pelaksanaan kegiatan KKN di SDN Karangmekar Mandiri 1 telah usai dilaksanakan. Pada kesempatan tersebut, penulis dan kelompok kecil menyiapkan media berupa kertas HVS berwarna untuk menuliskan kesan dan pesan yang dirasakan peserta didik selama kegiatan tersebut dilangsungkan. "Asik belajarnya, senang belajar kelompok, seru belajar dengan kakak-kakaknya," tulis Aliah, salah satu peserta didik kelas 2D. Selain itu, kesan dan pesan lain disampaikan oleh Khrisna, "Seru dapat hadiah, seru bermain dengan teman, seru menggambar, seru menulis, dan seru membaca." (Rabu, 3 Agustus 2022).

 

Program yang dilaksanakan dengan cara yang menarik dan sesuai dengan perkembangan anak ini menjadi pengalaman berharga bagi seluruh peserta didik. Melalui kegiatan ini diharapkan pemenuhan hak asasi peserta didik terutama pendidikan menjadi perwujudan SDGs goals.  Pembangunan berkelanjutan atau SDGs ini merupakan kesepakatan bersama antar negara agar semua warga negara berkesempatan memenuhi haknya tanpa pengecualian.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun