Mohon tunggu...
Yudi Hamdan Dardiri
Yudi Hamdan Dardiri Mohon Tunggu... Guru - Matematika

SMPN 2 Talaga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Intisari Visi Guru Penggerak dan Budaya Positif

8 Juni 2022   23:03 Diperbarui: 8 Juni 2022   23:21 1306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selanjutnya, selain dengan keyakinan kelas sebagai salah satu penanaman nilai-nilai positif di dalam kelas, untuk menciptakan budaya positif di sekolah guru pun harus bisa berperan sebagai manajer. Guru harus mampu menjalankan kontrol kelasnya. Guru menjadikan posisi sebagai pengontrol dari keberlangsungan terciptanya lingkungan kelas yang memberikan kenyamanan kepada seluruh murid tanpa dibeda-bedakan. 

Guru memberikan perlakuan yang sama baik kepada laki-laki kepada perempuan, kepada yang memili ke kemampuan yang lebih dari temannya ataupun murid-murid yang memiliki keterbatasan baik dari segi fisik 

dari segi kemampuan tetap diberlakukan sama. Mereka memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pelayanan prima dari gurunya. Guru bisa menjadi teman berbagi pengetahuan dan pengalaman bagi murid-muridnya. 

Di sana guru tidak lagi menjadi pusat pengetahuan dan pembelajaran Tapi semua warga yang berada di dalam kelas tersebut, baik itu murid ataupun guru menjadi sumber pembelajaran dan menjadi subjek pengetahuan. 

Dengan manajerial guru, pembelajaran tidak lagi terpusat kepada guru akan tetapi muridlah yang menjadi pusat pembelajaran tersebut. Murid menjadi sumber pembelajaran. Murid menjadi sumber pengalaman. Murid menjadi sumber pengetahuan bagi seluruh warga kelas.

Selain itu, dalam Modul Budaya positif juga guru harus mampu mengambil sebuah siasat dalam Menindaklanjuti terhadap apa-apa yang terjadi pada murid. Murid yang melakukan kesalahan seperti mencontek, bolos sekolah, mengobrol Atau kesalahan-kesalahan lainnya maka guru menjalankan restitusi dan ketika misalkan Murid memiliki sebuah permasalahan atau sesuatu hal yang 

harus ada solusi atau harus ada keputusan maka guru mampu memerankan dirinya sebagai coach bagi mereka. Guru mampu menggali potensi-potensi kekuatan-kekuatan yang ada dalam murid itu sendiri. 

Dengan beberapa pertanyaan reflektif guru mampu menggali apa yang menjadi potensi murid tersebut, sehingga dengan potensi murid tersebut murid dapat menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa harus diberikan arahan 

untuk menyelesaikannya ataupun tidak mencontoh terhadap pengalaman-pengalaman gurunya. Murid menyelesaikan masalah dengan kekuatan dan potensi yang dimiliki oleh mereka sendiri dan 

guru hanya mampu dan berusaha untuk melejitkan setiap potensi yang dimiliki oleh murid-muridnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun